64. The Leader

1.4K 358 69
                                    

Menjadi pasangan seorang pewaris adalah cita-cita sebagian wanita, dan gadis itu berhasil menjadi salah satu wanita yang beruntung.

Kedua tangan itu saling bertautan. Berjalan beriringan dan saling menyamakan langkah satu sama lain. Beberapa orang menundukkan kepalanya menyapa kehadiran mereka.

Dua pasangan yang mulai memublikasikan hubungan, kini telah ramai diperbincangkan.

"Reputasi kita berubah, dari anggota inti menjadi pengawal ketua."

"Nikmati saja,"

"Andai aja waktu itu gue gak pingsan, habis mereka semua ditangan gue!" Firman mengepalkan tangannya di udara.

Antonio terkekeh seraya menepuk pundaknya pelan. "Lo masih belum kapok nginep di rumah sakit selama satu bulan?"

Firman mengerutkan keningnya. "Sialan. Kenapa lo ingetin gue tentang itu, Antonio!"

"Kenangan terbaik, kan?"

Firman mengangguk. "Terbaik? Terbodoh iya, bisa-bisanya gue tertipu,"

Firman geleng-geleng kepala. "Ralat, kita tertipu,"

"Kecuali Tirex, dia udah tau dari awal. Ya kan, Rex?" sahut Antonio.

Firman dan Antonio mengalihkan wajahnya ke arah Tirex yang ada di depan mereka. Cowok itu sedang menggandeng tangan kekasihnya, Zahra.

"Hm,"

"Kenapa lo gak diskusi sama kita? Kalau gue tau dari awal, semua ini gak bakal terjadi." Firman yang masih merasa kesal pun menyulutkan emosi.

"Gue ketuanya, jadi terserah gue."

Firman mengepalkan tangannya. "Liat aja nanti, gue bakal bales perbuatan mereka!"

"Siapa? Dina?" tanya Tirex.

Zahra hanya diam. Ia takut menganggu pembicaraan mereka.

"Siapa lagi? Bukannya dia ketua Dinasaurus?"

Tirex menghentikan langkahnya. Ia melepas genggaman Zahra lalu berbalik menatap Firman.

Cowok itu menarik kerah Firman dengan kuat hingga Firman hampir tercekik.

Matanya menatap nyalang. Emosi serta aura niat membunuhnya tiba-tiba berkobar. Firman terkejut melihat perubahan ekspresi wajah Tirex. Setelah kejadian waktu itu, Tirex menjadi seorang yang beda. Tidak seperti biasanya.

Ia sedikit cuek dan pendiam. Hanya beberapa kata saja yang keluar, itu pun saat Zahra menelepon. Kadang Tirex pulang tanpa pamit pada anggota.

Dia juga jarang masuk kelas. Alasannya karna tidak ingin bertemu dengan Dina. Padahal, Dina dan komplotannya selama dua minggu ini, mereka belum pernah memunculkan wajahnya sama sekali.

Saat mereka berada di sekolah pun, seolah menjadi tenang. Bukan tenang karna persiapan ujian, tetapi tenang karna takut membuat Dina marah. Ketika ia menjadi sekertaris saja auranya menakutkan, apalagi setelah bertarung dengan geng Tirexay, lebih menyeramkan tiga kali lipat.

Karna itulah Firman semakin membenci mereka, terutama Aradina, perebut sahabatnya. Dia telah merenggut hampir sebagian dari sebagain kebahagiaan anggotanya.

Tidak ada Coki, dan Raden. Tirexay bagaikan geng sayur asam tanpa garam.

"Seharusnya lo dukung gue buat kalahin mereka. Ayo kita serang balik mereka!" ajak Firman penuh keyakinan.

"Berani lo sentuh Dina, lo akan menyesal seumur hidup!"

Tirex mendorong Firman keras. "Ngerti lo!"

Firman itu merapikan bajunya. Napasnya memburu. Ia ingin membogem Tirex karna masih saja membela Dina. Padahal perbuatan cewek itu sudah keterlaluan terhadap Tirexay, tapi dia masih saja melindunginya.

Secret MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang