'Kenapa kau begitu peduli pada Namjoon?'
💎💎💎
Aku terbangun dengan pening di kepalaku, pandanganku berkabut. Wajah seseorang muncul menunduk di depan wajahku.
"Oh, syukurlah kau sadar. Jangan bergerak dulu oke? Sebentar aku panggil dokter.."
Walau pandanganku masih mengabur aku yakin kalau dia seorang wanita. Aku hanya menatap langit-langit, pandanganku semakin lama semakin membaik. Ada seseorang di sisi ranjangku, dia memegangi sebelah tanganku. "Kau tahu, kau mengalami kecelakaan parah. Jangan dulu bicara, selangnya harus di lepas." Aku tahu suara ini, Mina.
Aku tidak merasakan sakit di seluruh tubuhku selain hanya pening di kepalaku. Mungkin ini efek dari sesuatu yang mereka masukan lewat infusan. Sesuatu terasa menghalangiku untuk bicara ketika aku hendak bicara.
Seorang dokter berumur lima puluhan datang bersama dua orang suster. Mina agak menyingkir dan menjauh. Mereka sibuk melepaskan selang yang berada di tengorokanku dan mengecek segala sesuatu pada tubuhku. Sebagai alat ganti bantu pernapasan, mereka memakaikan oksigen di hidungku.
"Lihat ke sini.." lalu dokter pria itu menyalakan senter di depan mataku satu persatu untuk mengeceknya. Aku mengikuti semua instruksinya dengan baik. "Good." Pujinya.
"Bagaimana perasaanmu nak? Apa ada bagian tubuhmu yang sakit?" Dokter bertanya.
"Katakan semuanya pada dokter," Mina berbicara di sampingku, dia terlihat khawatir.
"Kau bisa bicara? Pelan-pelan saja, kami tidak ingin memaksamu." Aku tidak tahu apa yang dilakukan dokter itu pada tubuhku. Aku masih merasa lemas dan tidak bisa bergerak.
"A-a..," untuk bicara pun susah, seperti ada yang menganjal di tengorokanku.
Dokter yang memakai kacamata itu mengangguk, "Tidak apa, tidak perlu memaksakan diri. Ini normal karena kau baru siuman setelah tertidur lebih dari seminggu." Katanya.
Tahu kalau wajahku kebingungan dokter melanjutkan ucapannya. "Nak Jaelin, setelah kecelakaan kau mengalami koma selama 10 hari. Tapi jangan khawatir, semuanya sudah baik-baik saja. Kau bangun dan itu adalah hal yang luar biasa. Kau tidak menyerah, kami sangat senang mengetahui perkembanganmu." Dia mencatat sesuatu di papan yang salah satu suster beri padanya.Aku melirik Mina meminta penjelasan lain. Ingin aku bertanya bagaimana keadaan Namjoon. Apa yang terjadi dengannya? Apa dia selamat? Tapi ketika aku berusaha bersuara, serak di tenggorokanku membuatku terbatuk dan aku meringis merasakan kesakitan di seluruh tubuhku. Aku kelabakan dengan rasa sakitnya. Salah satu suster memberikan suntikan lain ke dalam infusan dan dengan perlahan aku merasakan kantuk yang amat sangat dan tak tertahankan. Pandanganku mengabur, aku yang kejang-kejang membuat dokter memutuskan untuk membuatku terlelap lagi.
💎
Aku terbangun kembali dengan rasa bebas di beberapa bagian tubuhku. Alat bantu yang menempel di tubuhku sekarang berkurang. Yang pertama kali aku lihat hari ini adalah Bibi dan seorang perawat.
"Bi--bi?"
Suaraku menyadarkan Bibi dan dia menoleh padaku dengan wajah bahagia. "Oh, nak. Akhirnya kau bangun juga.. aku mengkhawatirkanmu.." ucapan bibi terdengar tulus.
Aku ingin menanyakan banyak pertanyaan tapi tidak bisa terpikirkan apa itu saking banyaknya. Kepalaku mumet dan aku kesulitan untuk mengingat apa yang harus aku tanyakan duluan.
"Nak, kata dokter kau harus tenang, jangan terlalu memikirkan apapun. Kau baik-baik saja dan akan baik-baik saja. Tidak perlu mengingat apa yang terjadi jika kau tidak sanggup mengingatnya. Untuk sekarang kau hanya perlu fokus untuk kesembuhanmu, ya?" Bibi mengusap dengan lembut air mata yang keluar dari sudut mataku. Walau aku tidak bicara tapi bibi tahu aku mendengarkannya. "Kau bisa mendengarku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Mr. Kim || Kim Namjoon (RM) Fanfic AU
Fanfiction[Bahasa Indonesia] - TAMAT. Follow me for complete story. Summary: Ada seorang pria dewasa yang menyewa kamar tamu di rumahku. Ibuku yang mata duitan itu menyewakannya karena dia butuh uang. Mungkin kami butuh uang. Pria dewasa ini mengaku seorang m...