Bab 18. 두 단계 (two steps) 💖

2.7K 298 37
                                    

Aku dapat mendengar perkataannya dengan jelas.

💎💎💎

Beberapa hari selanjutnya, Hoseok aku bawa ke rumah disaat Mr. Kim ada di rumah. Itu kemauan Mr. Kim, aku sebenarnya oke-oke saja kalau Hoseok ke rumahku tapi aku tidak tahu apa Hoseok akan betah di rumahku yang sederhana. Terlebih ada Mr. Kim yang pura-pura membaca koran ketika kami belajar di ruang tengah.

Tidak ada sindiran atau kata-kata yang menyinggung. Mr. Kim justru baik sekali kepada Hoseok di hari minggu siang begini. Hoseok dia terlihat canggung pada Mr. Kim karena aku mengenalkannya sebagai teman pada Mr. Kim dan aku memberitahu Hoseok kalau Mr. Kim adalah seorang Kim Namjoon pria berumur 30-an ditambah embel-embel "-Emm, dia-pamanku.." aku tersenyum canggung, Hoseok tidak tanya apa-apa padahal, dia hanya mengangguk saja.

Hoseok selama di rumahku dia mengajari materi yang akan dijadikan test semester. Jika Jimin mengajariku dia pasti akan menuruti kemauanku, belajar satu jam sisanya bermain game. Tapi, jika Hoseok, susah sekali untuk diajak main. Dia terlalu disiplin, aku habis dimarahi olehnya karena tidak becus mengisi soal. Hoseok sepertinya lupa kalau dia berada di rumahku, dia juga sepertinya lupa kalau Mr. Kim ada di beranda belakang rumah sedang menertawakanku yang bodoh.

Pada saat jam makan siang Mr. Kim memesan banyak makanan lewat Mina. Pizza, burger, kentang goreng, dan cola. Belum lagi tteokboki dan gorengan, juga cemilan minimarket lainnya.

Hoseok sampai kesenangan, tapi karena ada Mina, dia jadi agak kalem. Kami makan siang bersama-sama sebelum melanjutkan belajar lagi. Ternyata Mina bukan hanya membawa makanan, dia membawakan satu box berisi tablet iphone baru untukku. Katanya untuk menunjang proses pembelajaran. Aku melirik Mr. Kim dan berterimakasih padanya. Hoseok hanya diam saja, dia lebih suka melirik Mina diam-diam saat makan siang berlangsung.

Setelah kami (aku dan Hoseok) kembali belajar, Mina dan Mr. Kim pergi ke lantai dua, mereka mungkin berbicara seputar pekerjaan karena aku dapat curi dengar kata-kata Mina tentang saham.
"Hey, apa mereka berpacaran?" Hoseok berbisik begitu ruang tengah sunyi.

"Siapa? Mr. Kim dan Mina?" Tanyaku.

Hoseok mengangguk, "Iya, apa mereka pacaran?" Dia mengulangi pertanyaannya.

Aku mendengus, mungkin Hoseok suka pada Mina, aduh.. Mina itu usianya 30-an, wajahnya saja yang awet muda. "Mina asistennya. Lagipula Mina sudah menikah, memangnya kenapa? Kau menyukainya ya?"

Hoseok memicingkan matanya, "Sepertinya aku pernah melihatnya, di mana ya.."

"Ya ampun, itu cara yang kuno untuk mengoda."

"Aku tidak menggoda!"

Aku menudingnya dengan buku yang aku pegang, "Alasan! Ini, mau lanjut atau tidak belajarnya?"

Hoseok mendengus, "Aku tidak tahu kau seburuk ini dalam pelajaran. Kenapa Jimin mau padamu sih??"

Aku memukul kepala Hoseok dengan buku, "Jangan mengejekku!"

"Aduh! Sakit!"

****

Malam harinya aku membuat smoothie. Mr. Kim di sofa masih mengerjakan sesuatu di laptopnya semenjak kedatangan Mina. Pekerjaannya selalu membuat dia lupa pada sekelilingnya. Aku membuat dua gelas, satu untukku dan yang satu untuk Mr. Kim. Aku menyimpan satu gelas di samping laptopnya sementara punyaku aku minum.
"Untukmu, semoga kau suka buah-buahan."

Mr. Kim melirikku, matanya yang pakai kacamata itu membuatku minder. Dia laki-laki dewasa yang pintar pada pekerjaannya dan kaya. Sementara aku anak sekolahan yang belajar matematika aljabar saja harus sampai dimarahi Hoseok dulu baru bisa mengerti.

✔ Mr. Kim || Kim Namjoon (RM) Fanfic AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang