Bab 32. 제발! (Please!)

1.5K 227 30
                                    

'Sakit. Dingin. Tolong. Sakit..'

💎💎💎

Aku merasakan tubuhku di gendong, tapi aku belum ingin membuka mata, rasanya aku sedang bermimpi.

'Harusnya aku membawa Ahjumma juga. Aku membutuhkan seseorang untuk mengurusnya.'

'Saya akan kembali untuk membawa Ahjumma pergi. Tuan jangan khawatir, kami bisa menyusul.'

'Oke, baguslah. Aku lupa betapa merepotkannnya anak ini.'

Suara Namjoon terdengar jauh, aku yakin yang mengendongku bukan dia tapi Zitao. Aku pura-pura masih terlelap tidur. Lalu, badanku di rebahkan di sebuah kursi rendah. Mungkin kursi mobil yang sengaja dibuat senderan punggungnya rendah agar aku nyaman tertidur. Bau parfum asing yang maskulin tercium ketika Zitao memasangkan sabuk pengaman.

Suara pintu mobil tertutup dan aku rasa Namjoon mengendarai mobil kali ini, karena aroma parfumnya seperti Namjoon.
'Besok harus sudah tiba.'

'Tentu.'

Selama perjalanan menuju rumah pantai inginnya aku kembali tertidur. Aku tidak ingin memikirkan kalau Namjoon menganggapku merepotkan. Selama ini aku pikir Namjoon tidak mempermasalahkanku. Tapi aku muak dengan sikapnya yang rumit.
Sudah cukup aku pura-pura tidur. Aku bangun, membuka sabuk dan mencoba membenarkan kursi.

Namjoon melirikku, "Oh, hei, sudah bangun? Sudah mendingan?" Dia sibuk menyetir.

"Ya, aku baik." Jawabku. "Maaf kalau aku sering merepotkanmu."

Namjoon tersenyum, "Kau tidak merepotkan."

Aku muak.
"Mr. Kim, kalau kau kerepotan mengurusku-"

"Kau tidak merepotkan, Jaelin." Namjoon membelokkan stir menyesuaikan dengan jalan yang sedikit berkelok.

Aku menghembuskan helaan napasku, "Ada yang ingin aku bicarakan lagi." Aku memandang lurus ke jalanan yang lengang. "Aku sebenarnya menonton siaran berita ketika di hotel." Aku melihat pada Namjoon memastikan ekspresinya, bibirnya menyunging kesatu arah. "Flat Jungkook terbakar dan ada kecelakaan mobil, ada satu korban yang terlihat seperti temanmu, Yoongi. Keduanya terjadi seperti bukan kebetulan. Kau tahu aku kabur dan Jungkook menyelamatkanku. Aku yakin, kau juga tahu kalau Jungkook adalah adiknya Yoongi."

Namjoon menyeringai, "Memangnya apa yang kau pikirkan?"

Aku menggeleng, "Itu semua ulahmu. Kenapa? Demi Tuhan! Jungkook hanya menolongku, dia tidak punya salah apapun padamu!"

"Yang benar saja," Namjoon mencemooh, "Dia menyentuh dan menciummu ketika kau tertidur. Kau pikir Jungkook tidak melakukan apapun ketika kau terlelap? Dia hampir melecehkanmu dan si brengsek Yoongi malah mengusirmu, dia tidak membantu sama sekali. Mereka berdua pantas mendapatkannya." dia mencengkram kemudi dengan kencang.

"Bohong, Jungkook tidak melakukan apapun padaku, dia bersikap baik padaku. Kau jahat!"

"Aku tidak jahat. Jungkook yang kau puja-puja itu hampir memperkosamu, bukankah dia dalam keadaan mabuk ketika menolongmu? sayang sekali dia tidak ikut terbakar."

"Tidak mungkin, Jungkook bukan orang seperti itu! Lagipula dari mana kau tahu apa yang dilakukan Jungkook? Darimana informasi itu kau dapatkan? Dari Zitao? Apakah dia mata-mata yang kau kirim untuk mengawasiku seharian?!"

"Tidak penting aku mendapatkan informasi itu dari siapa. Yang pasti, Jungkook bukan orang baik seperti yang kau kira."

"Aku tidak bisa mempercayaimu! Kau saat itu sedang sibuk bercinta dengan Mina, kau juga tidak tahu kalau aku kabur! Aku telah mendengar semua yang kau lakukan pada Jimin. Kau membuat perusahaan ayah Jimin bangkrut! Aku juga melihatmu mencium Mina, kau menjalin hubungan dengan Mina tanpa sepengetahuanku. Aku mendengarnya sendiri, aku melihatnya sendiri! Kau brengsek! Bajingan!!"

✔ Mr. Kim || Kim Namjoon (RM) Fanfic AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang