"Ada janji lagi dengan Leona?"
Yoana menggelengkan kepalanya, "Orang lain."
"Siapa?" Tanya Adrian penasaran.
"Percuma, gue bilang pun lo nggak akan kenal juga." Ujar Yoana yang membuat Adrian semakin menautkan kedua alisnya, "Anak sini?"
"Bukan,"
Adrian menghentikan langkah Yoana dengan menghadangnya, "Gue ikut,"
"Nggak bisa, Adrian. Gue janji, lain kali."
Adrian berdecak, "Lain kalinya itu kapan? Akhir-akhir ini lo susah gue ajak pergi, lunch di kantor aja udah nggak pernah."
Yoana terkekeh melihat tingkah Adrian, "Biasnya juga lo lunch sama teman-teman lo itu," ujar Yoana sembari menunjuk kearah segerombolan orang yang satu devisi dengan Adrian.
"Tapi kali ini gue maunya sama lo Yoana."
Tin!
Keduanya sontak menoleh kearah mobil yang baru saja berhenti di depan lobby, menurunkan kaca jendela dan menampilkan sosok Dirga yang berada di balik kemudi.
"Gue duluan ya. Enjoy your lunch!" Ujar Yoana dengan menepuk pundak laki-laki yang masih berdiri menghalanginya.
"Wait," Adrian mencekal lengan Yoana pelan.
"Apa?"
"Kabarin gue kalau ada apa-apa,"
Yoana mengangguk walaupun sebenarnya tidak terlalu menganggap serius ucapan Adrian padanya. Karena tidak akan terjadi apa-apa, toh dia hanya akan makan siang dengan Dirga saja.
"Iyaa." Lalu beranjak meninggalkan Adrian yang masih berdiam mengamatinya dari tempatnya berdiri, menatap Yoana yang kini memasuki mobil seorang laki-laki yang tidak Adrian kenali.
"Setelah sekian lama, akhirnya gue punya saingan juga?"
***
"Sepertinya gue malah ngerepotin lo lagi, sorry." Ujar Yoana merasa tidak enak pada Dirga.
Padahal dirinya lah yang mengajak laki-laki itu untuk lunch, tapi lagi-lagi Yoana malah merepotkan Dirga dengan harus menjemputnya terlebih dahulu di kantor. Walaupun sebenarnya tawaran itu datang dari laki-laki itu sendiri setelah mengetahui kalau mobil Yoana sedang dipakai oleh Leona.
Tapi kan tetep saja...rasanya tidak pantas.
Keduanya baru saja turun dari mobil dan berjalan memasuki restoran yang telah mereka pilih. Restoran bernuansa joglo yang membuat Yoana jadi merindukan kota kelahirannya.
"Don't be sorry" Balas Dirga lalu menarik kursi dan mempersilahkan Yoana untuk duduk.
"Thanks,"
"Yep,"
"Mau pesan apa?" Tanya Dirga ketika seorang pramusaji datang membawakan daftar menu.
"Gudeg sepertinya enak,"
"Okay, berarti gudeg satu dan rawon satu. Minumnya es jeruk dan,"
"Gue jeruk hangat aja."
"Baik, saya ulangi pesanannya, gudeg satu, rawon satu. Minumnya es jeruk dan jeruk hangat kan?"
"Ehmm... tambah es kacang merahnya satu."
"Baik, ada tambahan lagi?" Tanya sang pramusaji memastikan kembali pesanan.
"Lo mau pesan side dish lain? Atau dessert?" Tawar Yoana pada Dirga.
"Gorengan aja deh, boleh.''
Dirga menyimpan ponselnya diatas meja saat pramusaji telah meninggalkan keduanya-usai membalas pesan dari Calvin yang tiba-tiba saja menanyainya dengan siapa ia makan siang.
"Ehm... sebenarnya lo nggak perlu ajak gue lunch buat ganti yang kemarin." Ujar Dirga.
"Gue ngerasa punya hutang kalau gue nggak gantian traktir lo. Selagi lo masih di Jakarta, kata Calvin Minggu ini lo berangkat ke Boston lagi kan?"
