Bab 2. 포옹하다 (Hug)

4.6K 441 17
                                    

Wajahnya terlihat menyeramkan.


💎💎💎

Aku mengetuk pintu kamar tamu. Tuan Kim membuka pintunya dengan alis terangkat ketika melihatku.

"Jangan katakan apapun pada ibuku." Aku masuk menerobos kamarnya. "Apa air di kamar mandimu hangat?" Tanyaku, aku memegangi handuk yang membelit tubuhku, rambutku yang basah kuyup menetes ke lantai kamarnya.
Tuan Kim diam beberapa detik, melihatku tanpa berkedip dengan tampang lurusnya yang kaku aneh seperti patung sebelum menjawab iya.
"Air di kamarku dingin, jadi mungkin, mulai hari ini aku akan mandi di sini. Jangan memberitahu ibuku, awas saja kalau kau lakukan itu."
Aku masuk ke kamar mandinya, tidak peduli apa yang akan dikatakannya. Aku berdiri di shower dan menyalakan air hangat, "Wah, benar-benar hangat. Mewah sekali hidupnya." Aku lupa tidak bawa sabun mandi atau shampo atau sikat gigi. Aku lihat di westafel ada banyak botol, aku pakai saja sabun cair dan shampo punya tuan Kim. "Tuan, aku minta shampomu~"

Selesai mandi aku mengeringkan badanku dengan satu handuk yang ku bawa. Lupa tidak bawa baju atau handuk untuk rambutku karena terburu-buru. Ada tumpukan handuk di lemari westafel, aku curi satu untuk aku pakai mengeringkan rambutku. Memang benar dugaanku bahwa pria itu adalah orang kaya, perlengkapan mandinya saja lengkap begitu. Ada pengering rambut juga, daebak.
Aku pakai saja alat pengering rambut sekalian, aku lempar handuk curianku ke dalam keranjang cucian yang kosong. "Shamponya terlalu bau maskulin, sabunya untung saja harum lavender. Huh, dasar Bapak-bapak, menyesal sekali aku minta shamponya."
Aku taruh pengering rambut di atas westafel, tidak membereskannya, sengaja karena itu bentuk protesku atas shamponya yang bau pria.

Aku keluar dari kamar mandi, dan menemukan tuan Kim yang masih duduk di kursi yang sama seperti tadi, masih membaca buku yang sama. "Shampomu bau." Dia hanya melirikku dengan alis terangkat, "Kau sudah tua begitu masih belajar? Rajin sekali." Aku pergi berlenggang dari kamarnya, membuka pintu dan menutupnya kembali. Tuan Kim mungkin mencium aroma sabunnya dari tubuhku, aroma shamponya juga dari rambutku yang sengaja aku kibaskan ketika melewatinya. "Dia tidak banyak bicara, apa dia bisu ya?"
Aku masuk ke kamarku, membuka lemari dan memakai baju tidurku yang warnanya putih.
"Oh, sial. Aku tidak menutup pintu."
Aku berlari dengan hanya memakai baju untuk menutup pintu dengan kakiku lagi. Bedebumnya tidak terlalu keras seperti tadi, beruntung sekali. Aku tertawa geli begitu sadar aku hanya pakai celana dalam.

***

"Jaelin bangun! Bereskan tempat tidurmu!!"

Ibuku berteriak di sisian tempat tidurku sambil membawa satu perkakas di kantong. Ini percobaan terakhir ibuku untuk membangunkanku yang akan selalu sukses karena pada akhirnya aku bangun dan berjalan ke kamar mandi seperti mayat hidup.

Oh, aku lupa airnya dingin.

Aku secepat kilat membuka mata dan mengintip di celah kunci pintu kamar mandi, mengintip ibuku yang sedang membereskan selimbut dan kasurku, menungguinya sampai dia pergi ke lantai bawah.

"Selamat pagi, Mr. Kim."

"Panggil aku Namjoon saja."

"Pagi, Namjoon-ssi."

"Pagi, Nyoya lee."

Aku membuka pintu kamar mandi dengan hentakkan dan melihat Ibuku yang berjalan pergi sambil tersenyum manis pada tuan Kim_yang lebih mirip menggodai di mataku_. "Apa dia sedang menggoda pria?"

Tuan Kim melihat padaku, dia sibuk memakai dasi berwarna maron.
Aku kembali ke kamar mandi, membawa perlengkapan mandi dan handuk. Juga baju seragam yang menggantung di gantungan baju, ibu mungkin baru menyetrika dan menaruhnya disana karena pakaiannya masih terasa hangat. Aku dengan cepat masuk ke dalam kamar tuan Kim yang terbuka.

✔ Mr. Kim || Kim Namjoon (RM) Fanfic AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang