"Diam-diam ternyata cowok lo berengsek juga ya, Na." Ujar Adrian yang kini sedang mendorong troli belanjaan di samping Yoana yang memilah-milah buah naga titipan Mama Adrian.
"Dirga maksudnya?"
Adrian memajukan wajahnya mendekati Yoana, menelisik ekspresi wajah perempuan berparas ayu yang sudah empat tahun menjadi sahabatnya itu, "Sudah official ya?"
Yoana tidak menanggapi pertanyaan Adrian, dan kembali menyibukkan diri dengan list belanjaan milik Adrian.
"Jangan sembarangan kalau membicarakan orang, Drian." Ujar Yoana setelah Adrian sudah kembali berjalan disampingnya.
"Gue nggak menjelekan dia, maksud gue, gue nggak menyangka kalau ternyata Dirga se rich itu."
"Lo tau sendiri kan gaji anak-anak BCG berapa. Anak intern aja gajinya udah dua digit. Nggak heran kalau Dirga yang sudah jadi project head sekaya itu." Jelas Yoana teringat perbincangannya dengan Dirga yang blak-blakan membocorkan gaji yang di dapat laki-laki itu setiap bulannya. Sekitar enam ribuan dolar Amerika yang masuk kedalam rekeningnya, atau hampir setara tiga digit angka kalau dirupiahkan.
Adrian tau itu, tapi masalahnya yang Adrian bahas kali ini bukan Dirga yang dikenalnya sebagai seorang konsultan bisnis. Bukan, melainkan Dirga yang baru-baru ini diketahuinya ternyata memiliki kekayaan setara seorang Calvin.
Beberapa minggu terakhir Adrian memang sering bertemu dengan Nico. Benar kata Dirga, dia dan Nico memanglah sefrekuensi, dan mudah saja untuk keduanya menjadi lebih akrab.
Dan dari beberapa kali pertemuannya dengan Nico, laki-laki itu menceritakan sisi lain dari seorang Dirga, yang ternyata sosoknya diam-diam sangat menghanyutkan.
Sialan! Kalau begini Adrian mengakui Dirga memang lebih baik dari dirinya.
Adrian berdecak, "Gue yakin lo pasti belum tau tentang Dirga yang memiliki saham cukup besar di beberapa perusahaan multinasional kan?"
"Beberapa loh, nggak hanya satu. Lalu ada juga beberapa bisnis lain yang Dirga punya diam-diam selama ini. Salah satunya sedang mengembangkan start up."
Yoana menautkan kedua alisnya. Apa benar yang Adrian katakan barusan tentang Dirga? Kalau memang benar, seharusnya Dirga tidak memiliki banyak waktu untuk berleha-leha, bersantai, dan menghabiskan banyak waktu berdua bersamanya. Seperti apa yang sering kali di lihatnya. Mengingat pekerjaan Dirga menjadi seorang konsultan bisnis saja sudah sangat menyita waktu dan pikiran Dirga. Lalu ditambah.... semua hal yang Adrian katakan tadi.
Bagaiman Dirga bisa mengatur waktunya?
Yoana menghela nafasnya. Ia pikir ia sudah cukup mengenal Dirga, tapi ternyata laki-laki itu masih memiliki sisi lain yang bahkan tidak pernah Yoana pikir ada pada Dirga sebelumnya.
Laki-laki itu ternyata sangat pintar menutupi kehidupannya sendiri. Tapi kenapa? Ah, pasti karena Dirga tidak ingin terlalu disorot seperti Calvin. Ya, Dirga memang seperti itu. Terlihat dari cara Dirga yang lebih suka membahas kesuksesan seorang Calvin atau sahabatnya yang lain daripada harus menceritakan tentang kehidupannya sendiri.
Ingat ketika Yoana yang menyinggung tentang kehidupan Dirga semasa kuliah dulu, saat mereka menghadiri pembukaan Hutama's kitchen?
Waktu itu Dirga terlihat tidak ingin membicarakan tentang dirinya secara gamblang bukan? Bahkan terlalu kentara menghindari topik itu dan mengalihkannya dengan bercanda, mengatakan kalau ia pernah gila.
Wah, jadi selama ini Dirga ternyata orang yang sehebat itu, ya?
Betapa pintarnya seorang Dirga yang memainkan perannya menjadi orang biasa selama ini. Bahkan Yoana saja tidak mencurigai nya sama sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh La La Laa
Fiksyen UmumGoddess series #1 ------------------------------ Please allow me Into your reality I'll approach you, so hold on to me.. Written in bahasa Start : Januari /26 /2021 End : Desember/14/2022