Dina menyampirkan tasnya di bahu. Ia berjalan santai di koridor sembari mengunyah permen karet. Beberapa siswa meliriknya tak suka karena Dina turun dari motor Scoopy Tirex. Banyak gunjingan tak jelas mengenai dirinya.
Apa salah Dina? Ia hanya menumpang.
Lagipula Tirex sendiri yang menjemputnya di rumah Dina. Cewek itu bahkan kaget melihat Tirex sudah mejeng di teras halaman rumahnya.
Tapi entah ke mana cowok itu pergi. Tirex tidak pergi ke sekolah. Ia juga memakai pakaian santai. Tirex memberikan surat izin pada Dina saat tiba di depan gerbang. Saat Dina bertanya, Tirex hanya menjawab sibuk.
"Mengambil kesempatan dalam kesempitan," sindir siswi bernama Suri. Cewek itu bersandar di tembok.
Dina berhenti. Ia mundur beberapa langkah hingga berdiri tepat di depan Suri. Dina menatap Suri seraya bersedekap dada.
"Kenapa? Lo iri sama gue karna bisa boncengan sama Tirex sedangkan lo cuma bisa numpang bajaj? Iya?"
"Sok kecakepan lo jadi cewek!"
"Lah emang gue cakep, emangnya elo!"
Suri maju selangkah. Ia mendorong Dina. Cewek itu mundur beberapa langkah. Dina segera mengibaskan tangannya membersihkan baju.
"Najis,"
Telunjuk Suri menunjuk Dina. "Jangan lo pikir gue takut sama lo, Dina! Lo cuma seorang sekretaris di kelas sebelah, sedangkan gue adalah anak pemilik perusahaan penerbit!"
"Penerbit? Penerbit yang sukanya bajak novel penulis tanpa ijin?" Dina terkekeh seraya menutup mulutnya.
"Nerbitin buku bajakan aja bangga!" cibirnya mengibaskan rambut.
"Berani lo sama gue?" tantang Suri.
"Uww takutnya," ucap Dina memeluk tubuhnya sendiri seolah ketakutan.
"Tirex!" Dina melambaikan tangan ke arah selatan. Suri pun ikut menoleh. Wajahnya mendadak gembira mendengar kata Tirex.
Dina meludahkan permen karetnya di rambut Suri. Permen tersebut benar-benar menempel di kepala Suri. Cewek itu tertawa mengejek. Lantas ia berlari sekencang mungkin meninggalkan Suri.
"Sur, rambut lo ada permen karet," kata Ratna, teman Suri.
Suri berbalik. Dina sudah tidak ada di belakangnya. Suri menarik rambutnya ke depan. Benar kata Ratna, ada permen lengket yang menempel di rambutnya.
Suri mengepalkan tangan. "Dina sialan!"
***
Suara bising terdengar riuh dari dalam kelas. Samar-samar Dina mendengar teriakan Daniar memilih paksa siapa saja petugas upacara hari ini namun, mereka menolak mentah. Pertama kalinya menjadi petugas mereka sama sekali tidak ada persiapan latihan. Seorang paskibra saja harus berlatih secara rutin untuk menjadi petugas terbaik saat upacara berlangsung.
Sedangkan mereka hanyalah petugas upacara bergilir. Bagaimana bisa menjalankan tugas dengan baik dan benar?
Daniar kewalahan menghadapi keributan teman-temannya. Ia benar-benar pusing. Belum lagi anggota Osis sudah memaksa Daniar untuk segera membawa teman-temannya menuju ke tempat upacara. Farhan selaku ketua kelas tak mampu berbuat apa-apa. Karna ia sangat malas mengatur ataupun bertanggung jawab dalam hal ini.
Farhan memijat pelipisnya. "Bayar denda aja apa susahnya sih, ribet amat!"
"Kalau kita nggak jadi petugas dendanya bertambah jadi Lima juta, Han," gumam Gisel.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Mafia
Teen Fiction(Squel of Dia Acha) Judul sebelumnya : Dinasaurus vs Tirex Tirex bisa mencium aroma musuh dari jarak jauh. Apabila Tirex berhasil menangkap musuh, Tirex tidak akan melepaskan mangsa semudah yang dibayangkan. Hanya ada dua kemungkinan jika mau bermai...