“Goblok!”
“Language please!” tegur Rendi pada kelakuan sahabatnya.
Sedangkan orang yang ditegur menampilkan wajah tanpa dosanya, “Apa? Gue nggak salah kan.”
Dan seseorang yang menjadi korban hanya bisa berdecak melihat sahabatnya yang semakin gencar meledeknya.
“Ya, tertawakan aja gue sampai puas!”
Calvin meneguk sisa sodanya dengan diiringi sisa tawanya, “Lagian lo ada-ada aja. Jokes seperti itu lo kasih ke Yoana. Kalau nggak goblok apa namanya.”
Dirga menyugar rambut legamnya yang tak lagi rapi, “Gue akui gue sangat payah saat itu. So could you guys stop that fuckin' conversation about me?” protes Dirga pada sahabatnya terutama Calvin yang masih saja mentertawakan kebodohan Dirga yang memberikan jokes murahan pada Yoana ketika mereka berbincang dimalam acara pembukaan Hutama’s kitchen kala itu. Untungnya kali ini hanya ada Rendi dan Calvin saja yang bisa berkumpul, kalau sampai full squad entahlah Dirga mungkin sudah memilih pulang lebih dulu meninggalkan sahabatnya di kelab milik Calvin yang dirasa mereka sanggup menjadikannya bahan tertawaan hingga tengah malam nanti, menyambut esok hari yang tanpa terasa sudah memasuki akhir pekan.
“Rencana minggu depan jadi?” tanya Rendi.
Calvin menaikkan sebelah alisnya, “Beats me? Rencana apa?”
“Ke Bogor. Lo lupa?” tanya Dirga dan tak lama setelah itu ia menganggukan kepalanya, “Wajar sih. Faktor u.”
Yang disindir kemudian mencebikkan bibirnya tidak terima, “Lo amnesia? Kita hanya beda beberapa bulan.” Yang ditanggapi Dirga dengan mengendikan bahunya acuh lalu meneguk sodanya.
“Rencana mau polo itu?”
“Hmm,” balas Rendi, “Lo jadinya gimana? Kita berempat udah fix bisa.”
Calvin mengambil ponselnya dari saku celana bahannya. Sepertinya laki-laki itu ingin mengecek jadwalnya untuk minggu depan.
“Minggu depan ya…” gumam Calvin yang masih sibuk dengan ponselnya, “Gue…bisa, kebetulan gue sedang ada urusan di Bogor.”
“Good then.”
“Tapi bukannya Nico sedang ada urusan di Jogja ya?” tanya Calvin memastikan. Karena seingatnya salah satu sahabatnya itu sejak minggu lalu hingga dua minggu kedepan memiliki kesibukkan di kota pelajar tersebut.
“Dia jadinya dua minggu aja disana. Bilangnya sih Jumat udah balik ke Jakarta, makanya Sabtunya dia bisa join.” Balas Rendi yang diangguki Calvin.
“Guys..”
Rendi dan Dirga kompak menolehkan wajahnya pada Calvin, menunggu laki-laki bermarga Hutama itu untuk melanjutkan kalimatnya yang terjeda, “Kalau gue ajak Leona boleh kan?”
Kedua laki-laki itu sontak berdecak dan menatap heran Calvin, “Sejak kapan lo izin untuk membawa perempuan ke acara kita huh? Biasanya juga lo tiba-tiba datang dengan perempuan yang berbeda setiap acara.”
Calvin menggerutu, “Woilah! Kenapa kalian jujur banget sih.”
“Terus gue harus bohong? Nggak. Udah malas nambah dosa, dosa gue udah banyak.” Sahut Dirga.
Mendengar perkataan Dirga, Calvin sontak memicingkan pandangannya.
“Apa?” sungut Dirga yang ditatap seperti itu oleh Calvin.
“Ren, sepertinya lo bakal dilangkahi oleh Dirga.” Ujar Calvin pada Rendi. Yang dibalas Rendi dengan menautkan kedua alisnya.
“Teman kita yang satu ini mentang-mentang sudah dapat pawang yang pas tobatnya nggak main-main.”
Dirga segera meneguk sisa sodanya tanpa sisa, lalu setelahnya, “Sialan! Gue terus yang kena.”
