Tahukah kalian di mana Dirga sekarang dengan setelan kerjanya di waktu subuh-subuh seperti ini? Kalau kalian menjawab Dirga dalam perjalanan menuju kantornya, ya hampir benar, tapi sebelum itu Dirga harus menyelesaikan suatu hal yang membuatnya tidak bisa tidur semalaman.
Tujuannya sekarang adalah tempat kekasihnya tinggal.
Dirga segera keluar dari dalam mobil usai memarkirkan mobilnya, dengan langkah lebar-lebarnya Dirga segera memasuki apartemen Yoana.
Dirga sungguh tidak tenang sekarang, tidak, Dirga tidak bisa tenang sedari kemarin.
Selama dalam perjalanan Dirga tidak berhenti merutuki perbuatannya, Dirga sialan!
"Are you out of your mind, Dirga. What the hell are you thinking of when doing that stupid thing, huh?" Runtuknya sambil memandangi pantul dirinya pada dinding lift.
"You act like a bloody jerk,"
"Argh!" Dirga mengusap kasar wajahnya.
Menyerang Yoana secara tiba-tiba, tindakan gegabahnya itu sungguh tidak bisa dibenarkan. Meskipun Yoana kekasihnya, tetap saja dia tidak bisa bertindak seenak jidat.
Dihirupnya udara sebanyak mungkin sebelum menekan bel unit apartemen Yoana.
Dirga sungguh sangat siap apabila nanti Yoana akan langsung menampar pipinya saat membukakan pintu untuknya. Atau bahkan akan mengusirnya, Dirga akan menerima itu. Karena ia sadar dirinya memang bersalah. Tidak seharusnya dirinya bertindak seperti kemarin. Dia sungguh sudah kelewatan.
"Hey! Good morning, pagi - pagi banget kesini, kenapa?"
Dirga langsung saja meraih kedua tangan Yoana, "Hey, I'm sorry about yesterday. I scared you, didn't I?"
Yoana mengerutkan keningnya, tidak mengerti mengapa Dirga bertindak seperti ini. Laki-laki itu terlihat begitu gelisah. Ini sungguh diluar dugaannya, hanya karena masalah Dirga yang kemarin lepas kontrol, kekasihnya itu sampai segelisah ini?
He's such a gentleman after all. Di era ini lelaki semacam Dirga meminta maaf karena telah lepas kendali itu sungguh sebuah hal yang langka. Kalian tau itu kan? Dimana saat ini sangat jarang dapat menemukan laki-laki dengan pikiran yang waras?
Yoana tersenyum, dia sangat bersyukur memiliki Dirga disisinya, "Really? It's okay, at least you didn't hurt me. I know you've been holding it all this time. And about yesterday thanks for not crossing the line."
"Yoana, you know... that I almost," Dirga membelai lembut wajah Yoana, ditatapnya penuh rasa bersalah kekasihnya itu.
"Ya, I know. But you didn't do it, right?" Yoana meraih tangan Dirga yang membelai pipinya, ditahannya tangan Dirga itu agar tetap berada di sana, "And don't forget that I'm the one who kissed you first, tho, not you." Dibalasnya tatapan mata Dirga itu penuh arti.
Yoana mengakat bahunya, "Well, come in! Let's have a breakfast."
***
Yoana memperhatikan Dirga yang sedang fokus menyetir disampingnya.
Masih tidak percaya dengan Dirga yang bertindak hingga sejauh ini hanya karena hal kemarin.
Lalu, seperti apakah hubungan Dirga dengan mantan kekasihnya dulu, kalau hanya dengan hal seperti ini saja Dirga sudah kelabakan meminta maaf di pagi-pagi buta seperti tadi?
"Dirga, may I ask you something?"
Dirga menoleh singkat, "Ya, ask me anything."
Sebut Yoana sedang menggali kuburannya sendiri. Ya, Yoana sadar mungkin pertanyaannya nanti akan mendapatkan jawaban yang mungkin dapat menyakiti hatinya. Namun, wajar saja kan kalau ia ingin mengenal lebih jauh mengenai kekasihnya ini?

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh La La Laa
General FictionGoddess series #1 ------------------------------ Please allow me Into your reality I'll approach you, so hold on to me.. Written in bahasa Start : Januari /26 /2021 End : Desember/14/2022