BAB 04 | revised

13.6K 1.1K 41
                                        

Drtt..drtt..!!!

Getar samar dari ponsel membuat Dirga mengurungkan niat untuk turun dari mobilnya, yang baru saja diparkirkan di depan sebuah cafe yang telah Calvin kirimkan alamatnya sore tadi.

Dirga tersenyum tipis setelah mengirim balasan pesan pada seseorang yang menghubunginya itu.

Hati-hati diperjalanan. Jangan datang ke malaman.

Pesannya.

Dirga membuka seatbelt, melepaskan simpul dasi yang rasanya seharian ini mencekik lehernya, juga tak lupa menanggalkan jasnya sebelum turun dari mobil, lalu menghampiri para sahabatnya yang sudah berkumpul di halaman parkir cafe.

"Nico mana?" Tanya Calvin sembari menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri mencari keberadaan seseorang bernama Nico.

Dirga ikut mengedarkan pandangannya.

Jujur, sebenarnya ia tidak tau pasti apa motif dari ajakan berkumpul yang mereka lakukan kali ini.

Tidak biasanya mereka berkumpul tanpa direncanakan terlebih dahulu. Tapi tak masalah, ada untungnya juga. Ia bisa melepas penat, sekalian temu kangen setelah sudah cukup lama mereka tidak menghabiskan waktu bersama dikarenakan kesibukan masing-masing.

"Kan dia naik motor, tempat parkirnya beda." Jawab seorang laki-laki berkacamata sembari menggulung lengan kemejanya.

"Yo!"

Ketiga laki-laki yang berada di sana menolehkan wajahnya kearah sumber suara—laki-laki yang baru saja tiba sambil menenteng jaket miliknya.

"Lama banget lo." Ujar Calvin.

"Biasa," jelas Nico singkat sembari menunjukkan rokok yang terselip diantara kedua jarinya, lalu menghembuskan asap rokoknya yang berbentuk bulatan-bulatan seperti hoola hoop dari mulutnya.

"Parliament?" Tanya Calvin.

"Hmm"

"Masih ada?" Tanya Calvin lagi antusias.

"Masih,"

"Good."

"Lo mau juga, Dir?" Tawar Nico yang Dirga balas dengan gelengan kepala,  "Thanks, tapi gue libur dulu."

"Ohh," Nico manggut-manggut sambil menyimpan kembali bungkus rokok berwarna putih itu kedalam saku jaket.

"Pilih tempatnya yang outdoor kalau gitu," ucap laki-laki berkacamata, Rendi.

"Elang jadinya telat. Dia tadi ngabarin gue." ujar Calvin sembari menampilkan layar ponselnya yang memperlihatkan pesan dari seseorang bernama Elang.

"Kita masuk dulu aja."
Baru saja kempat laki-laki itu akan memasuki cafe ketika suara seseorang menghentikan langkah mereka.

"Sorry for being late guys." Ujarnya.

Laki-laki yang berprofesi sebagai dokter itu nampak begitu segar dengan rambut yang terlihat setengah basah.

"Katanya Calvin lo bakalan telat?" Tanya Nico setelah mematikan rokoknya yang tersisa setengah dengan menginjaknya.

"Nggak jadi. Pesan gue dari tadi siang baru lo buka, Vin?"

Calvin menaikkan sebelah alisnya, "Dari siang? Oh, Sorry..baru sempat gue buka. Tadi ada meeting." Jelas Calvin lalu menampilkan cengiran andalannya.

Dirga mendengus pelan, "Tapi tadi siang lo sempat nelfon gue."

"Itu sebelum meeting." Ujar Calvin membela diri.

Oh La La LaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang