53. Hampir Sempurna

2.2K 493 73
                                    

"Kalau gak terima, sini lo maju lawan gue, Tirex Axay Ellovar!"

Tirex mengepalkan tangannya kuat. Ia beralih menatap Zahra. Tatapannya berubah teduh, senyuman yang diberikan Tirex untuk Zahra pun sangat hangat.

Melihat Tirex bersikap begitu manis padanya, hati Dina semakin terbakar.

Tangan kekar itu mengelus pelan pipi Zahra. "Sakit?"

Zahra merengut sedih, kemudian ia mengangguk, "sakit, Kak,"

Tirex tersenyum tipis. Lalu ia menyerahkan Zahra kepada Firman.

"Jaga dia!"

Tirex turun dari tangga, ia maju selangkah demi selangkah ke arah Dina. Cewek itu tersenyum miring menunggu kedatangan Tirex. Kedua mata mereka saling memandang menyiratkan sebuah kata tak tersampaikan.

Hanya masing-masing pemilik mata yang tau apa maksud tatapan tersebut. Dina memasang kuda-kuda. Semua orang dibuat deg-degan dengan aksi menantang Dina.

"Mana mungkin cewek menang lawan cowok?" seru Ben yang kebetulan lewat.

"Gue sih jago Dina," kata Ardi.

"Karna gue laki, gue jago Tirex."

"Lo berani gak, adu mekanik sama Dina?"

Ben menoleh. Dia geleng-geleng seraya nyengir kuda, "gak," dia memukul kepalanya beberapa kali, "amit-amit,"

"Cih!" decih Ardi.

Tirex tetap melangkah maju. Antonio pikir, cowok itu tidak akan menuruti perkataan Dina, namun, langkah tegasnya mengatakan bahwa Tirex siap menerima tantangan.

Firman meneguk ludahnya susah payah. Pikirannya melayang mengingat kejadian beberapa hari yang lalu. Di mana ia dihajar habis-habisan oleh monster cantik tersebut. Tajamnya serangan Dina membuat Firman tak bisa menghindar.

Ia tak bisa berpikir, bagaimana nantinya jika ketua Tirexay akan jatuh di tangan Dina yang disaksikan oleh seluruh warga sekolah yang sudah berkumpul entah sejak kapan.

Tirex melangkah mantap. Matanya lurus menatap manik mata sinis Dina. Cowok itu tak berekspresi sama sekali. Mukanya datar. Dia tak menaruh harapan kemenangan.

Antonio menggenggam tangannya erat. Ia tak mau jika Tirex menyentuh wanita yang dicintainya. Peperangan belum dimulai tapi Antonio sudah gelisah.

Antonio meyakinkan diri untuk mencegah hal buruk terjadi. Cowok itu perlahan turun dari tangga. Namun, tiba-tiba seseorang muncul di depannya. Antonio terkejut melihat dia tersenyum smirk.

"Hai Antonio," sapa Hanabi.

Antonio mengernyitkan dahi. "Minggir, jangan halangi gue!" gertaknya.

"Mau halangi Dinasaurus? Lawan gue dulu dong,"

Antonio berdecih. "Gue gak punya waktu buat neladenin lo!"

Antonio menyingkirkan tubuh Hanabi dengan tangannya. Hanabi tersenyum. Cewek itu menggenggam tangan Antonio. Antonio meliriknya, Hanabi mengedipkan mata sekali. Kemudian, Hanabi membalikkan badan, telapak tangannya masih mencekal pergelangan Antonio.

Hanabi menendang salah satu kaki Antonio dan langsung membanting cowok itu sekuat tenaga hingga tubuhnya terbentur lantai dengan keras.

Semua orang mengalihkan perhatiannya kepada Antonio yang meringis kesakitan. Tirex terkejut bukan main, seorang gadis yang notabenenya lebih lemah daripada laki-laki itu mampu membuat wakil ketua Tirexay terbanting keras.

Dina terkekeh menonton aksi Hanabi. Ia memberikan aplouse untuk sahabatnya. Melihat Tirex terbengong, Dina tak mau kehilangan kesempatan. Cewek itu menendang punggung Tirex dengan sangat keras.

Secret MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang