Setelah beberapa hari dirawat dirumah sakit, akhirnya Marko bisa kembali beraktivitas seperti biasanya. Karna hari ini hari istimewa, maka Marko akan menjemput pacarnya untuk berkencan ria. Cowok itu sudah bersiap dengan stelan casual. Saat ini ,dirinya hanya tinggal menyisir rambutnya yang basah.
Ponselnya sudah berdering beberapa kali, menandakan bahwa sang pacar sudah siap. Saat Marko mengambil ponsel dan mengangkatnya, deringan telpon tersebut tiba-tiba saja berhenti.
Membuat cowok itu berdecak sebal. "Niat nelpon gak! Baru dering udah mati,"
Marko kembali meletakkan ponselnya diatas nakas dan melanjutkan kegiatan tertundanya. Selang beberapa menit, telepon berdering lagi. Marko yang sedang fokus pada rambutnya sampai terjingkat kaget.
"Anjim!" kagetnya mengelus dada. Cowok itu langsung mengangkatnya kasar.
"Hallo!! Tung--"
Tut... Tut... Tut... Tut...
Marko menjauhkan ponselnya dari telinga. Matanya menatap nyalang pada ponsel yang kini bergambar wallpaper motor sport.
Marko melemparkan sisirnya ke kasur. Tanpa berlama-lama, dia memencet tombol hijau pada nomor Dina.
Panggilan yang anda tuju sedang sibuk
Itulah kata yang ia dengar saat ponselnya berada disamping telinga.
"Nih anak pasti nelpon gue lagi," firasatnya pasti benar, karna cewek itu akan menelepon terus menerus jika dirinya tak segera datang.
Satu pesan WhatsApp masuk. Marko menyipitkan matanya ketika melihat isi pesan tersebut.
Telpon!
"Ck," decaknya kesal.
Cowok itu mengambil kunci motornya. Sebelum keluar rumah, dia kembali menelepon cewek menyebalkan.
Diseberang sana, Dina dengan sigap mengangkat telepon dari Marko."Otw,"
Hanya satu kata yang ia lontarkan, setelah itu Marko memutuskan sambungan telponnya agar Dina tidak cerewet karna keterlambatannya.
***
"Akhirnya gue kencan juga," tidak ada kata capek bagi seorang cewek menatap cermin yang menampilkan aura kecantikannya. Menurutnya, cantik alami seperti ini harus diperhatikan sedetail mungkin. Polesan naturalnya sudah cukup membuktikan bahwa dia sangat cantik.
"Natural aja cantik apalagi pake make up akad?" tawanya menggelegar memenuhi ruangan kamar.
"Kapan ya gue nikah?" ujarnya mencepol rambut sembari membayangkan saat ia memakai pakaian pengantin.
Dina menggelengkan kepalanya beberapa kali. "Ish, masih lama!"
"Pahatanmu sangat luar biasa ya Allah," gumamnya lagi sambil tersenyum merekah.
"Gue cantik juga ya sebenarnya,"
"Siapa sih yang gak suka sama gue?"
"Kan gue itu cantik,"
Cewek itu menyilangkan tangannya di depan dada sembari menunjuk dirinya menggunakan jari telunjuk. "Hanya orang buta yang nggak bisa melihat kecantikan gue."
Matanya berkedip lambat. "Eh? Bukannya orang buta emang nggak bisa melihat ya?"
Dina memukul kepalanya sendiri. "Bego banget sih lo!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Mafia
Teen Fiction(Squel of Dia Acha) Judul sebelumnya : Dinasaurus vs Tirex Tirex bisa mencium aroma musuh dari jarak jauh. Apabila Tirex berhasil menangkap musuh, Tirex tidak akan melepaskan mangsa semudah yang dibayangkan. Hanya ada dua kemungkinan jika mau bermai...