Gisel menutup bukunya dengan kasar. Tangannya terangkat ke atas. "Udah, gue nyerah!"
Daniar dan Firman pun mengacak rambut frustasi. Mereka tak mampu menampung depresi akibat Fisika. Otak mereka sudah terkontaminasi oleh gosip-gosip viral dari Gisel.
"Ntar gue minta contekan Antonio," ujar Firman sambil meminum minumannya.
"Emang dia bisa Fisika?" tanya Daniar.
"Jangankan Fisika, semua pelajaran IPA maupun IPS, Antonio jagonya," katanya. "Gak usah khawatir, Pak Anton gak bakal tau kalau kita nyogok Antonio," Firman nyengir lebar.
"Gue sih yes," sahut Gisel menjentikkan jari. Ia segera merapikan buku-bukunya.
"Daniar, gue pulang dulu ya, Papa nyuruh gue ambil dokumen yang ketinggalan," Gisel bersalaman dengan Daniar dan Firman. Ia terburu-buru pergi dari sini.
"Eh kok mendadak?"
"Gatau bokap gue,"
"Yaudah deh ati-ati."
Gisel melirik Firman sebentar, setelah itu ia pergi pulang.
Daniar geleng-geleng kepala. "Tumben banget bokap Gisel telpon, biasanya aja gak pernah peduli,"
Firman merasakan tubuhnya sangat panas dan gerah. Tubuhnya terasa terbakar setelah minum jus buatan Daniar. Matanya terpejam, ia memegang kepalanya frustasi. Menjambak rambutnya sendiri. Perasaan aneh tiba-tiba muncul dalam dirinya.
Daniar mengangkat kedua alisnya melihat tingkah laku Firman yang terlihat sangat kesakitan. "Lo kenapa Fir?"
Firman membuka matanya perlahan. Tatapannya sayu. Firman meneguk ludahnya susah payah. Perasaannya tidak enak, ada sesuatu yang merangsang tubuhnya.
Napas Firman ngos-ngosan. Ia menahan mati-matian perasaan aneh tersebut. "A-air p-putih,"
Mendengar suara Firman yang bergetar, Daniar jadi panik. Ia segera mengambilkan air putih di dapur.
"Bangsat! Siapa yang ngasih gue obat ini!"
Firman mengacak rambutnya frustasi. Gairah di tubuhnya memuncak. Tubuhnya semakin panas di dalam AC yang dingin.
Firman tak bisa menahan aura ini. Sangat menyakitkan. Tapi ia tak bisa berbuat lebih, Firman harus menahannya agar tidak mengakibatkan kecelakaan yang fatal.
"Nih Fir airnya,"
Firman memegang gelasnya dengan susah payah. Daniar melotot melihat keadaan Firman yang semakin buruk. Ia gelisah. Ia sangat khawatir Firman memiliki penyakit dan penyakitnya kambuh.
"Lo kenapa sih Fir?" Daniar menggoyangkan tubuh Firman.
Firman melapas tangan Daniar, ia menggelengkan kepalanya beberapa kali. "G-gue gak tau,"
"Tolong gue Daniar,"
Firman berdiri namun ia hampir terjatuh. Daniar terkejut, ia langsung memeluk Firman dari samping.
"Shit!" Firman mendorong Daniar dengan kasar.
"Jangan sentuh gue!!" bentak Firman. Daniar terkejut. Ia tercenung mendengar bentakan Firman. Cowok humoris yang selalu membuat teman-temannya tertawa ini membentaknya.
"Lebih baik kita ke rumah sakit, Fir," sudah diperingatkan, tapi tetap saja Daniar memeluk lengannya dan mengalungkannya di leher jenjang Daniar.
Firman semakin tak terkendali saat tangan Daniar menyentuh punggungnya. Ia merasakan gelenyar aneh. Firman mengeluarkan air mata. Cowok itu benar-benar kepanasan.
![](https://img.wattpad.com/cover/253600370-288-k591474.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Mafia
Fiksi Remaja(Squel of Dia Acha) Judul sebelumnya : Dinasaurus vs Tirex Tirex bisa mencium aroma musuh dari jarak jauh. Apabila Tirex berhasil menangkap musuh, Tirex tidak akan melepaskan mangsa semudah yang dibayangkan. Hanya ada dua kemungkinan jika mau bermai...