13. Kuburan

2.5K 432 33
                                    

Seorang gadis berpakaian merah itu mengetuk pintu rumah besar bak istana. Dia menggendong tas kecil biru didepan dada. Sepatu putih kecilnya ia letakkan di rak sepatu yang sudah tersedia.

"Assalamu'alaikum Ayah, Ibu, Ara datang,"

Kebiasaannya setiap hari Minggu, ia berkunjung ke tempat kerja Ayah dan Ibunya.

Telinga gadis kecil itu mulai mendengar suara kaki menuju arah pintu. Sebuah kunci mulai membuka engsel besi pada kayu berbentuk kotak besar. Beberapa menit kemudian, akhirnya seseorang dari dalam membuka pintu. Wajahnya pun ceria mendapati sang Ibu menyambutnya dengan senyuman.

"Eh, anak Ibu udah datang," sambutnya meraih tas biru kecil milik gadis itu.

"Ibu, Ara mau salim." tangannya menengadah meminta salim.

"Oh iya sayang, Ibu hampir lupa," ia menyambut tangan mungilnya. Kemudian gadis kecil itu mencium tangannya dengan lembut.

"Emuaach..."

Cup

Ibunya pun membalas dengan mencium kening sang anak.

"Loh, anak Ayah udah datang kesini ternyata?" pria baya dengan setelan baju rapi berjalan santai sembari merentangkan tangannya menuju gadis kecilnya.

"Ayaahhh.... Ara kangen. Udah lama gak ketemu sama Ayah," teriaknya kegirangan.

Gadis itu melompat ke gendongan sang Ayah. Meskipun dia sedang lelah setelah membersihkan kebun, tapi ia selalu menyisakan sedikit waktu untuk kebahagiaan bersama keluarga.

"Duh, makin hari makin berat aja anak Ayah," kata Ayah mengacak rambut lurusnya gemas.

"Masakan Ibu kan enak, jadi Ara suka makan," jawabnya dengan wajah polos tanpa dosa membuat kedua orang tuanya tertawa ringan sembari geleng-geleng kepala.

"Kalau makanan Ibu enak, berarti kita harus makan dulu," sahut Ibu yang baru saja meletakkan tas di dalam kamar.

"Yey, makaan," girang gadis itu lalu turun dari gendongan Ayah dan berlari menuju meja makan khusus yang berada di dapur.

"Ara, Ayah, ayo makan!" keluarga bahagia itu makan bersama sebelum akhirnya kejadian buruk menimpa mereka.

****

Hujan deras mengguyur jalanan Ibu kota. Banyak kendaraan bermotor menerobos hujan dengan alasan ingin cepat sampai tujuan. Satu kendaraan mobil tidak sengaja menerjang genangan air hingga mengenai seluruh tubuh seorang perempuan dengan pakaian serba hitam lengkap dengan kerudungnya.

Matanya terpejam saat genangan tersebut menghujani wajahnya. Tangannya bergerak menghapus air tersebut walaupun air hujan masih tetap membahasi seluruh badan.

Dia tak bereaksi apapun. Hanya helaan nafas yang terdengar dari bibir manisnya.

Cewek itu terus berjalan di tengah hujan. Tidak peduli banyak badai petir yang hampir menyambar dirinya.

Sandal jepit kuning yang ia kenakan tiba-tiba terputus. Dia hampir terjatuh ke depan sebab badannya tak seimbang. Untung saja terdapat sebuah tiang yang bisa ia pegang.

"Hah, putus," helanya pasrah mendapati sandal kesayangan terputus.

"Yaudahlah, nyeker aja."

Kedua sandalnya ia lempar ke pinggir jalan. Dia tak peduli jika nanti kakinya akan tergores luka. Yang terpenting, ia harus sampai di rumah indah Ayah beserta bunga mawar favorit beliau. Demi sang Ayah, ia harus rela berkorban apapun.

Secret MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang