Eujihan menginap di Apartemen Sisi setelah semalaman berada di kelab malam. Ia bisa pergi menuju tempat haram tersebut atas izin Arjuna. Pastinya tidak izin untuk mendugem, tetapi izin mengerjakan tugas dan menginap di rumah temannya. Arjuna memakluminya, karna tugas sekolah lebih penting.
Eujihan bangun dari tidur. Ia merasa sedikit pusing. Perutnya terasa bergejolak. Dia menarik tangannya ke atas. Merenggangkan otot-ototnya. Di sampingnya ada Sisi, sahabat laknat terbaiknya itu tengah tidur pulas. Cewek itu tidur dengan posisi kakinya menghadap ke Eujihan. Dan kaki Eujihan berada di samping kepala Sisi.
Eujihan memukul keras kaki Sisi. "Kaki biadap!"
Jika dilihat-lihat, bukan kaki Sisi yang salah, melainkan pola tidur Eujihan saja yang tidak bisa diam di tempat. Posisi tidurnya pindah-pindah, kadang ia merangkul Sisi, memeluk tangan Sisi, tidur di perut Sisi, bahkan menendang Sisi hingga terjatuh di lantai. Dan Eujihan juga tak sadar jika Sisi sudah menjewer telinganya kuat tadi malam.
Eujihan meng-kretek punggungnya ke kanan dan kiri. Suara kretekan terdengar sempurna.
Krek!!
Dia memutar lehernya. Meregangkan otot kepala.
Cewek itu turun dari ranjang. Berjalan menuju toilet. Membersihkan wajahnya. Ketika ia berada di dalam, hidungnya mencium aroma bir yang sangat pekat. Ia mencium lengannya, ternyata asal bau itu terlekat padanya.
"Jangan sampai tubuh gue bau bir, bisa-bisa Bapak Arjuna menyita sepeda motor kesayangan gue!" Ia melepas bajunya, niatnya hanya membersihkan wajah saja, harus mandi sekalian karna tubuhnya dipenuhi aroma minuman haram.
Selesai mandi, ia mendengar suara adzan shubuh. Sekalian juga ia mengambil air wudhu dan sholat. Sekalipun nakal, ia masih ingat kewajibannya sebagai seorang muslim. Hanya saja... Sifatnya yang naudzubillah itu membuat Malaikat pusing mencatat amal dan maksiat yang saling salip.
Setelah dirinya selesai sholat, Eujihan mengambil tas selempang lalu pulang dari apartemen Sisi. Ia tak ingin membangunkan cewek itu di pagi-pagi buta.
"Gue pulang dulu ya, lontai," ia mengirimkan pesan suara di Line Sisi.
"Jangan mabuk mulu, lo masih punya utang sama gue,"
Sisi tidak akan bisa mendengar secara langsung, karna dia tertidur sangat pulas. Eujihan mengambil kunci motornya. Dia keluar dari apartemen Sisi.
Eujihan menaikkan satu alisnya. Melihat tulisan denda tilang terselip pada plat-nya.
Sudah di tilang Dua kali, bayar denda juga harus Dua kali lipat!
-Briptu Majesta-
"Polisi kampret!"
Kepalanya bersungut mengingat kejadian malam tadi. Tirex memang sudah membantunya dari polisi sialan itu, tapi untuk masalah denda, Eujihan sendiri yang harus menanggungnya. Eujihan mengambil surat tersebut. Meremasnya hingga tak berbentuk. Kemudian membuangnya di tempat sampah. Ia menancapkan kontak. Mengendarai sepeda dengan kelajuan penuh. Entah jalannya sepi atau ramai, ia tetap menaikkan kecepatan.
Di setiap tapak jalan yang ia lewati tak ada satu orang pun yang berlalu lintas. Bahkan di lampu merah, ia tak perlu berhenti karna sepi. Eujihan terus menerobos jalan.
Jika pada kecepatan normal, jarak dari apartemen Sisi ke rumahnya memerlukan waktu Dua puluh menit tapi Eujihan hanya membutuhkan waktu Lima menit saja untuk sampai di pertigaan perumahan elit.
Eujihan mengernyitkan dahinya sengit saat melihat seorang cowok memakai baju serba putih berdiri di depan gerbang rumahnya. Cowok itu menyandarkan tubuhnya di samping pintu mobil seraya melirik jam tangannya berkali-kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Mafia
Teen Fiction(Squel of Dia Acha) Judul sebelumnya : Dinasaurus vs Tirex Tirex bisa mencium aroma musuh dari jarak jauh. Apabila Tirex berhasil menangkap musuh, Tirex tidak akan melepaskan mangsa semudah yang dibayangkan. Hanya ada dua kemungkinan jika mau bermai...