"Iya, gue ke tempat lo sekarang."
Yoana tidak tau dengan siapa Dirga berbicara di telepon. Laki-laki itu masih diluar mobil, bersandar pada badan mobil samping kemudi, dengan kaca mobil yang sedikit terbuka.
Sudah pukul setengah sebelas malam.
Yoana menyimpan kembali ponselnya kedalam tas. Bersamaan dengan dibukanya pintu mobil oleh Dirga.
"Ke tempat Nico sebentar ya?" Tanya Dirga setelah akhirnya masuk kedalam mobil, melirik Yoana dengan tangan yang sibuk memasang sabuk pengaman.
Oh, jadi tadi Dirga berbicara dengan Nico?
Yoana mengangguk.
"Ngantuk?" Tanya Dirga.
"Belum."
"Kalo udah ngantuk jok nya diturunkan aja."
Yoana tersenyum lalu mengangguk, "Iya, Ga."
"Mau gantian nyetirnya?" Tawar Yoana.
Dirga menggeleng, "Nggak usah. Spesial malam ini gue yang jadi supir plus tour guide nya."
Yoana terkekeh, "Mau kemana sih sebenarnya?"
"Nanti juga tau." Sahut Dirga
"Menyebalkan."
"But you still like me, right?"
Yoana tidak dapat menahan tawanya, "Memangnya gue menyukai lo?"
Dirga menaikkan sebelah alisnya, melirik sebentar pada Yoana sebelum kembali menatap jalanan ibukota yang sudah tidak terlalu padat seperti sore tadi.
"Memangnya lo nggak menyukai gue?"
Yoana menolehkan wajahnya pada Dirga, mendengus. Pandai sekali laki-laki disampingnya ini mengolah kata, batinnya.
"Dasar! Lo jadi terdengar seperti Calvin. Asal lo tau."
Dirga terkekeh, "Apa gue sudah terlihat seperti laki-laki buaya?"
Yoana kembali tertawa, "Apa lo nggak sadar sejak awal lo itu laki-laki buaya?"
"Oh? Iya kah?"
"For your information, di luar sana, geng lo itu di juluki sebagai geng para lelaki pemain."
"Pemain?"
"Playboy? Penakluk wanita? Womanizer? Uh, I don't know... Kurang lebih seperti itu."
Dirga mengangguk, "Gue nggak bisa menyangkalnya. Gue sadar, gue bukan lelaki baik-baik. Dulu.."
"...sebelum mengenal lo."
***
"Mau ikut turun?" Tawar Dirga setibanya mereka di depan sebuah rumah bergaya industrial dengan dominasi warna gelap yang tak lain merupakan rumah salah seorang sahabat Dirga, Nico.
"Gue disini aja."
Dirga mengangguk, "Sebentar, ya?" Pamit Dirga. Lalu dilihatnya laki-laki itu melangkah menghampiri si pemilik rumah yang ternyata sudah menunggu kedatangannya di luar rumah.
"Nih," ujar laki-laki berkaos oblong hitam, khas seorang Nico yang malas berpakaian rapi.
"Diusir dari apartemen lo?"
Dirga mengambil alih barang yang hendak dipinjamnya dari tangan Nico.
"Siapa yang berani mengusir gue dari apartemen gue sendiri?"
"Lalu lo pinjam itu buat apa?"
"Ada lah."
Di tengoknya mobil Dirga yang terparkir tak jauh dibelakang sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh La La Laa
General FictionGoddess series #1 ------------------------------ Please allow me Into your reality I'll approach you, so hold on to me.. Written in bahasa Start : Januari /26 /2021 End : Desember/14/2022