🌷🌷🌷
Sequel of Mr. Kim
🌷🌷🌷
Bab 24
.
.
.
Suami Haruki sepertinya tidak suka dengan keberadaanku di sini. Walau kata Haruki suaminya memang terlihat tidak ramah, tapi dia baik. Kata Haruki istilah bagusnya adalah Tsunder. Aku tidak paham tapi aku berusaha berjaga jarak dari suami Haruki.
Aku mengatakan pada Haruki kalau aku akan mencari pekerjaan karena kekhawatiran keuanganku. Haruki awalnya tidak mengizinkan, tapi aku bersikeras karena aku juga kuat, hamilku baru sebulan, aku akan mengambil pekerjaan ringan. Maka dari itu, Haruki mengusulkan kalau aku bekerja di rumah kami dulu, rumah itu sekarang jadi penginapan. Katanya, di sana sedang diperlukan resepsionis penerima tamu yang bisa berbahasa asing.
"Ada tamu dari Korea yang tidak terlalu lancar berbicara Jepang, lalu jika musim gugur suka ada tamu dari negara lain, kemarin dari Jerman, kalau tidak salah sekarang dari Cina, kau kan bisa bahasa cina juga, kau bisa bekerja di sana sebagai penerjemah sekaligus penerima tamu." Kata Haruki.
"Kalau aku bekerja di sana, kau yang memberiku gaji?" Tanyaku, "Aku tidak yakin, aku hanya tidak mau membebanimu."
"Kau tidak membebaniku, Jaelin."
"Tapi sekarang berbeda. Dulu aku tinggal bersama keluargamu karena Namjoon membiayai semuanya. Sekarang, kalau aku tinggal di sini, aku akan membebanimu, secara tidak langsung kau membiayai hidupku."
"Jaelin, kenapa kau berpikir seperti itu? Aku ini keluargamu, kau sudah seperti adikku sendiri. Jadi jangan katakan hal yang menyakiti hatiku seperti itu." Haruki mengerutkan keningnya, "Mau dulu atau sekarang, kau bukan orang asing untukku."
"Maka dari itu, aku sangat berterimakasih padamu. Tapi aku belum bisa membalas budi padamu."
"Dengar, jangan pikirkan balas budi denganku. Aku tidak mau kau membicarakan soal balas budi. Kau itu adikku, titik. Tidak ada yang salah kalau adik sendiri bekerja di tempat kakaknya." Kata Haruki, "Kau mau bekerjakan?"
"Mau."
"Lagipula, yang memberimu gaji bukan aku, tapi ada orang yang mengelola penginapanku. Dia orang terpercaya, jadi jangan khawatir kau menerima gaji dariku. Aku tidak akan memberimu gaji." Katanya.
Aku terkekeh, "Terimakasih banyak Ka,"
Haruki tersenyum, "Baru kali ini kau memanggilku kakak."
Mataku berkunang-kunang, "Terimakasih kakak."
Jadi, aku akan pergi ke Fukuoka dan tinggal di sana untuk bekerja serta untuk bertahan hidup.
Haruki langsung memberitahu orang kepercayaannya bahwa aku akan bekerja di sana dan tinggal di sana. Haruki memberitahuku kalau di sana sudah ada satu pekerja wanita untuk urusan beres-beres sekaligus mengurus dapur, resepsionis mereka mengundurkan diri karena akan pindah ke kota lain ikut suaminya, jadi aku akan mengantikan wanita itu sebagai resepsionis atau penerima tamu sekaligus ikut menjadi tukang beres-beres kalau-kalau si koki sibuk di dapur. Haruki juga mengatakan aku akan bertanggung jawab untuk menghitung uang masuk atau uang pembayaran para pelanggan. Aku harus bisa menghitung keuangan mereka.
Aku menyanggupinya. Menghitung keuangan atau menjadi kasir tidak akan menjadi masalah, aku sudah mendapatkan ilmunya selama kuliah di Hongkong walau sebentar. Tapi, beres-beres rumah akan menjadi masalah, beres-beres membutuhkan tenaga, tipe pekerjaan fisik selalu menghawatirkanku, takut kalau aku kecapean atau tidak akan sanggup. Tapi aku akan mengusahakannya. Ini mudah, aku hanya perlu terbiasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Mr. Kim || Kim Namjoon (RM) Fanfic AU
Fanfiction[Bahasa Indonesia] - TAMAT. Follow me for complete story. Summary: Ada seorang pria dewasa yang menyewa kamar tamu di rumahku. Ibuku yang mata duitan itu menyewakannya karena dia butuh uang. Mungkin kami butuh uang. Pria dewasa ini mengaku seorang m...