58. Dangerous People

1.9K 401 39
                                    

"Gisel?"

Mata Dina melebar sempurna. Warna ungu yang ada di bibir cewek itu sangat kentara. Dina menggeleng-gelengkan kepalanya berkali-kali. Seakan tak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.

"G-gisel, lo-" Dina membungkuk, ia ingin memastikan keadaan Gisel dengan tangannya. Namun hal itu tidak terjadi, sebab Tirex menariknya menjauh.

"Jangan lo sentuh dia!" sergah Tirex

"Kenapa si lo, gue mau tolongin Gisel!" Dina menghempaskan tangan Tirex, ia tetep keukeh untuk menyentuh Gisel.

Cowok itu semakin mengeratkan cengkeramannya. "Gue bilang jangan ya jangan, lo bisa nurut gak sih!"

"Gak, gue bukan pembantu lo, bangsat!"

Tirex menatap nyalang Dina. "Lo minta di kasar?"

Dina menautkan kedua alisnya. "Lo berani kasarin gue?"

"Rex," sahut Antonio mencoba menyadarkan Tirex.

Cowok itu menarik Dina secara paksa. Dina berdiri sempurna secara otomatis. Setelah itu Tirex menghempaskan tubuh Dina dengan kuat ke arah Antonio. Cowok itu sigap menangkap Dina. Sedangkan Dina terkejut melihat perlakuan Tirex yang berani melemparnya.

"Lo ngajak gelut?" cewek itu langsung menjauh dari tubuh Antonio dan menjambak rambut Tirex.

"Sini lo!"

Antonio nyengir takut melihat aksi Dina.

Tirex mencekal tangan Dina. Cewek itu semakin bringas. Tak peduli di mana ia berada, Dina akan menghambisi Tirex saat ini juga.

Gadis cantik menyeramkan itu menangkis tangan Tirex, lalu menendang perutnya. Tirex mundur selangkah. Dina memasang kuda-kuda.

Tirex belum mengambil persiapan, cewek itu sudah memulai aksi. Melayangkan kakinya menendang wajah Tirex. Cowok itu memuntahkan cairan bening dari mulut.

"Uhukk-uhukk!"

"Gue punya alasan cegah lo, Din!"

Dina menarik sudut bibirnya, "alasan!"

Cewek itu menarik baju Tirex. Mendapati wajah Tirex di depannya, ia langsung menyikut dada Tirex dan menendang dagunya dengan lutut. Tentu saja Tirex kalah telak. Cewek itu menghajarnya habis-habisan sebelum mendengarkan alasannya.

Antonio bergerak menolong Tirex namun, gerakannya sudah terbaca oleh Dina. Ia mengeluarkan pulpen emasnya, melemparkan pulpen tersebut dari belakang. Antonio melebarkan matanya, untungnya ia sigap menghindar. Jika cowok itu tak menghindar, ketajaman ujung pulpen Dina akan menusuk jantungnya.

Tirex batuk darah, selagi Dina masih fokus ke Antonio, ia menendang bagian belakang lutut Dina. Cewek itu terjatuh ke belakang, Tirex sigap menangkapnya.

Keduanya terjatuh dilantai. Tirex segera mengunci pergerakan Dina.

"Tubuh Gisel dipenuhi racun sianida, gue gak mau lo mati hanya gara-gara racun!" sarkas Tirex. Wajahnya memerah dipenuhi kilatan amarah.

Cowok itu menatap mata Dina lekat. "Sebelum detektif dan polisi datang, jangan pernah lo sentuh dia atau lo gue bunuh saat ini juga!"

Dina mengerutkan keningnya. "Polisi? Kenapa gak panggil ambulans?"

"Antonio, lo telpon ambulans, cepat!" teriak Dina.

Antonio menghela napas. Ia terdiam lesu. Ia menggelengkan kepalanya pelan.

"Lo gak mau nolongin sahabat gue?"

"Bukan gitu maksud gue, Din, tapi Gisel udah-"

"Stop!"

Secret MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang