49. Lebam Biru

2K 412 54
                                        

Coki mencomot kentang ke dalam saos. Sudah beberapa kali memakannya, Coki tidak pernah merasakan bosan. Apalagi jika makan tanpa bayar alias gratis. Coki semakin semangat menghabiskannya.

"Nikmat Tuhan manakah yang kau dustakan," gumam Coki penuh syukur.

"Kalo ada gratisan aja gercep lo!" ketus Dina.

Alasan cewek itu datang ke sini, selain karena undangan Eujihan, ia berniat untuk menyambangi Tirex. Lebih tepatnya modus, tapi cowok itu malah asik menatap ponsel. Padahal sedari tadi Dina sudah mencoba untuk menggodanya berkali-kali.

"Perasaan, dulu lo ngidam banget sama senyuman gue,"

Tirex menyimpan ponselnya. Ia menatap Dina. "Perasaan, dulu lo gak pernah nanggepi gue,"

"Perasaan, dulu lo selalu cari masalah sama gue,"

"Perasaan, dulu lo sering hukum gue,"

"Perasaan, dulu-" ucapan Dina terpotong.

"Bercandaan lu berdua bawa-bawa perasaan anjir!" tukas Coki. "Awas lo berdua jatuh cinta,"

"Udah," seru Dina mendapat tatapan tajam dari Hanabi, Raden, dan Coki.

Sedangkan Antonio hanya tersenyum miring menanggapinya. Cowok itu menyeruput kopi hitamnya.

"Gak usah baper," tandas Tirex bergabung dengan Antonio. Ia merangkul pundaknya.

"Apa?" Dina melirik Hanabi, Coki, dan Raden.

"Gue bunuh kalau lo beneran jatuh cinta sama Tirex." Ancam Hanabi mengepalkan tangan di udara.

Dina terkekeh pelan. Ia menjitak kening Hanabi. "Gue kalau jatuh cinta pake logika," bisik Dina.

"Gue gak setuju!" seru Raden menatap lurus manik-manik matanya.

Dina menghela napas panjang. "Lo wali gue, gue harus nurut."

Seseorang yang sudah mengundang mereka akhirnya muncul. Acara ini diadakan untuk merayakan kemenangannya yang kesekian kalinya. Eujihan berhasil mengalahkan Antonio. Dia mendapatkan hadiah iPhone 12 pro max. Walaupun ia mempu membeli sendiri, tapi saat ia mendapatkan karna menang balapan, itu menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi Eujihan.

Eujihan menjulurkan lidah mengejek Antonio. Cowok itu malas meneladeninya, ia memutar bola mata. Kemudian kembali meminum kopinya. Eujihan membawa gitar bersama seorang pria di belakangnya.

Semua orang mengalihkan perhatian pada sosok tersebut. Coki menghentikan kunyahannya, ia menganga lebar melihat wajahnya yang penuh lebam. Cowok itu berdiri menghampirinya.

"Lo abis bekam di wajah?" tanya Coki penasaran.

"Gak!"

Eujihan meletakkan gitar di samping Tirex. Kemudian duduk di samping Dina. "Gue aja kaget, dia baru dateng tapi wajahnya udah babak belur,"

"Siapa yang udah nyerang lo?" sarkas Tirex.

Firman melirik Dina sejenak. Cewek itu menampilkan senyum smirk sambil menaik-turunkan alisnya beberapa kali.

Firman menggelengkan kepalanya. "Gue abis jatuh," bohong Firman.

"Lo yang ngomong sendiri atau gue yang cari dan habisin dia sendiri?"

"Uuh menakutkan," ucap Dina sok takut.

Tirex menoleh ke belakang, ia memberikan tatapan peringatan untuk Dina. "Lo diem lo aman!" peringatnya

Dina menutup mulutnya sendiri. "Gue diem gue aman dan lo juga aman kalau lo gak ikut campur!"

Tirex kembali melirik Dina, kali ini tatapannya sangat amat datar. Dina memberikan cengiran lebar.

Secret MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang