"DINA!!" teriakan Nur menggema bahkan terdengar hingga menembus masuk ke dalam kamar mandi Dina.
Konsentrasi Dina pecah, seharusnya saat ini ia sedang berkonsentrasi pada aktifitas pup-nya namun digagalkan begitu saja oleh Nur cahaya sang betina macan. Cewek itu menghela nafas panjang sepanjang belalai gajah, kali ini dirinya harus menahan buang air besar lagi. Sudah tiga hari BAB nya tidak lancar. Dan sekarang? Ia harus rela tidak BAB. Yah, walaupun sejak Empat puluh menit yang lalu ia hanya bermain ponsel diatas kloset.
"Aishh, gagal lagi kan!!" eluhnya berekspresi kesal. Ia memencet tombol home ponselnya dengan kasar hingga beberapa kali.
"Nur pengganggu!" jika saja dia berkata demikian di depan ibunya, akan dipastikan dirinya menjadi adonan donat coklat dilapisi keju parut.
"DINA!!?" panggil Nur sekali lagi karna merasa tidak ada jawaban.
Dina memutar bola matanya malas. "Iyaa," sahutnya tak kalah keras. Dina bergegas menyelesaikan pembuangan kotoran yang gagal dan cepat keluar dari kamar mandi.
Nur yang tak sabaran pun melangkah tergesa-gesa menuju kamarnya. Nur mengetuk pintu kamar Dina sekuat baja agar gadis lemot itu cepat keluar dari kandangnya.
Tok... Tok... Tok...
"Cepetan!!! Dasar lemot!!!"
"Nggak sadar banget Ibu gue," gumamnya pelan.
Setelah mencuci tangan, Dina berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya membuka pintu kamar.
"Iya, ini aku keluar bu," ucapnya sembari acting ngos-ngosan.
Nur menyerahkan uang Seratus ribu rupiah serta kertas belanja. "Belanja!"
Dina mendelik dan mulutnya menganga lebar melihat beberapa bahan belanjaan yang cukup banyak diatas kertas. Ia tak yakin uang sebanyak Seratus ribu akan cukup untuk membeli semua bahan itu. Apalagi membelinya di Ellovarmart yang mana harganya lebih mahal dari harga aslinya.
"Tapi Ibu, ini..."
"Jangan banyak tanya! Cepet beli semuanya!!"
Dina menghela nafas panjang. Ibunya sangat tidak berperikemanusiaan. Mengganggu acara nyamannya dan menyuruhnya berbelanja beberapa bahan hanya dengan membawa uang seratus ribu rupiah? Seenaknya saja. Untuk membeli roti dan obat sembelit saja masih kurang.
Dina tau apa maksud dibalik ini semua. Nur pasti sengaja menghukum Dina atas kesalahan pahamannya waktu itu dengan cara seperti ini. Selalu saja Ibunya menghukum Dina untuk berbelanja dengan uang minim. Kemarin, saat Pak Anton protes tentang pisau yang ia bawa kepada Nur, wanita itu menghukumnya dengan berbelanja sayuran di pasar sore yang jaraknya Lima belas kilometer dari rumahnya. Uang Lima puluh ribu rupiah yang seharusnya bisa untuk membeli sebagian sayuran harus terbuang sia-sia karna aksi pencopetan.
"Sungguh malang sekali nasibmu Dina," gumamya pelan.
"Apa mau beli di Malang sekalian?!" tawar Nur dilengkapi seringaian yang menyeramkan.
Dina meneguk ludah susah payah, dia mendongak menghadap Nur dan menggeleng cepat. "Enggak, enggak! Di Ellovarmart aja udah cukup,"
Dina langsung berlari meninggalkan Nur sembari mengenakan jaket. "Aku belanja dulu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Mafia
Teen Fiction(Squel of Dia Acha) Judul sebelumnya : Dinasaurus vs Tirex Tirex bisa mencium aroma musuh dari jarak jauh. Apabila Tirex berhasil menangkap musuh, Tirex tidak akan melepaskan mangsa semudah yang dibayangkan. Hanya ada dua kemungkinan jika mau bermai...