Kencan dengan Jimin itu membosankan. Eh Salah!
Mengasikkan.
💎💎💎
Pada pukul dua siang, aku dan Jimin menaiki wahana Viking. Aku tertawa sepanjang perahu kayu itu melambung-lambung, sedangkan Jimin berteriak ingin turun. Kami pakai bando telinga kucing, hanya aku yang pakai beserta sarung tangan kucingnya, Jimin tidak mau karena warnanya merah muda.
Aku pesan Curros, Jimin pesan Moca. Kami makan saling menyuapi di stand random yang ada di depan toko.
"Kita akan pulang kapan?" tanya Jimin.Aku melirik wahana yang ada di Lotte Word , "Kita belum mencoba semua wahana." Kataku.
"Aku lapar, mau makan. Jadi, jangan bawa pada wahana yang memusingkan. Aku tidak mau muntah." Jimin sama saja sepertiku, kalau sudah lapar, mana tahan.
"Kita makan burger yu, di stand sebelah." Aku mengajak Jimin tapi Jimin menggeleng.
"Aku mau Ayam."
"Ya sudah, yang penting aku juga makan. Setelahnya kita pergi ke rumah hantu, hanya itu yang tidak akan memusingkanmu."
"Tidak mau."
****
Kami menghabiskan banyak waktu, pulang pada pukul tujuh malam ke rumah Jimin. Aku mandi dan memakai piyama biru bergambar anjing kuning aneh. Jimin memakai kaos putih dan celana pendek. Kami menonton film lucu di ruang santai sambil makan pop corn. Aku duduk di antara kaki Jimin, menyandar di dadanya sementara di atas kakiku ada semangkuk besar pop corn. Kami tertawa bersama, aku menyuapinya pop corn. Di tengah film Jimin berbisik di telingaku. Katanya dia habis beli sesuatu yang akan berguna untuk kita. Aku tidak penasaran tapi Jimin memaksaku untuk melihatnya.
"Kau beli pengaman?!" aku terkejut begitu lihat apa yang ada di tangan Jimin.
"Kemarin, saat kau marah aku tidak becus menciumu aku langsung mempelajari apa yang aku butuhkan. Aku cari informasi, aku tonton video dan aku beli ini ke minimarket yang jauh dari sini. Aku beli dengan harga dua kali lipat untuk uang saku tutup mulut si kasir yang tidak mau memberiku ini. Jadinya aku beli dua yang bergerigi dan yang halus." Penjelasannya buat aku mengangga.
"Yang bergerigi?" tanyaku dengan alis kening yang naik, aku tertawa sekilas lalu ambil satu kotak pengaman yang katanya bergerigi. Aku buka dan melihat barang itu dari tanganku. "Benar-benar bergerigi. Ini seperti sarung tangan cuci piring ibuku." Aku tertawa, Jimin juga tertawa sampai air matanya keluar.
"Apa aku salah lagi ya?" tanya Jimin, aku menggeleng.
"Tidak, hanya saja. Aku juga baru tahu kalau pengaman ada berbagai bentuk begini. Apa ini ada rasanya?"
Jimin menoyorku dengan main-main. "Tidak ada, hanya harumnya seperti buah-buahan."
Aku baui pengaman yang bergerigi, baunya harum. "Ini harum berry. Rasanya seperti permen karet. Aku ingin mengunyahnya."
Jimin menggeram rendah, "Shit, jangan mengodaku." Dia mendorongku dari pangkuannya. Aku lirik aneh pada Jimin yang duduk gelisah. Lalu begitu lihat celananya yang menggembung, barulah tahu kalau dia sedang horny.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Mr. Kim || Kim Namjoon (RM) Fanfic AU
Fanfiction[Bahasa Indonesia] - TAMAT. Follow me for complete story. Summary: Ada seorang pria dewasa yang menyewa kamar tamu di rumahku. Ibuku yang mata duitan itu menyewakannya karena dia butuh uang. Mungkin kami butuh uang. Pria dewasa ini mengaku seorang m...