12. Tirex dan Raden

3K 459 10
                                        

Motor sport hitam memimpin beberapa barisan motor yang ada dibelakangnya. Serangkaian aktivitas seakan terhenti oleh kehadiran mereka. Bukan hal biasa lagi jika saat mereka hadir, semua orang terdiam untuk menghormati. Mereka tertunduk patuh pada Tirex saat ia berhenti di depan gerbang. Padahal jam sudah menunjukkan waktu pelajaran. Tetapi, kedatangan Tirexay bagaikan hal wajib untuk disambut.

Kesangaran mereka tidak dapat dipungkiri. Hanya melihat Tirexay dari jauh saja, bulu kuduk berdiri dan merinding.

Tapi tidak dengan cewek yang tengah berdiri di samping pohon rindang dekat sekolah. Cewek itu melihat sekumpulan orang sangar dengan tatapan biasa saja. Tidak ada kata 'takut' dalam kamusnya saat berada di dekat mereka. Dia sedang tidak ingin berdebat, mood nya sangat hancur akibat pergelutan yang terjadi di Bajaj Bang Jali.

Kini seragam bername tag Aradina Zaimashi Winter itu tidak berupa seragam lagi. Sangat lusuh dan banyak noda coklat bekas tangan. Rambutnya pun berantakan bagaikan tidak keramas selama beberapa Minggu. Make up-nya luntur dan belepotan kemana-mana. Penampilannya sekarang sudah seperti cosplay gembel jalanan yang sudah menjabat selama bertahun-tahun.

Dina memperhatikan dirinya mulai  dari bawah hingga ke atas.

"Mirip banget ama gembel, gue jadi jijik sendiri."

"Mending pulang, mandi, terus rebahan baca novel Dia Acha,"

Cewek itu merubah raut muka menjadi datar. Tidak ada senyuman sama sekali. Padahal Dina terkenal dengan sosok ceria. Hanya saja terkadang dia juga galak. Bahkan lebih banyak garangnya daripada senyumnya. Ditambah lagi, sekarang kecantikannya berganti menjadi... Ahh sudahlah, lagipula tidak akan ada yang melihat kegembelannya.

"Untuk saat ini, kalian semua aman karna gue bolos. Tapi, kalo sampe gue liat lo pada telatnya barengan, siap-siap pensil kesayangan gue melayang diatas kertas dalam bentuk surat peringatan 'dinantikan dalam hukuman',"

"Sekarang bolehlah Tirexay gue bebasin."

Cewek itu menghela nafas panjang.

"Padahal udah bonyok, tapi masih aja kelihatan cakep,"

Dina mengembangkan senyumnya lalu pergi dari sana. Semakin lama bersembunyi akan membuat Dina semakin frustasi.

Tirex memimpin barisan motor menuju area parkir khusus anggota Tirexay. Beberapa anggota sekolah lain ikut parkir di area SMA Nusa Bangsa. Tirexay adalah geng motor paling disegani di daerah Ibu Kota. Anggotanya bukan hanya dari SMA Nusa Bangsa saja, tetapi banyak juga dari sekolah lain. Geng ini didirikan sendiri oleh Tirex saat ia masih SMP. Dan Antonio menjadi orang kedua yang akan pasang badan setelah Tirex.

"Pak ketua, kok muka lo tambah ganteng aja," Firman mengungkapkan sindirian yang tertahan sejak tadi. Lagipula, sedari tadi Tirex diam tanpa kata, tidak seperti biasanya.

Tirex hanya meliriknya tajam. Membuat Firman menelan ludah.

Antoni menyenggol lengan Firman agar ia tidak bertanya hal itu. "Diem bodoh!"

Firman mengernyitkan dahinya. "Emang tuh orang abis berantem?" tanya Firman dengan nada sangat pelan.

Antoni mengangguk.

Tirex memang tidak pernah cerita tentang permasalahannya jika dia masih bisa melawan musuh sendirian. Tapi, jika Tirex membutuhkan bantuan mereka, pasti cowok itu langsung bergegas memberitahukan rencana serangan. Lalu bagaimana Antoni bisa tahu? Eujihan lah jawabannya. Dia yang memberikan informasi pada Antoni jika Tirex diserang oleh pembunuh bayaran.

Antoni sangat marah. Ketika Antoni menjenguk keadaan Tirex, rahangnya mengeras. Uratnya muncul dipermukaan kulit. Banyak luka lebam bahkan hampir di sekujur tubuhnya. Untung saja, dokter Ziko sigap mengobati Tirex. Malam itu pula, Antoni langsung menuju ke TKP. Dia juga mengerahkan beberapa detektif khusus keluarga untuk mencari informasi tentang grup mereka. Saat ini dia belum bisa menginformasikan lebih lanjut.

Secret MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang