36. Abu-abu

1.9K 381 34
                                    

Pengkhianat terbesar adalah orang terdekat dan musuh paling berbahaya adalah pengkhianat!

__________

Tirex mengepalkan tangannya kuat ketika melihat potongan-potongan besi berceceran di tanah. Semua hangus terbakar tak ada yang tersisa dan bangunan yang kokoh kini menjadi tanah dalam kobaran abu asap.

Tirex memandang asap yang berkobar di sekitarnya. Seluruh bangunan cabang toko baru yang selama ini ia bangun dengan usahanya sendiri tanpa bantuan kedua orang tuanya musnah hanya dalam waktu beberapa jam.

Hatinya mencelos. Usahanya terbuang sia-sia. Tatapannya kosong memancarkan kesedihan. Tirex selalu menyita waktu berharganya untuk ini semua. Tirex ingin membuktikan pada dunia bahwa ia bisa berdiri tanpa percikan uang kedua orang tuanya.

Tirex memang bangga memiliki kedua orang tua yang kaya raya hingga delapan turunan sekalipun, tapi Tirex jauh lebih bangga jika ia bisa sukses dengan usahanya sendiri tanpa campur tangan Arjuna dan Acha.

Tirex merapatkan giginya. Matanya memancarkan kemarahan. Ma'af Pa, Tirex gagal.

Beberapa anggota pemadam kebakaran juga masih berusaha menyelamatkan sebagian penjaga toko yang terluka.

"Kenapa bisa terjadi?" Antonio menatap Agus.

"Ada api yang tiba-tiba muncul dari toilet," saat itu Agus tengah fokus mencatat barang-barang yang datang kemudian api besar muncul dan langsung melahap seluruh isi toko seperti ada gas yang menyebar.

"Kok bisa?"

"Saya tidak tau, Tuan Anton,"

"Di mana rekaman CCTV?" tanya Antonio pada Agus, penanggung jawab toko.

"K-kita belum memasang C-CCTV, Pak?"

Antonio mengerutkan dahinya. Begitu pun dengan Tirex. Keduanya menoleh cepat dan memberikan tatapan tajam pada Agus.

"APA?!" pekik keduanya.

"Kenapa bisa belum pasang CCTV?! Saya sudah bilang, yang paling utama adalah kamera pengintai!" teriak Tirex emosi. Dia mengacak rambutnya frustasi.

Agus menunduk takut. "M-maaf Tuan muda, t-tapi kita semua lupa,"

"LUPA?!"

Antonio memegang bahu Tirex yang naik turun. "Biar gue yang urus, lo tenangin diri,"

Tirex tidak peduli sekalipun Antonio mencegahnya.

Tirex menggenggam kedua bahu Agus erat hingga kukunya menancap di sana. Matanya menatap nyalang Agus seolah menyiratkan tak ada ampunan untuknya.

"Gak guna!" emosi Tirex benar-benar berada di puncak. Cowok itu mendorong Agus. Agus mundur beberapa langkah. Pria baya itu terjengkeng ke belakang.

Agus merasakan aura pembunuh yang sangat luar biasa. Hatinya berdesir hebat. Darah ditubuhnya seakan mendidih. Napasnya tertahan hingga ia lupa bagaimana caranya menenguk saliva.

Bulu kuduknya merinding. Baru kali ini ia melihat kemarahan Tirex yang sebenarnya. Ini juga kesalahan Agus. Ia tak menurut pada ucapan Tirex.

Agus patut dihukum. Dirinya membuat semua usaha Tirex hancur. Agus sudah menyinggung hati Tuan muda. Agus benar-benar tidak tau diri. Tirex tidak berkedip. Napasnya bahkan sudah tak teratur.

Agus langsung meringkuk bertekuk lutut. Pandangannya pasrah ke bawah. Ia rela mati di tangan Tirex.

Agus menatap Tirex seraya berkata dengan suara pelan. "Hukum saya Tuan muda, ini adalah kesalahan saya."

Secret MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang