🌼🌼🌼
Sequel of Mr. Kim
🌼🌼🌼
Bab 14.
.
.
.
Aku membawa pulang sepuluh kaleng bir ke apartemenku, melanjutkan minum sendirian. Ketika aku menghabiskan kaleng ke tujuh Namjoon menelphoneku. Aku sudah agak mabuk, aku menerima telphonenya dan merancau. Aku sendiri bahkan tidak ingat apa yang aku bicarakan.
"Kau mabuk, apa tinggal sendiri di sana terlalu sulit untukmu?" Begitu yang Namjoon katakan padaku, aku ingat karena aku sudah tidak merancau lagi.
"Entah.."
"Kalau kau mau kau bisa berbagi apartemen dengan orang yang bisa dipercaya, tentu saja perempuan. Setidaknya kau punya teman." Katanya.
"Tidak, aku lebih suka sendiri.." Aku mengosok mataku, aku pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka.
"Sungguh, tidak apa asal teman perempuanmu." Namjoon terdengar seperti sedang sibuk.
"Aku haya mau tinggal sendiri..., Kau sedang apa? Aku mau cuci muka dan ganti baju dulu, sebentar.." aku dengan seenaknya membiarkan telphone di pinggir westafel, aku pikir sambungannya masih tersambung, tapi Namjoon malah menelphone dengan mode videocall. Aku menerimanya dan dia melihatku hanya pakai dalaman.
"Jaelin, kau sungguh mabuk."
Aku terkekeh, cuci muka dan memakai baju tidur dengan cepat.
"Apa ada masalah?" Namjoon bertanya padaku ketika aku sudah berbaring di ranjang. Menyimpan iphone di sisiku seakan Namjoon berbaring di samping tempat tidurku."Aku merindukanmu." Masalahku dengan Jimin membuatku ingin pulang pada Namjoon. Sayang, Namjoon tidak tahu Jimin ada di sini. Kalau dia tahu Namjoon tidak akan pernah membiarkanku pergi ke sini.
Namjoon diam saja, aku jadi merengut tidak senang. "Katakan kau merindukanku juga Mr. Kim."Namjoon tertawa, "Aku selalu merindukanmu Jaelin."
Tawanya Namjoon membuatku merindukan tawanya Jimin. Jimin tertawa ketika sedang bersama perempuan rubah itu. Aku sakit hati. Aku tidak menyukai perempuan itu.
"Hei, kenapa menangis?"
Tanganku mengusap air mata, lalu aku berbisik pada Namjoon di layar handphone. "Aku merindukanmu seperti mau mati saja rasanya.."
"Ya ampun.."
Pada saat itu aku tidak tahu apa lagi yang aku katakan pada Namjoon. Yang aku ingat adalah wajah Namjoon yang tampan. Bibirnya bergerak mengucapkan sesuatu yang tidak aku ingat. Aku lihat bibirnya terkekeh ketika aku menjawabnya. Dia menyukai apa yang aku ucapkan. Lalu, aku membiarkan Namjoon melihatku menyentuh diriku sendiri.
Sialan.****
Ketika pagi harinya kepalaku pusing, aku telan aspirin dan diam lama berbaring di ranjang. Semalam aku jadi gila, aku ingat apa yang aku lakukan dan aku sungguh malu sekali. Harga diriku hilang, akal sehatku hilang ketika aku mabuk. Aku akan memperingatkan diriku agar tidak sekali-kali lagi mabuk.
Hanya saja aku ingat rupa puas Namjoon, dia menyukainya walau awalnya dia meremehkanku dan menertawaiku. Pada akhirnya, dia menyerah setelah melihatku. Aku sungguh rindu ingin memeluk Namjoon. Ingin lupakan rasa sakit hatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Mr. Kim || Kim Namjoon (RM) Fanfic AU
Fanfiction[Bahasa Indonesia] - TAMAT. Follow me for complete story. Summary: Ada seorang pria dewasa yang menyewa kamar tamu di rumahku. Ibuku yang mata duitan itu menyewakannya karena dia butuh uang. Mungkin kami butuh uang. Pria dewasa ini mengaku seorang m...