5. Kejadian tak terduga

5.2K 690 13
                                    

Tidak ada yang bisa berhasil kabur dari amukan Pak Yusup. Buktinya Tirex dan kawan-kawan mendapatkan hukuman membersihkan tempat yang sangat mereka benci. Yaitu, perpustakaan. Bukan hanya geng Tirexay saja, tapi Dina juga terkena hukumannya.

Mereka membersihkan buku-buku berserakan dan ditempatkan ke rak semula. Jika saja tidak ada penjaga perpus, mereka tidak akan damai seperti ini.

Tidak ada yang buka suara sama sekali. Mereka membersihkan rak buku dengan sangat amat lambat dan malas. Mereka menatap wajah satu sama lain. Memberikan kode bahwa Bu Ani masih memperhatikan mereka.

Suara dering telepon berbunyi. Itu milik Bu Ani, penjaga perpustakaan. Senyum Tirex merekah ketika Bu Ani berjalan keluar perpustakaan karna mendapat panggilan dari Kepala Sekolah.

"Yes," Tirex melemparkan kemoceng ke sembarang arah dengan kasar lalu ia berjalan menuju pintu keluar bersama Antoni dan Firman.

"Awhh," ringis Dina ketika benda kecil itu tanpa sengaja mengenai kepalanya.

"Woy Tirex!!" teriak Dina menggema di dalam Perpustakaan.

Tirex, Antoni dan Firman menghentikan langkah. Mereka menatap Dina bingung.

"Hei Dinasaurus, nggak boleh teriak-teriak di sini!" dumel Firman sembari berkacak pinggang.

"Diem lu! Gue gak ngomong sama lo!"

"Itu, barusan lo ngomong sama gue."

Dina berkedip pelan. Benar juga apa kata Firman. Baru saja ia telah berbicara padanya. Cewek itu lalu mencebikkan bibirnya kesal.

"Lo belum nyelesain hukuman dari Pak Yusup. Jangan kabur dulu, nanti hukuman kita semakin bertambah,"

Tirex menaikkan satu alisnya. "Emangnya, si Yusup bakal tau kalo kita kabur lagi?"

"Taulah,"

"Darimana?"

Dina melipat kedua tangannya di depan dada. "Dari Bu Ani,"

"Bu Ani? Bu Ani aja bisa keluar dari sini kenapa kita nggak?!" Firman pun ingin mengikuti jejak langkah penjaga perpustakaan. Kalau beliau saja bisa keluar dari tempat menyedihkan ini, kenapa dirinya tidak? Dunia kan harus adil. Jadi, mereka juga harus ikut keluar.

Cewek itu berkacak pinggang seraya melototkan matanya. "Gak bisa gitu dong! Kalian harus tetap menjalankan hukuman sampai waktunya habis!"

"Idih, ogah," Antoni bergidik ngeri membayangkan dirinya harus bertatap muka dengan buku-buku ini sepanjang jam sampai waktunya istirahat.

"Pusing gue lama-lama natap tuh buku. Mending natap Mbak Maria Ozawa, bisa lebih terang mata gue. Langsung jadi jreng. Semangat semakin berapi-api." Antoni tersenyum membayangkan-

Plak!!

Bayangan Antoni hancur seketika. Tirex menampar cowok itu dengan buku tebal Fisika yang baru saja ia ambil khusus untuk Antoni. Dina dan Firman yang melihat kejadian tersebut secara nyata hanya bisa meringis.

"Anjir! Lo kira gak sakit apa?!"

"Pikiran negatif lo harus cepat disadarkan."

"Sok-sokan ngomongin gue, lo sendiri aja tiap malem rajin nonton tuh film dikamar sendirian."

"Eits," Tirex menutup mulut Antoni dengan jari telunjuknya.

"Jangan fitnah orang sembarangan kalo lo sendiri aja ga pernah tidur sama gue,"

Antoni mendelik. "Hih amit-amit gue tidur sama lo!"

Dia mendorong Tirex menjauh dengan keras hingga ia menabrak Dina dan tak sengaja memeluknya. Cewek itu terkejut dan tidak bisa menahan tubuh Tirex yang jauh lebih berat darinya. Begitu juga dengan Tirex, dia tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya karna lantai perpustakaan sedikit licin.

Secret MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang