10. Dikeroyok

3.1K 473 18
                                    

Tirex menelpon Eujihan, namun tetap tidak ada jawaban. Bahkan telepon darinya selalu ditolak. Tirex mencoba menelpon lagi, tetapi ponselnya telah dimatikan oleh adiknya.

"Si alay lagi kumat," tukasnya.

Tirex menoleh kesana kemari mencari mobil hitam kesayangannya. Sudah hampir lima kali ia memutari parkiran bawah tanah namun hasilnya nihil. Mobilnya telah hilang. Pasti sudah dibawa kabur oleh adiknya.

"Ninggalin gue ceritanya?"

Cowok itu berhenti sejenak sembari memegangi dinding besar pembatas parkir. Ia menarik nafasnya dalam lalu menghembuskan pelan.

"Aarghh!" erang Tirex menendang sebuah botol yang ada didepannya dengan keras hingga masuk ke dalam tong sampah.

Tirex mengusap wajahnya kasar, "Adek biadap! Bisa-bisanya pulang tanpa gue. Terus gue harus pulang naik apaan coba?"

"Mau pulang naik ambulans atau pulang tanpa nama?" tiba-tiba segerombolan pemuda muncul dihadapan Tirex lengkap dengan senjata pukulan seperti kayu kering dan tongkat badminton tanpa ja.

Kedua alis Tirex menyatu, cowok itu bertanya pada dirinya sendiri apakah dia mengenal mereka? Mungkinkah mereka penggemarnya? Atau mungkin, mereka adalah siluman Simpanse yang menyamar jadi alien?

Wajah orang-orang tersebut nampak asing di mata Tirex. Namun, dia merasa sedikit curiga pada mereka. Tirex berdiri tegak membenarkan posisinya yang setengah bungkuk.

"Siapa kalian?" tanya Tirex sedikit penasaran.

Mereka tampak memandang satu sama lain. "Lo gak perlu tau siapa kita," kata cowok berjaket hitam polos. Tirex yakin, dialah pemimpin pembunuh bayaran.

"Oh kalian si pengecut yang beraninya keroyokan itu ya?" sahut Tirex asal disertai dengan senyuman mengejek pada enam orang tersebut.

Wajah mereka mendadak marah seketika setelah mendengar ucapan Tirex.

"Nantang dia," kata salah satu dari mereka.

Tirex hanya menarik sudut bibirnya. "Kalo berani sini one by one!"

Satu pukulan kayu kering berhasil menyentuh punggung Tirex dengan keras. "Kelamaan, gas aja lah!"

Setelah pemukulan tersebut, mereka menyerang Tirex secara bersamaan. Tirex yang masih terkejut akibat pukulan tiba-tiba itu tak sempat menghindari serangan. Cowok itu terjatuh dilantai setelah salah satu dari mereka menendang lutut bagian dalamnya.

Bugh... Bugh... Bugh...

Tendangan demi tendangan mengenai punggung dan seluruh badan Tirex. Cowok itu hanya bisa meringis. Ia tak bisa bergerak karna tubuhnya terkunci dan terkepung.

"Arrgh," ringis Tirex merasakan perih pada wajahnya saat pisau tajam menyayat tulang pipinya.

"I'm sorry brother," bisik seseorang dikupingnya. Tirex merasa tidak asing dengan suara itu, tapi ia tak yakin jika dia benar-benar mengenal suara tersebut. Saat cowok itu melirik pemilik suara, ternyata Tirex tak mengenalinya. Lalu, cowok itu memberikan kode pada temannya untuk melanjutkan aksi.

"Gausah sok jagoan jadi orang, kalo lemah, lemah aja Njing!"

Satu pukulan melayang mengenai wajah Tirex. Pelipis dan sudut bibirnya sobek hingga mengeluarkan darah. Tak sampai situ, salah satu kaki mereka mendendang perut Tirex.

"Rasain lo!"

Uhuk... Uhuk...

Tirex terbatuk darah. Namun ia masih bisa menampilkan senyuman smirk.

Secret MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang