Tirex membuka bajunya. Dia mengambil handuk. Bergegas ke kamar mandi. Sehabis lari pagi membuat tubuhnya sangat lengket dan bau. Kebiasaan Tirex pada hari Minggu adalah bangun pagi lalu berolahraga disekitar taman dekat apartemen. Hal ini sering ia lakukan, karna Tirex ingin memiliki tubuh atletis. Terkadag dia juga latihan renang pada siang hari. Tapi hari ini libur. Jadi, Tirex bisa bersantai atau mungkin tidur lagi.
Dia merendam tubuhnya dengan air dingin. Rasanya begitu rilex. Beberapa lilin aromaterapi membuat ia tenang dan menghilangkan stress. Stress karna ia tertimpa tangga berkali-kali waktu olahraga tadi.
Saat Tirex keluar rumah. Ia langsung memakai sepatu. Lalu berlari di sekeliling taman Apartemen. Awalnya semua nampak baik-baik saja. Setelah beberapa menit kemudian, datanglah seorang monster dari arah belakang. Dia menabrak bahu Tirex cukup keras. Tidak ada kata maaf darinya hanya ada kata lari.
Tirex terus mengomel. Bukannya berbalik, cewek itu malah lari menjauh. Tirex menoleh ke belakang mencari tau apa yang membuat dia lari kencang hingga menabraknya.
Matanya membulat tatkala melihat seekor Anjing penjaga tengah berlari mengejar mereka berdua. Akhirnya Tirex ikut lari bersama cewek itu.
"Lelet ama sih lo," oceh Tirex ketika berada di samping cewek itu.
"Sini gue pegang, lari yang kenceng!"
Tirex menggandeng tangannya. Dia berlari sekencang mungkin untuk menghindari serangan Anjing penjaga milik tetangganya bersama cewek itu.
Anjing masih mengejar mereka. Larinya sangat kencang. Beberapa kali, Tirex menoleh ke arah belakang.
"Anjing! Larinya kenceng banget," Tirex semakin mempercepat langkahnya.
Nafas keduanya sudah ngos-ngosan. Orang-orang yang sedang berolahraga langsung bersembunyi ketika tau ada Anjing galak berlari di sekitar mereka. Tadinya, beberapa cewek lain ingin berfoto dengan Tirex. Tapi sepertinya, mereka harus menunda dulu. Keadaan sangat tidak mendukung.
"Gue... gue nggak kuat," kakinya terasa hampir copot menyamai langkah besar Tirex. Dadanya sesak.
Tirex sedikit meliriknya. Dia berpikir bagaimana caranya bisa terjauh dari Anjing ini.
"Gue tau," terlintas sebuah ide cemerlang di otak Tirex. Dia meraih sebuah kayu di depan sana dan melemparkannya ke arah Anjing. Tepat di kepala Anjing. Anjing itu berhenti sejenak. Menatap kayu dengan tatapan marah sambil mengerang.
Anjing itu mulai mengejar Tirex lagi. Tapi, saat hewan berwarna hitam dengan rantai di leher mencari kedua orang itu, ia tak menemukan sesuatu apapun. Mereka menghilang dalam sekejap mata. Mata Anjing berkeliling mencari sosok yang sudah membuatnya marah sambil menggonggong. Anjing itu mulai mengembus-embus tanah. Anjing terus berjalan hingga menabrak tong sampah besar. Jejak mereka hilang tiba-tiba. Akhirnya Anjing itu kembali pulang karna pemiliknya sudah memanggil.
"Lo pinter banget ya Dinasaurus," Tirex tersenyum miris. Mereka berdua telah selamat dari kejaran Anjing.
Dina mengedipkan mata lambat. Bibirnya melengkungkan membentuk cengiran lebar.
"Pinter.banget," ucap Tirex penuh penekanan.
"Lo cari tempat sembunyi di tempat seperti ini,"
"LO PIKIR GUE SAMPAH!!?"
Plak!
"Awh," ringis Tirex akibat tamparan Dina.
"Nggak usah teriak! Budek kuping gue. Mana tempat ini menggema pula. Untung aja nih tong sampah kotak besar dan cukup untuk dua orang. Kalau gue nggak narik lo kesini. Habis lo dimakan Anjing rabies itu!" cerocos Dina tak henti-hentinya setelah menampar Tirex.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Mafia
Teen Fiction(Squel of Dia Acha) Judul sebelumnya : Dinasaurus vs Tirex Tirex bisa mencium aroma musuh dari jarak jauh. Apabila Tirex berhasil menangkap musuh, Tirex tidak akan melepaskan mangsa semudah yang dibayangkan. Hanya ada dua kemungkinan jika mau bermai...