25. Dina Dalam Bahaya

2.1K 387 29
                                    

"Apa ada kata-kata terakhir?"

Raden memandang Tirex. "Bisa lo tunggu sebentar?"

Tirex menaikkan satu alisnya.

Raden memiliki riwayat darah rendah, saat pukulan Coki mengenai wajahnya, ia merasa darahnya seakan hilang. Pandangannya gelap gulita, matanya berkunang-kunang, kelapanya seakan tertimba batu bata besar.

Cowok itu memejamkan matanya, tangannya memijat pelan pelipisnya. Kepalanya terasa begitu berat. Raden merasakan getaran dalam saku sebelah kirinya. Ia memandang ponsel tersebut keningnya berkerut.

"Marko?"

Cowok itupun mengangkat teleponnya. Semua memerhatikan Raden, termasuk Tirex.

"Dina akan selamat kalau lo menuruti omongan gue!"

"Maksud lo?"

"Lo pilih salah satu diantara pilihan ini, Dina terbakar habis oleh api atau tersiksa seumur hidup oleh gue sendiri? Tapi jangan salahkan gue kalau masa depannya rusak."

Mendengar hal itu emosi Raden memuncak. Pertaruhan belum selesai tapi Marko sudah menuntutnya untuk menang. Jika dia tidak bisa memenangkan pertandingan ini, tidak mungkin ia merelakan kesayangannya di rusak oleh tangan jahat Marko.

"Jangan pernah lo sentuh dia!"

"Waktu lo Lima belas menit untuk membabat habis Tirex. Gunakan pistol dan tembakkan ke jantungnya!"

Raden menatap ke arah Tirex yang juga menatapnya. Cowok itu tau Raden sedang khawatir tapi ia tak tau pasti apa yang dikhawatirkannya. Terlihat dari guratan wajahnya terpancar ketakutan. Meski Raden tak memperlihatkan itu, Tirex tau. Bukan hanya sehari atau dua hari Tirex mengenal cowok itu. Melainkan hampir Dua tahun sejak Tirexay dibentuk.

Coki memandang Tirex. Cowok itu memberikan kode untuk menghabisi Raden secepatnya. Lantas ia mengangguk, dan saat itu juga. Coki menarik kerah Raden, memukul wajahnya lagi, menendang dadanya seperti yang ia lakukan pada Tirex dulu.

Raden terkapar, semua kegiatan terhenti tiba-tiba. Roy menampar Kaivan lalu berlari ke arah Raden. Ponsel yang ia pegang tergeletak ditengah jalan. Tanpa sengaja, pengeras suara aktif sehingga suara Marko terdengar oleh semua orang.

"Kalau lo terlambat, maka Dina yang akan menjadi sasaran utama gue. Saat ini kita berada di gudang tembakau, lo tau kan bagaimana reaksi tembakau saat terkena api? Atau lo mau lihat reaksi kesakitan wanita ini saat gue beraksi?"

"Jangan sampai terlambat mantan sahabatku!"

Telepon terputus. Tirex terkejut mendengar itu. Bukan hanya Tirex, tetapi semua orang. Saat ini semua orang-orang Marko, yaitu geng Lima M melarikan diri.

"Rex?" Antonio meminta ijin untuk mengejar mereka dan Tirex pun menyetujuinya.

"Kejar! Cari dan selamatkan Dina. Gue nyusul bareng Raden." Tirex menarik tangan Raden kasar.

Antonio mengangguk, ia memimpin pasukan mengambil sepeda motor dan mengejar anggota Lima M yang berusaha melarikan diri. Bukan hanya Tirexay, semua anggota Raden pun ikut mengejar mereka. Mereka memang bergabung, tapi mereka lebih mengutamakan keselamatan Dina daripada gabungan tim penipu.

"Gue serahkan ke lo, Roy." Roy mengangguk dan menyusul Antonio.

Sekarang tinggal Tirex, Coki dan Raden dalam jalanan yang sepi ini.

"Jelaskan secara detail!" Tirex mengarahkan pisau ke leher Raden.

Raden menghela napasnya. Dia menyampaikan semua perjanjian Raden dengan Marko. Ia menyetujui untuk mengkhianati Tirexay hanya untuk Dina. Jika Raden tidak setuju membunuh Tirex, Dina lah yang akan terbunuh. Dia tidak mau jika gadis kesayangannya harus jatuh di tangan Marko. Ia tak ingin Marko merusak masa depannya.

Secret MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang