BAB 42

6.1K 582 25
                                    

"You ok?" Dirga membuka suara saat mobil berhenti di salah satu lampu merah. Memperhatikan Yoana yang sedari tadi hanya diam. Menatap kosong pada jendela di sampingnya.

Yoana yang sadar tengah diperhatikan dalam diam oleh Dirga pun menolehkan wajah, menghentikan lamunannya dari menduga-duga apa yang akan akan terjadi nanti.

Bohong kalau ia mengatakan baik-baik saja. Yang mana sebentar lagi ia akan bertemu dengan Mama dari seorang Dirga. Hera Diprasetya, atau Hera Kim, begitulah orang-orang mengenal nya. Seorang desainer busana yang rancangannya telah dipakai oleh beberapa seleb ternama. Yoana tau itu karena beberapa kali dilihatnya nama sang desainer terpampang pada majalah fashion dunia.

Namun ia tidak pernah tau kalau ternyata wanita berdarah half Korean itu merupakan ibu dari Dirga.

Bodohnya, Yoana baru mengetahui fakta  itu beberapa jam yang lalu. Ketika Dirga mengatakan siapa nama sang Mama.

Yoana tau kalau Dirga merupakan putra dari seorang profesor dan desainer. Tapi ia tidak pernah menyangka kalau Hera Kim ialah desainer yang dimaksud sebagai ibu dari Dirga.

Yoana sedikit menyesal menjadi orang yang acuh——sengaja menghindar, dengan perkembangan berita diluaran sana. Karena sekarang ia baru menyadari kalau ternyata hidupnya selama ini bagaikan di dalam gua. Yang didalamnya seolah hanya ada ia disana.

"Ya," jawabnya singkat diikuti senyuman tipis yang tersungging di bibirnya.

"Kalau lo merasa keberatan bertemu mama sekarang—

"Nggak, gue nggak apa-apa. Hanya... sedikit grogi." Potong Yoana cepat saat tau kemana pembicaraan ini mengarah.

Sejujurnya bukan hanya itu alasannya.

Selain itu Yoana juga merasa kalau pertemuan ini seharusnya belum pantas untuk di adakan. Terlalu intens, untuk hubungan mereka yang belum jelas kemana arahnya.

Bisa Yoana katakan kalau Dirga terlampau nekat mengenalkan dirinya pada Mamanya. Tapi juga Yoana tidak ingin membuat Dirga kecewa, lagi, karenanya. Jadi Yoana biarkan saja.

" Mama nggak akan menggigit. Sudah jinak."

Mendengar jawaban Dirga membuat Yoana terkekeh, dan membalas genggaman tangan Dirga yang melingkupi tangan kanannya. Mencoba menenangkan.

"Jangan gitu,"

Sempat terbesit rasa ingin menolak ajakan Dirga tersebut. Namun Yoana tidak sampai hati, karena ia tau momen ini——bertemu dengan sang Mama——sangat lah Dirga tunggu sejak lama.

Kesibukan masing-masing yang menjadikan mereka sangat jarang bisa berkumpul. Dirga yang sibuk keluar kota, atau bahkan keluar negeri. Audrea sibuk dengan kuliahnya. Sang Papa yang sibuk dengan urusan kampus, lalu sang Mama yang sibuk mengurusi bisnisnya.

Lihatlah betapa sibuknya keluarga yang satu ini.

Yoana merasa beruntung lahir di keluarga yang biasa-biasa saja. Thanks to her mom. Yang sudah merelakan segalanya untuk kebaikannya.

Ah, sepertinya Yoana memang harus mulai mencari waktu yang tepat untuk bertemu sang Ibu. Yoana sangat merindukan Ibunya.

Dirga yang sangat sibuk saja sempat meluangkan waktunya untuk bertemu keluarga. Bagaimana bisa Yoana yang jika dibandingkan dengan Dirga belum ada apa-apanya, tidak bisa meluangkan sedikit waktunya untuk ibunya?

Ya, tapi keadaannya memanglah berbeda. Tidak semudah itu Yoana bisa melakukannya. Banyak yang harus ia pertimbangkan. Dan Yoana benci itu.

"Mama udah menunggu di dalam, kita langsung masuk aja."

Oh La La LaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang