'.....Kami terjebak dengan Namjoon.......'
💎💎💎
Menjelang siang aku duduk di kursi berselonjor kaki ke meja di beranda belakang rumah antik Namjoon, ditemani segelas jus jeruk berembun karena es batunya meleleh. Bibi pelayan berada di gazebo taman kecil sedang menanam tomat. Matahari hari ini menyorot panas, walau begitu angin masih bertiup kencang. Aku meneguk jus dengan kerongkongan kering, rasanya sejuk dan nikmat. Aku kecap bibirku setelah menghabiskan jus dan menyimpan gelas di meja, rasa manis jeruk tertinggal di bibirku ketika aku menjilatnya. Itu mengingatkanku pada ciuman Namjoon yang manis setelah aku berpakaian.
Omong-omong soal Namjoon, dia pergi ke suatu tempat untuk bertemu dengan kolega lainnya yang sempat mampir liburan ke sini. Aku tidak banyak bertanya hanya mengatakan padanya untuk hati-hati dan pulanglah lebih cepat karena kami akan menaiki kapal sore ini. Namjoon menciumku dengan penuh perasaan, aku bisa mengartikan kalau dia sudah merasa baikkan dengan emosinya. Kata Bibi, Namjoon memang memiliki emosi yang tidak stabil setelah dia kehilangan Istrinya. Padahal itu sudah lama sekali delapan tahun yang lalu tapi Namjoon masih sangat sentimental jika berhubungan dengan Seora.
Aku dan bibi sempat berbicara lama berdua tadi, secara diam-diam dan tidak diketahui orang lain, kami berbicara di gudang makanan ketika Bibi berusaha membawa keju dan bahan makan lain untuk makan siang, aku membantunya dan kami berbicara disana.Aku menatap Bibi yang sedang bersusah payah menanam bibit tomat. Sekarang dia sendirian di sini, pelayan tua yang memitnahku sudah Namjoon pecat, sekarang hanya ada Bibi, satu petugas kebun, dan satu supir. Harusnya menanam urusan tukang kebun, tapi hari ini tukang kebun izin, sebenarnya Bibi yang menyuruhnya izin agar kami bisa berbincang berdua. Si tukang supir juga sedang sibuk mengantar Namjoon. Walau begitu kami tidak bisa berbicara leluasa, masih ada orang yang selalu mengawasiku, orang yang bahkan aku tidak tahu dia ada tapi selalu mengikutiku dan memberikan informasi mengenaiku pada Namjoon.
Bibi pelayan berjalan ke arahku, "Nona, mau saya ambilkan cemilan lain?"
Aku mengeleng, "Tidak, terimakasih. Apa berkebunnya sudah selesai?" Tanyaku.
"Iya, Nona."
"Kalau begitu, sekarang siapkan aku makan siang. Aku lapar." Kataku. Bibi mengangguk dan melangkah ke dapur, aku mengikutinya. "Aku ingin Kalguksu dan kimbab ." Aku duduk di kursi pantry ketika Bibi mencuci tangannya dan mengelap tangan.
Dia mengeluarkan bahan makanan dari kulkas. "Tentu Nona, ada lagi yang Anda inginkan?"
"Apa Namjoon akan pulang sekarang? Dia belum makan siang."
Bibi tersenyum sambil memotong sayuran. "Saya yakin, Tuan Kim pasti akan makan siang di luar." Katanya.
Alisku naik, "Benar juga. Buatkan itu saja, aku tidak bertele-tele soal makanan. Apapun sebenarnya aku bisa memakannya hehe.."
Bibi hanya tersenyum, dia membuat sup jjampongnya terlebih dahulu. Aku memperhatikan sambil memikirkan pembicaraan aku dan Bibi tadi di gudang makanan.
Aku sempat bertanya mengenai kematian Seora, Bibi hanya menceritakan apa yang dia tahu dari pelayan-pelayan yang sewaktu itu bekerja untuk Seora. Namun seluruh rahasia kehidupan Namjoon dan Seoran ada pada Pelayan tua yang memitnahku. Beruntungnya, Bibi sempat menguping pembicaraan Namjoon ketika mengintrograsi pelayan tua sebelum dia di pecat dan pergi.~~
'Seora meninggal karena kecelakaan tunggal, mobilnya berguling ke jurang ketika dia hendak pulang, polisi memperkirakan kejadian terjadi pada tengah malam ketika salju pertama datang, jalanan yang licin menjadi penyebab utama mobil kehilangan kendali, mobil sempat menubruk pembatas jalan sebelum terguling jatuh ke jurang. Tuan Kim tidak mempercayainya, dia tidak menerima jika istrinya meninggal begitu saja. Tuan Kim sempat depresi, dia tidak melakukan apapun selama sebulan penuh, mengurung dirinya di rumah ini. Dulu itu, yang menemaninya hanya pelayan tua dan pembantu lainnya. Tuan Kim hidup sendiri, dia tidak punya siapapun.'
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Mr. Kim || Kim Namjoon (RM) Fanfic AU
Fanfiction[Bahasa Indonesia] - TAMAT. Follow me for complete story. Summary: Ada seorang pria dewasa yang menyewa kamar tamu di rumahku. Ibuku yang mata duitan itu menyewakannya karena dia butuh uang. Mungkin kami butuh uang. Pria dewasa ini mengaku seorang m...