Oh, pantas Calvin tiba-tiba menanyainya dengan siapa ia makan siang, pasti laki-laki itu sudah tau dan berniat ingin menggodanya karena kali ini ia makan siang dengan Yoana.
Dirga mendengus pelan. Sepertinya ia harus bersiap mendapatkan ejekan dan para sahabatnya lagi. Karena ia sangat kenal bagaimana tipikal seorang Calvin itu. Mulutnya tidak bisa diajak berkompromi.
"Ya, resiko pekerjaan. Kalau boleh milih, sebenernya gue pengen kerja di Indonesia aja sih."
"Kenapa? Homesick?"
Dirga mengangguk menyetujui, "Kurang lebih, dan capek juga lama-lama kalau harus bolak-balik terus." Jelas Dirga sambil memperhatikan ramainya orang-orang yang berdatangan untuk mengisi perut di rumah makan joglo pada jam makan siang ini.
"Tapi ada enaknya juga dong pasti? Nggak mungkin lo betah kerja di sana kalau nggak ada benefit lain yang bisa lo dapetin."
Dirga terkekeh mendengarnya, karena jujur saja ia memang memiliki motif lain berniat bekerja di bidang yang ditekuninya selama hampir empat tahunan ini.
"Jujur gue enjoy di kerjaan gue yang sekarang ini, ya karena gue bisa sekalian traveling."
Yoana mengangguk anggukkan kepalanya menanggapi.
Ternyata laki-laki dihadapannya ini memiliki hobi berpergian toh.
Menarik.
Hal itu sangat berbanding terbalik dengan dirinya, yang lebih suka untuk berdiam diri di rumah daripada harus menghabiskan waktu di luar dan bertemu dengan banyak orang.
"Gue yakin pasport lo udah penuh stempel dari berbagai negara."
"Itu salah satu bonus yang gue dapat. Kerja sekalian liburan, why not?" Ujar Dirga membenarkan.
"Tapi itu semua nggak sebanding dengan waktu yang gue korbankan buat kumpul sama keluarga sih. Mau sebagus apa negara yang gue kunjungi, ujung-ujungnya juga tetap kangen rumah."
Typical family man, huh? Batin Yoana.
"Mungkin nanti kalau gue udah nikah, gue bakalan milih stay di Jakarta aja." Ujar Dirga diikuti kekehan kecil.
Yoana tersenyum tipis, "Gue pikir lo udah nikah,"
Dirga sontak terkejut.
Bagaimana bisa Yoana menganggapnya sudah menikah?
"Gue belum menikah. Gue belum kepikiran untuk itu malah."
"Tapi..." Perkataan Yoana terpotong saat pesanan mereka datang, dan Yoana memutuskan untuk tidak menyampaikan mengenai suara perempuan yang didengarnya pagi tadi saat ia menelfon Dirga.
Toh itu bukan urusannya. Itu masalah pribadi Dirga, tidak sepantasnya ia ikut campur.
Ia paham seperti apa sosok seperti Dirga itu. Apalagi Dirga terbiasa tinggal di negara dengan budaya barat.
Laki-laki yang seolah telah memiliki segalanya ditangannya. Harta, tahta, dan pasti bisa dengan mudah mendapatkan perempuan mana saja yang ingin ia kencani. Bisa jadi perempuan yang didengarnya pagi tadi adalah salah satu perempuan Dirga kan?
Tanpa sadar Yoana mengepalkan tangan serta mengeraskan rahangnya.
Tidak bisakah ia dipertemukan dengan lelaki baik-baik di seumur hidupnya?
Apa ini karma dari perbuatan di masa lalu yang harus dijalaninya?
Kalau iya, Yoana tidak akan pernah memaafkan penyebab dari karma itu berasal.
"Hey, you okay?"
Yoana mengerjap, mengangguk samar dan tersenyum sekenanya.
"Ya, selamat makan."
-
Info update atau spoiler cek,
ig: _raawwrr.rr
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh La La Laa
Ficción GeneralGoddess series #1 ------------------------------ Please allow me Into your reality I'll approach you, so hold on to me.. Written in bahasa Start : Januari /26 /2021 End : Desember/14/2022