Dina menyilangkan tangannya di depan dada. Salah satu kakinya bertumpu pada tembok toilet. Matanya senantiasa terpejam. Dia mencoba untuk tetap bersantai meskipun sebenarnya gelisah. Sedari tadi orang yang sedang ia tunggu tak kunjung datang. Sudah hampir dua jam ia berada di sini sendirian.
Cewek itu berdecak terus menerus. Perasaannya tak tenang, seperti ada sesuatu yang buruk sedang terjadi. Dina tak bisa memastikan kejadian apa itu, tapi hatinya benar-benar merasa janggal.
Suara langkah kaki bergerak mendekat. Dina menghela napas panjang. Akhirnya penantiannya membuahkan hasil.
Semua orang juga tau, Dina adalah seorang gadis yang kuat dan berani. Dina tidak akan lembek seperti seorang gadis pada umumnya. Jika terkunci di toilet sendirian, Dina akan berpikir cerdas memikirkan cara untuk keluar dari sini, jika orang yang terkunci adalah Gazela, si cewek cupu, mungkin ia akan pingsan karna menangis terus-menerus.
Dina membuka matanya, ia menghembuskan napas berkali-kali. Sejenak, ia merasa sedikit tenang.
Brak!
Dina menjingkat kaget. Ia memegangi dadanya. Seseorang itu mendobrak pintu toilet tanpa aba-aba. Membuat jantungnya berpacu dengan cepat.
Matanya melotot tajam kearahnya. Dina melepas sepatu dan melayangkannya pada wajah orang itu.
"Kenapa harus ngagetin sih?! Lo kan bisa ngomong dulu sebelum dobrak!"
Seseorang itu melemparkan sepatu Dina kembali. "Padahal lo lebih jago daripada gue, kenapa gak keluar sendiri?"
Dina mengerutkan keningnya kesal. Ia memasang sepatunya kembali.
"Males,"
"Sok males!"
Dina keluar toilet. Ia sengaja menabrak bahu orang tersebut dengan keras.
"Makasih, sama-sama," sindirnya tak dihiraukan Dina. Ia pun segera menyusul Dina di belakang.
"Lelet!"
"Lo yang minta gue nemuin pelakunya dulu kan,"
"Dengan lupain keberadaan gue?"
"Menganalisis pelaku gak semudah yang lo bayangin,"
"Gak peduli," Dina berhenti di depan pintu mobil.
Dia mendengus. Lalu ia membukakan pintu untuk Dina. Cewek itu kemudian masuk mobil tanpa menoleh padanya.
Sesampainya di mobil, mereka berangkat menuju rumah Dina.
"Jadi, siapa pelakunya?"
***
Dina menghentikan langkah di tengah teras rumah. Samar-samar ia mendengar suara jeritan.
Ampun Bu,
"Arkan?"
Dina yakin jika jeritan itu milik Arkan. Cewek itu langsung berlari sekuat tenaga dan mendobrak pintu rumah hingga rusak. Matanya mendelik melihat Nur menyiksa Arkan habis-habisan. Tubuh Arkan melemah, ia duduk dengan posisi membelakangi Nur.
Wanita baya itu mencambuk punggung Arkan berkali-kali.
"IBU?!!"
Dina membuang tas asal. Ia mempercepat langkahnya memisahkan Arkan dari raungan Nur. Nur masih saja berusaha untuk mencambuk punggung Arkan dengan tali tampar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Mafia
Teen Fiction(Squel of Dia Acha) Judul sebelumnya : Dinasaurus vs Tirex Tirex bisa mencium aroma musuh dari jarak jauh. Apabila Tirex berhasil menangkap musuh, Tirex tidak akan melepaskan mangsa semudah yang dibayangkan. Hanya ada dua kemungkinan jika mau bermai...