Tirex memasang wajah datar untuk menyembunyikan kemenangan permainan kartu remi miliknya yang sudah sempurna. Lambang hati yang berhuruf As,K,Q dan J siap untuk ditampilkan. Hanya tinggal menunggu Eujihan membuang salah satu kartu dari lima kartu.
Berbeda dengan Tirex, Dina yang sudah mengetahui kekelahannya hanya bisa melirik sana-sini. Mencuri pandang ke kartu Antonio yang nilainya hampir sempurna.
Sayangnya, ia tak bisa melihat isi kartu Tirex karna cowok itu menutup dan menginjaknya di lantai. Mereka duduk lesehan saling berhadapan.
Dengusan pasrah keluar terus-menerus dari mulut Eujihan. "Gue ambil semua aja deh kartunya,"
"Ya gak bisa dong!" cegah Dina.
"Kalau bisa dua kenapa satu?" tanya Eujihan.
"Rakus amat lo. Kalah ya kalah aja."
"Enak aja, gue gak mau kalah, Kak!"
"Cuma game, lagian yang kalah gak bakal dapat hukuman."
"Siapa bilang?" ketiganya menatap Tirex terkejut. Dari awal permainan, belum ada kesepakatan jika yang kalah akan mendapat hukuman.
"Setuju, dihukum jadi lebih seru." Sahut Antonio.
"Bener juga," seru Eujihan.
"Gak! Gak! Apa-apaan, tadi gak ada kesepakatan hukuman buat yang kalah!"
"Lo kalah ya?" tebak Tirex membuat Dina melotot. Cowok itu menaikkan kedua alisnya beberapa kali.
"Sok tau lo,"
"Udah terbaca, kalau lo kalah pasti nolak ada hukuman,"
"Peramal lo?"
"Gue ramal lo bakal dapet dare dari kita."
Dina menarik napas. Ia mencoba untuk bersikap setenang mungkin. "Kalau gitu, ayo kita buktikan."
Cewek itu menatap satu persatu mereka. "Jadi deal nih pake hukuman?" tanya Eujihan.
"Deal!" sahut mereka kompak.
Tirex mengembangkan senyum merekah. Ia akan memikirkan hukuman yang pas untuk Dina. Hukuman lain dari yang lain. Kesempatan ini tidak boleh terbuang sia-sia. Karna baru pertama kalinya Tirex bisa mengalahkan Dina sepanjang sejarah.
"Cepet pilih!" desak Antonio menyenggol kaki Eujihan pelan. Ia geram melihat Eujihan yang masih setia memandangi kelima kartunya.
Eujihan berdecak sebal. Antonio menganggu konsentrasinya. "Antonajis!"
"Heh!" cowok itu memelototi adik Tirex.
"Gue bangga punya adek kayak lo,"
"Gue gak," sontak ucapan Eujihan membuat Dina dan Antonio tertawa terbahak-bahak.
Cowok itu menyentil dahi Eujihan. "Cepetan!"
Eujihan meyakinkan diri. Setelah itu ia meletakkan kartu reminya. Begitu juga dengan Tirex dan Antonio. Mereka bertiga melotot melihat kartu dengan nilai sempurna milik Tirex.
Sedangkan Dina meneguk ludahnya susah payah.
Sialan, kenapa gue kalah dari Tirex!
Tirex menyeringai. Ia menunggu Dina mengeluarkan kartunya. Cowok itu menggeser tubuhnya lebih mendekat. Lalu membisikkan sesuatu pada Dina. "Lo beneran kalah, kan?"
"Oke fine, hari ini gue ngaku kalah!" Dina meletakkan kartu dilantai sedikit keras.
Eujihan bertepuk tangan heboh. Keempat kartu Dina berbeda angka. Bukan hanya lambang saja, bahkan warnanya pun tak sama. Dua hitam dua merah. Itu artinya, Dina kalah, dan ia juga mengakui kekalahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Mafia
Teen Fiction(Squel of Dia Acha) Judul sebelumnya : Dinasaurus vs Tirex Tirex bisa mencium aroma musuh dari jarak jauh. Apabila Tirex berhasil menangkap musuh, Tirex tidak akan melepaskan mangsa semudah yang dibayangkan. Hanya ada dua kemungkinan jika mau bermai...