Bab 28. 피해를 주다 (Damage)

1.8K 233 54
                                    

Kapan aku bisa terbebas dari Namjoon?

💎💎💎

Aku termenung, menatap langit-langit atap kapal dalam pandangan kosong. Asap mengepul dari pintu lain dan bau nikotin mulai memenuhi ruangan. Aku masih berbaring tanpa melakukan apapun lagi sejak apa yang dilakukan Namjoon padaku, berulang kali, bahkan setelah aku tidur dan pagi menjelang. Aku kehilangan pikiranku dan hidupku. Aku tidak tahu harus berbuat apa.

Namjoon diambang pintu kamar mandi sedang menyesap rokok, dia berdiri menghadap padaku. Aku melirik padanya yang hanya pakai celana jins tanpa atasan, dia membuang asap rokok dengan mata menatapku dan bibir menyeringai. "Kapan kau akan bangun dari sana? Mandilah, kita harus pergi turun ke pulau."
Rambutnya masih agak basah, dia mandi terlebih dahulu karena aku sempat memukulinya ketika dia melepaskan kaos yang menutup mulutku. Perut, dada, dan punggungnya ada bekas cakaran kuku tanganku. Aku marah besar padanya karena berlaku seenaknya, awalnya Namjoon hanya melindungi diri tanpa menghentikanku. Mungkin karena kesal akhirnya dia menghentikanku dan mengancamku sampai kedua lenganku lebam akibat cengkramannya.

Namjoon memakai kaos kebesaran dan aku sudah tidak peduli lagi dengan apa yang akan dia lakukan. Aku hanya ingin di sini seharian, badanku pegal dan aku tidak suka jika harus berjalan terseok-seok.
"Setelah apa yang telah kau lakukan, kau menyuruhku keluar untuk jalan kaki?"

"Cepat mandi."

Aku kesal, inginnya menangis tapi itu hanya akan membuat Namjoon merasa menang. "Aku tidak akan pergi keluar, aku hanya ingin di sini."

Namjoon menghampiriku setelah dia berpakaian. "Kita harus pergi keluar. Aku sudah memesan kamar hotel dan restoran di pulau. Kita akan bermalam di sana, jadi kemasi barangmu."
Namjoon berlalu dengan rokok di bibirnya, "Aku akan menunggu di bawah." Katanya sebelum dia benar-benar pergi setelah menutup pintu. Aku melempar bantal ke arah pintu, kesal pada Namjoon yang kejam.

Aku mandi lama sekali, sengaja mengosok semua badanku dengan sabun sambil meringis karena sakit. Lebamnya bukan hanya di lenganku, tapi di pinggang, bahu, dan aku sendiri tidak tahu ada dimana lagi, yang bisa aku lihat hanya itu yang warnanya kehijauan, tapi sakitnya serasa sekujur tubuh. Aku menangis ketika badanku terkena air dari shower, akhirnya aku bisa menangis tanpa siapapun tahu.

Aku mengeringkan badanku, bercermin di kaca westafel, sekali lagi aku marah dengan apa yang ditinggalkan Namjoon di badanku. Aku mencari-cari pakaian yang bisa menutupi lebam di lengan dan bahuku, tapi semua pakaian yang aku bawa hanya dress. Sial. Aku cari lagi di tasku dengan benar, dan menemukan cardigan yang setidaknya bisa menutupi tangan dan bahuku. Aku bersyukur karena telah memasukkan cardigan satu-satunya penolongku saat ini.

Aku memakai dalaman, pakai dress warna biru pastel dan cardigan berwarna putih. Kakiku baik-baik saja jadi ini aman. Aku jinjing tasku, aku pakai kacamata hitam, topi pantai dan sandal. Semuanya sempurna. Aku baik-baik saja. Walau berjalan agak sakit karena pegal-pegal, tapi aku baik-baik saja. Aku akan bertahan sampai besok. Setelah pulang ke villa aku bisa meminta untuk pulang pada Namjoon, aku akan cari alasan yang bagus yang berhubungan dengan sekolah agar dia bisa mengijinkanku atau mungkin aku akan membutuhkan bantuan Mina agar kami bisa kembali ke rumah. Aku jadi tidak suka liburan ini.

Namjoon menunggu di kursi dekat salah satu meja restoran, dia bersama seorang pelayan kapal wanita yang punya rok sangat pendek. Sadar akan kehadiranku Namjoon menyudahi sesi mengobrol singkatnya, dia berjalan menghampiriku. Tangannya meraih tas yang aku jinjing, dia membawakannya untukku, tanpa banyak bicara Namjoon berjalan keluar kapal, aku mengikutinya mengekor di belakang.

Aku baru sadar setelah aku menginjaki pasir pantai, ternyata hotel yang dia maksud dekat sekali, aku bisa melihatnya dalam satu mil dari tempatku berpijak. Aku tidak habis pikir, kenapa Namjoon mau menghabiskan uangnya menyewa banyak tempat?

✔ Mr. Kim || Kim Namjoon (RM) Fanfic AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang