Ditutup kembali keran air saat dilihatnya sebuah notifikasi panggilan masuk pada ponselnya. Dengan dahi yang mengerut, Leona mengeringkan tangannya yang basah dengan tisu sebelum meraih ponselnya yang tergeletak di samping wastafel.
"Nih orang salah sambung deh kayanya." Ujarnya sebelum akhirnya menggeser tombol hijau pada layar ponsel.
"Halo.."
"Ini gue Leona, lo salah sambung kalau mau menelfon Yoana."
"Nggak salah sambung. Gue memang sengaja menelfon lo."
"Oh? Jadi nggak salah sambung," ucapnya sembari memperhatikan penampilannya pada cermin.
Tumben. Batin Leona.
Leona mengangguk, "Kenapa, Dir?"
"Hari ini lo yang bawa mobilnya Yoana?" Tanya Dirga.
"Iya," Leona mengerutkan dahinya samar sebelum iba-tiba menjentikkan jarinya, "Ooh..Lo mau jemput Yoana?" Tebaknya.
"Ya." Tipikal jawaban seorang Dirga. Singkat jelas padat.
Leona berdecak, "Telat lo. Dia udah pulang dari setengah jam yang lalu."
"Oh, pulang cepat." Yang dibalas Leona dengan deheman.
"Langsung ke apartemen aja kalo mau ketemu." Saran seorang Leona. "Sekalian makan malam disana juga nggak apa-apa. Gue lembur soalnya." Tambah Leona.
Terdengar kekehan ringan seorang Dirga disana.
"Thanks sarannya, Le."
"Ya. Semoga lancar ngedatenya, Dir."
Dan dengan saran dari seorang Leona beberapa saat yang lalu, disinilah Dirga sekarang, di dalam lift menuju lantai dimana unit apartemen seorang Yoana berada.
"Ini perasaan saya aja yang baru lihat Mas, atau memang Masnya baru tinggal disini?" Tanya seorang wanita dengan kisaran umur pertengahan lima puluhan yang kebetulan berada didalam lift yang sama dengan Dirga.
Dirga menolehkan wajahnya, "Oh, nggak. Saya hanya mau mampir ke rumah teman, Bu."
Wanita tersebut mengangguk, "Kalau boleh tau, teman Masnya siapa? Siapa tau saya kenal. Kan satu lantai sama saya."
"Yoana,." Jawab Dirga.
"Yoana?" Wanita tersebut mengerutkan dahinya sesaat sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya, "Oh, maksudnya Mbak Alya?"
Dirga meringis, baru mengingat kalau disini Yoana lebih dikenal dengan nama Alya.
"Iya, Alya." Ralat Dirga yang dibalas dengan anggukan oleh wanita tersebut.
Ting!
Pintu lift terbuka,
"Ini barangnya punya Ibu?" Tanya Dirga melihat kardus berukuran cukup besar yang hendak wanita tersebut angkat.
"Iya, habis belanja tadi."
"Biar saya bantu bawa." Dengan inisiatifnya, Dirga mengambil alih kardus tersebut.
"Eh? Nggak usah. Unitnya Ibu deket kok, sebelum unitnya Mbak Alya malah." Ujar si wanita sembari berjalan mengekori Dirga yang sudah keluar dari lift terlebih dahulu dengan membawa kardus miliknya.
"Nggak apa-apa, Bu. Ini unitnya Ibu yang mana?"
"Itu selisih dua unit dari unitnya Mbak Alya."
Dalam perjalanan keduanya berbincang, si wanita bercerita kalau beberapa Minggu ini ia sedang menginap di apartemen putrinya, rindu, begitu ujarnya. Karena sudah lama tidak berjumpa, dikarenakan wanita tersebut dengan putrinya yang tinggal terpisah, putrinya yang tinggal di Jakarta karena pekerjaan, dan si ibu yang tinggal di Surabaya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh La La Laa
General FictionGoddess series #1 ------------------------------ Please allow me Into your reality I'll approach you, so hold on to me.. Written in bahasa Start : Januari /26 /2021 End : Desember/14/2022