***
Sabtu pagi biasanya Yoana lalui dengan berleha-leha sejenak diatas tempat tidur, lalu setelah membersihakn diri ia akan memasak untuk menu sarapannya, dan selanjutnya Yoana akan membersihkan apartementnya yang tidak terlalu besar itu, dan yang paling terakhir Yoana akan menghibur dirinya usai lima hari disibukkan dengan bertumpuk pekerjaan, dengan menonton drama series atau melakukan aktivitas lain yang digemarinya.
Namun untuk hari Sabtunya kali ini harus diawalinya dengan suara gedoran pintu dari Leona yang memintanya untuk mengantarkannya ke stasiun. Saat itu Leona yang berkata sedang terburu-buru karena bos sialannya—Calvin, yang mendadak memintanya untuk menyusul laki-laki itu menghadiri meeting di kota hujan siang nanti, jadilah Yoana dengan sisa waktu yang ada hanya sempat mandi dan bersiap diri dengan penampilan yang seadanya—tank top dengan outer yang dipadukannya dengan celana ripped jeans berwarna biru menjadi pilihan tercepatnya. Bahkan Yoana sampai tidak sempat sarapan hingga mengakibatkan perutnya berbunyi dalam perjalanan pulang.
“Halo? Kenapa? Ada yang ketinggalan?” tanya Yoana berturut-turut pada Leona yang tiba-tiba saja menghubunginya, bertepatan dengan Yoana yang baru saja memarkirkan mobilnya di depan sebuah minimarket.
“Nggak, gue hanya mau bilang sorry kalau gue merepotkan lo terus.” Ujar Leona dari seberang telepon.
“Sekali lagi lo bilang seperti itu ke gue, gue beneran akan mengusir lo.” Ancam Yoana.
“Anggap aja balas budi gue karena lo dulu yang sudah membantu gue juga Ibu gue.” Tambahnya.
Ya, Leona memang bukan hanya menjadi sahabat bagi Yoana. Bagi Yoana, Leona sudah seperti saudarinya sendiri. Perempuan itu sudah banyak berjasa pada kehidupan Yoana, maka dari itu Yoana akan bersenang hati menolong kapan pun Leona membutuhkan dirinya. Karena kalau bukan karena Leona, entah akan seperti apa ia sekarang.
“Gue juga sudah bilang jangan bahas itu lagi. Gue tulus membantu lo.”
Yoana berdehem, “Begitupun gue. Lo hati-hati di Bogor. Bisa-bisanya Calvin bertindak semena-mena ke lo seperti ini.”
Disana Leona menyetujuinya dengan tak kalah berapi-api, “Lo baru sadar kalau selama ini gue diperlakukan seperti itu oleh Calvin?”
Yoana mengangguk, “Ya, karena gue pikir lo hanya bercanda membenci Calvin. Atau mungkin lo memakinya karena sedang kesal sesaat.” Ujarnya sembari menutup pintu mobil dan berniat memasuki minimarket untuk membeli camilan untuk mengganjal perut laparnya.
Leona berdecak, “Lo belum pulang?” tanya Leona yang mendengar riuh suara kendaraan dari tempat Yoana sekarang.
“Gue mampir minimarket sebentar.”balas Yoana tepat sebelum membuka pintu kaca minimarket, dan bersamaan dengan pandangannya yang menemukan seseorang yang tak asing tengah duduk seorang diri di salah satu kursi yang ada disana.
“Oh, oke. Kalau begitu gue tutup ya?”
“Ya,” balas Yoana, lalu setelahnya memilih untuk menghampiri seseorang tersebut usai menyimpan kembali ponselnya.
-Bantu tandai typo atau penggunaan Bahasa Inggris yang keliru ya, Dear
Komen yang banyakkkk jangan lupa vote juga. Kalo mau aku updatenya cepat, ya syaratnya cuma dua itu. Aku bukannya ngemis vote atau apa, aku cuma pengen kita saling menghargai.
And thank you so much guys, kalian hebat—yang udah selalu vote dan komen, karena berkat kalian Oh la la laa bisa dapat rangking 1 #Yoona selama berhari-hari, dan kalau nggak salah sampai sekarang deh. Sekali lagi terimakasih banyakk💖✨
Info update atau spoiler cek,
ig: _raawwrr.rr

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh La La Laa
General FictionGoddess series #1 ------------------------------ Please allow me Into your reality I'll approach you, so hold on to me.. Written in bahasa Start : Januari /26 /2021 End : Desember/14/2022