..Namjoon bahkan menginginkanku mati..
💎💎💎
"Butuh berbulan-bulan untuk menyelesaikan kasus Namjoon." Itu kata Mina ketika kami sampai kembali ke rumah sakit. "Butuh berkali-kali ke persidangan sebelum dinyatakan bersalah."
Aku ingat sempat mengatakan hal ini sebelum ke luar dari ruangan intrograsi.
"Satu-satunya yang aku punya hanya Namjoon waktu itu. Dia orang yang baik walau begitu.."Pernyataan bodoh karena mereka tidak tertarik dengan ucapanku.
Aku menghela napas, "Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?"
Mina menggeleng, "Tidak sayang, kau melakukan hal yang benar. Jangan khawatir.."
Dikatakan berapa kali pun, aku tetap khawatir.
***
Dari kesaksian keduaku, Namjoon bisa saja terjerat kasus penganiayaan-aku menceritakan bagaimana dia memukulku-.
Hanya pihak polisi dan kami yang tahu kasus mengenaiku ini. Media belum tahu hal ini dan memang kasus Perusahaan Ayah Jimin masih sedang berlangsung.Beberapa minggu berikutnya, rumah sakit memperbolehkanku pulang. Aku dibawa Mina ke apartemen baru yang dia sewa di daerah dekat Universitas Perempuan di Seoul, apartemen khusus untukku. Mina sengaja menempatkanku disana karena disana penuh dengan orang-orang yang hilir mudik, beberapa penghuni apartemen adalah mahasiswa, ada juga yang bekerja dan beberapa kepala keluarga beserta keluarga kecil mereka. Mina berharap aku tidak kesepian dan aman diantara banyak orang yang lalu lalang di sekitar apartemen. Zitao menyarankan hal ini mungkin agar Namjoon tidak berani mendatangiku kalau di daerah ramai begini. Mereka berdua mencoba menjauhkanku dari Namjoon. Aku tidak tahu harus senang atau bersedih.
Walau begitu, Mina tidak bersamaku di apartemen. Dia sibuk bekerja di cabang perusahaan Namjoon di Seoul yang telah rumpang. Saat ini Mina yang memimpin perusahaan mengganti Namjoon. Sedangkan perusahaan lama di Ilsan semuanya beralih tangan pada Pemimpin baru mereka. Perusahaan itu lepas dari tangan Namjoon akibat kasusnya semua pemegang saham undur diri dan perusahaan hampir gulung tikar sebelum di beli seluruhnya oleh pemimpin baru mereka. Kata Mina pemimpin barunya adalah orang yang mendirikan perusahaan itu bersama Namjoon. Kalau tidak salah Mina menyebut namanya, Park Chanyeol. Rasanya tidak asing saat mendengar namanya.
Bibi Yon adalah orang yang menemaniku di apartemen. Dia tinggal bersamaku 24 jam, aku senang karena dia bekerja untuk Mina. Bibi Yon orang yang baik dan lucu. Suster Yuri akan selalu datang pada pagi hari untuk mengecek kesehatanku, lalu pulang setelah menghabiskan waktu denganku selama dua atau tiga jam. Waktu kerjanya jadi semakin singkat karena aku sudah bisa berjalan, walau terseok-seok dan kakiku melangkah seperti kaki kura-kura. Tapi tongkat membantu jalanku dengan sangat baik.
Aku mendengar semua informasi perkembangan kasus Namjoon dari Mina atau Zitao yang setiap hari akan berkunjung dan sesekali menginap. Mereka berdua lebih sering terlihat bersama-sama. Aku pikir Zitao sudah membelot. Dia sekarang setia pada perintah Mina, tapi dia juga masih mendampingi Namjoon. Mungkin Mina dan Zitao memiliki hubungan romansa.
.
Suatu malam, ketika aku dan Bibi Yon makan malam ditemani televisi yang menyala. Kami mendapat kabar baru, berita terkini menayangkan perkembangan kasus Namjoon setelah beberapa bulan tak ada kabar, jelas apa yang dikatakan Mina itu benar, butuh berbulan-bulan untuk menyelesaikan kasus Namjoon.
Walau nama mereka disamarkan semua orang tahu dan mengenal siapa dibalik kasus ini. Pembawa berita mengatakan bahwa hasil penyelidikan dan persidangan kasus Namjoon yang dituntut oleh perusahaan Park Grup telah selesai. Pada akhirnya, Namjoon tidak bersalah atas tuduhan yang diterimanya. Bukti yang dikoar-koarkan pihak Park Grup sama sekali tidak merunjuk pada Namjoon, melainkan pada orang lain yaitu Min Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Mr. Kim || Kim Namjoon (RM) Fanfic AU
Fanfiction[Bahasa Indonesia] - TAMAT. Follow me for complete story. Summary: Ada seorang pria dewasa yang menyewa kamar tamu di rumahku. Ibuku yang mata duitan itu menyewakannya karena dia butuh uang. Mungkin kami butuh uang. Pria dewasa ini mengaku seorang m...