💎💎💎
Aku tidak tahu kenapa sekarang aku berada di pinggir jalan. Aku tidak sadar berjalan sampai sejauh ini. Pikiranku dipenuhi dengan Mr. Kim. Aku menengok kiri kanan, banyak tanaman semak berbunga yang bergoyang-goyang karena angin laut subuh. Aku hanya pakai piaya, cuaca dingin pun membuat badanku mati rasa. Aku menangis, tidak tahu harus kemana, aku tidak tahu jalan pulang dan tidak mau pulang. Aku berjongkok di pinggir jalan sambil menangis sesegukan.
Ketika ada sebuah mobil lewat aku mendongkak, berharap kalau itu Mr. Kim dan dia akan membawaku pulang serta menjelaskan padaku kalau dia tidak ada hubungan apapun dengan Mina atau pun semua yang dia katakan itu bohong. Tapi, itu hanya hayalan. Mobil tadi hanya mobil yang lewat. Aku kembali menunduk menangis lagi. Aku ingin pergi pada ibuku. Aku ingin ibuku kembali. Aku mau ibuku...
Aku mendongkak ketika ada sebuah mobil yang lewat lagi, aku berharap sesuatu yang aku sendiri tidak tahu. Mataku bersitatap dengan orang yang menyetir mobil tersebut, ketika itu aku sadar kalau dia lelaki yang berdiri di atas batu. Namun, lelaki itu hanya menatapku dengan mata bulat aneh yang tersorot lampu di dalam mobilnya dan dia lewat begitu saja. Aku melihat mobilnya menjauh, aku berdiri dan aku kembali berharap sesuatu dengan isakan yang semakin melambat.
Mobil itu berhenti mendadak dengan decitan rem yang memekakkan telinga. Lalu sedetik kemudian mobilnya berjalan mundur dengan cepat dan berhenti di depanku yang masih memperhatikannya. Memperhatikan lelaki itu dengan harapan yang aku sendiri tidak mengerti.
"Apa yang kau lakukan disini pagi-pagi buta begini?" Mata hitamnya bersinar, memancarkan kekhawatiran yang aneh.
Aku yang ditanyai hanya bisa menggeleng.
"Hei-hei, jangan menangis, bibirmu sudah membiru, kau pasti kedinginan." Dia keluar dari mobilnya dan melepaskan jaket yang dia pakai, aku agak terkejut, kaos hitam polos lengan panjangnya berubah jadi kaos tanpa lengan dan lengan kanannya penuh dengan tato. Dia hendak memakaikan jaketnya padaku, "Pakai ini dulu," dari mulutnya aku dapat cium bau alkohol, tapi aku tidak merasa takut padanya, aku diam begitu dia memakaikanku jaket.
"Kau mau aku antarkan ke villamu?" Dia bertanya, aku tidak tahu kenapa dia tahu aku tinggal di villa.Aku menggeleng tanpa berkata. Dia melirik kakiku yang telanjang tanpa alas kaki, aku menunduk melihat jari jemari kakiku yang terluka karena berjalan jauh di aspal tanpa alas kaki. Aku tidak ingat untuk pakai sandal, aku hanya ingat kalau aku tidak mau ada di dekat Mr. Kim.
"Apa kau kabur dari sesuatu?" Tanya dia, wajahnya jadi keras dan dia melihat pada wajahku. Aku diam tidak menjawab, dia aneh, kenapa dia sepeti marah. Tiba-tiba aku ingat Mr. Kim dan kejahatannya, air mataku kembali turun tanpa bisa ditahan.
"Kau mau ikut denganku?"****
"Ini flatku, maaf kalau berantakkan."
Namanya Jungkook, dia tidak terlihat mabuk walau mulutnya bau alkohol. Cara menyetirnya juga masih aman, tapi aku tidak yakin hal semacam itu tidak dilarang disini.Aku mengekorinya, berjalan pelan dan terhenti di tengah flatnya karena aku membuat kotor lantai rumahnya. Aku melihat kakiku sendiri dan jejak kaki yang aku tinggalkan.
Jungkook menoleh padaku, "Tidak apa, biarkan saja." Katanya, aku mendongkak melihat wajahnya. Dia berwajahkan ramah, tersenyum maklum dan berlalu menyiapkan kotak p3k. "Ayo ikut aku, kita bersihkan kakimu di kamar mandi..," katanya sambil membawa kotak p3k. Aku hanya diam saja ketika dia berjalan ke samping lain yang temboknya bersekat. "Hei, aku tidak akan melakukan apapun, kalau kau tidak suka kau bisa membersihkan lukamu sendiri." Jungkook menengok lagi padaku, dia simpan kotak p3k di dalam kamar mandi dan keluar lagi menghampiriku.
"Kau oke kan membersihkan lukamu sendiri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Mr. Kim || Kim Namjoon (RM) Fanfic AU
Fanfiction[Bahasa Indonesia] - TAMAT. Follow me for complete story. Summary: Ada seorang pria dewasa yang menyewa kamar tamu di rumahku. Ibuku yang mata duitan itu menyewakannya karena dia butuh uang. Mungkin kami butuh uang. Pria dewasa ini mengaku seorang m...