50. Panorama

2K 454 112
                                        

Ganasnya ombak pantai selatan sering kali membuat orang bergidik ngeri dan segan untuk mendekati. Apalagi jika ombak yang datang memacu kehanyutan.

Air-air saling berkejaran dari arah lautan luas seolah berlomba menghalau agar seseorang tak diperbolehkan menikmati keindahan alam. Semesta seakan tak merestui kedatangan perusak bumi.

Ombak besar pelindung laut indah itu hanya bisa disaksikan dari jauh. Layaknya seorang pengagum rahasia yang hanya bisa menyaksikan panorama dalam diam.

Namun mereka tidak datang di pantai menyeramkan tersebut. Melainkan di pantai tenang dengan panorama alam yang indah.

Pemandangan elok dari pantai eksotis membuat mata tak ingin teralihkan dari pantai yang sangat elok ini. Ketenangan laut yang sangat memanjakan mata membuat mulutnya terbuka lebar. Ikan-ikan kecil di dalam kebeningan air laut menambah kesan menakjubkan.

Bagaikan melihat akuarium terbuka milik alam. Sepanjang perjalanan di jembatan gantung, matanya senantiasa bersinar.

Mulutnya terus mengucapkan syukur berkali-kali. Betapa ajaib dan indahnya ciptaan Allah SWT. Senyuman lebar senantiasa terpatri di bibirnya.

"Cantik ya Kak pantainya?"

"Hm,"

Gadis itu terus menggandeng tangan besar nan kekar miliknya. Genggaman di jarinya begitu erat. Langkah demi langkah mereka pijakan di setiap papan kaku yang bergoyang.

"Banyak orang nyelam."

Setiap orang yang datang kemari, selalu ingin terjun ke laut untuk bercengkrama dengan makhluk laut. Sangat disayangkan jika sudah sampai sini tak merasakan kenikmatan air laut secara nyata.

"Kakak mau nyelam?"

Cowok itu menoleh. Kemudian mengangguk pelan.

"Di sana ada tempat penyelaman." Gadis itu menunjuk tempat khusus penyelaman.

"Mau?" tawar Tirex. Dia mengangguk antusias.

Tirex melepas genggamannya kemudian menggandeng tangannya dan turun dari jembatan gantung. Tirex mengajaknya berlarian kecil. Kegembiraan terbit diwajah keduanya.

Tirex melepas tangannya. Menyentil dahinya lumayan keras. Kemudian ia berlari meninggalkan gadis itu. Dia berdecak pelan. Ia menggerutu sebal sembari berkomat-kamit tak jelas. Tirex tertawa keras melihat wajahnya yang cemberut.

Tentu saja dia tak mau kalah. Gadis itu pun mengejar Tirex sampai ke tempat penyelaman.

***

"Udah gue bilangi kan? Jangan ikuti mereka!"

Wajahnya datar melihat sepasang kekasih yang tengah berlarian dan saling kejar satu sama lain di bibir pantai.

Dia merenung. Hatinya terasa teriris. Di pantai yang tenang ini, ia seperti merasakan dahsyatnya ombak melanda tubuhnya. Seperti pasir pantai, ia selalu menunggu ombak datang, walaupun akhirnya ombak tersebut akan kembali lagi ke laut.

"Liburan ke pantai, ternyata menyakitkan ya?"

"Bukan pantainya yang menyakitkan, tapi hatimu yang sudah mengizinkannya datang."

Dia tertawa miris mengingat kenangan lama. Di saat dia memintanya untuk tidak pergi darinya. Hari ini dia yang telah pergi bersama seseorang pilihan hatinya.

Jatuh cinta harus siap patah hati. Ia sudah menerima konsekuensinya. Namun saat ia sudah benar-benar jatuh hati, ia tak mampu membenarkan filosofi tentang cinta.

Secret MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang