16. Pencuri Goceng

2.1K 388 3
                                    

Beberapa hari yang lalu setelah mengerjakan semua perintah Dina untuk membersihkan toilet, mereka berencana akan menyegarkan pikiran mereka. Salah satunya dengan bermain PS. Namun, tidak jadi. Karna Tirex sudah pulang duluan karna ia kabur meninggalkan teman-temannya.

Tidak ada yang sadar. Karna mereka dihukum secara terpisah. Walaupun begitu, mereka berencana untuk memperlambat pekerjaan sampai sekolah pulang. Dina pun tidak memedulikan hal itu, yang terpenting semua hukuman sudah beres.

Dan sekarang mereka sedang berada di basecamp. Antonio berencana mengajak mereka bermain PS hari ini.

Kini Antonio memimpin pasukan lainnya yang juga ikut ke Apartemen Tirex. Tirex tidak mengangkat telepon dari Antonio. Sudah sebanyak lima kali tapi tetap saja diabaikan. Akhirnya mereka pergi tanpa sepengetahuan Tirex.

Kurang dari Lima belas menit, mereka sampai di parkiran Apartemen.

"Coba deh, lo telpon lagi," ujar Coki.

"Oke," Antonio mendial nomor Tirex. Telponnya tersambung. Ia membesarkan volumenya. Tirex mengangkat telpon.

"Hm?"

Suara Tirex serak. Dia terpaksa bangun tidur akibat panggilan dari Antonio.

"Salam!" peringat Antonio.

Sedari kecil, ia diajarkan untuk selalu mengucapkan salam. Sebenarnya Tirex juga, tapi cowok itu tidak selalu mempraktekkan ajaran keluarga seperti Antonio.

"Semlekum,"

"Yang bener anjir!"

Terdengar helaan nafas dari seberang sana.

"Assalamu'alaikum ya ahli kubur,"

"Matamu!" sewot Antonio dengan nada oktaf naik satu.

Tirex terbahak-bahak. Firman, Coki dan lainnya pun ikut tertawa.

"Oke-oke ulang, Assalamu'alaikum,"

"Hm,"

"Jawab ngab!"

"Wa'alaikumsalam!"

"Ngapain lo nelpon gue! Ganggu aja!"

"Gue di Apartemen lo!"

"Oh,"

"Sama temen-temen,"

"Ap-"

Tuut... Tuut... Tuut...

Antonio memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Membuat Tirex mengumpatinya.

"Antonio kampret! Pasti apartemen gue hancurr!"

Tirex bangun dari kasur, ia langsung berlari ke pintu untuk mengganti kata sandi sebelum terlambat. Antonio yang tau jika Tirex tidak suka teman-temannya pergi ke Apartemennya pun menggeret mereka untuk berlari sekencang mungkin.

"Ngapain sih lari-larian Ton?!" tukas Firman.

"Keburu diganti sandi,"

Firman memukul keningnya. "Oh iya!!" gumamnya. "Cepetan lari!!"

Firman berlari dua kali lebih cepat. Dia menjamah pintu apartemen Tirex. Begitu juga Tirex, ia juga menjamah pintu apartemen. Dan selanjutnya...

Telepon apartemen Tirex berbunyi. Cowok itu berhenti sejenak. Firman pun berhasil menombol kata sandinya. Akhirnya mereka berhasil menembus pintu apartemen Tirex.

Secret MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang