Sejak dulu Yoana sudah memegang teguh untuk sebisa mungkin jangan sampai menggunakan atau meminjam barang milik orang lain. Kecuali kalau sudah sangat terpaksa. Karena apa? Tentu saja karena tidak ingin merepotkan orang lain.
Maka dari itu meskipun sudah hampir seminggu ini Yoana selalu pulang pergi bekerja menggunakan Audi A6 C8 berwarna hitam——yang tak lain adalah milik Dirga——yang kata laki-laki itu sengaja meninggalkannya di sini, agar bisa Yoana pakai selagi Dirga berada di Singapura, Yoana tetap tidak akan pernah terbiasa. Selama apapun itu Dirga meminjamkannya. Yoana selalu akan merasa gugup setiap kali mulai duduk di balik kemudi. Apalagi mobil Dirga ini merupakan mobil mahal. Bagaimana kalau terjadi sesuatu saat Yoana memakainya? Yoana tidak yakin akan bisa menggantinya.
"Relaks, Yoana. Nggak akan terjadi apa-apa. Oke?" Yoana mulai menghirup dan menghembuskan nafasnya secara perlahan. Menenangkan dirinya yang tiba-tiba saja merasa paranoid. Padahal ini bukan yang pertama kalinya ia mengemudikan mobil milik Dirga.
Sebenarnya apa yang Dirga pikirkan sampai dengan mudahnya memutuskan untuk meminjamkan mobilnya pada Yoana.
Ini mobil Audi loh?!
Yoana tidak habis pikir.
Bahkan laki-laki itu mengabarinya hanya lewat pesan sebelum flight nya. Mengatakan kalau ia tadi menitipkan kunci mobilnya pada Pak Kardi——sekuriti yang pernah Dirga ajak ngopi saat main ke apartemennya——dan pergi ke bandara dengan naik taksi.
Sudah jam empat sore.
Satu jam lagi pesawat yang Dirga tumpangi akan mendarat. Semoga saja Yoana sudah tiba disana sebelum pesawat Dirga landing. Takutnya kalau ia terlambat, yang ada Dirga sudah lebih dulu pulang naik taksi. Karena rencana menjemput Dirga ini Yoana sama sekali tidak memberitahukannya pada laki-laki itu.
"Harusnya kan udah sampai." Ujar Yoana pelan dengan mata mengawasi setiap orang yang tiba di jalur kedatangan.
Hingga akhirnya matanya mendapati sosok yang sudah delapan hari ini tidak bisa ditemuinya secara langsung, dan hanya dapat dilihatnya ketika melakukan panggilan video.
Dibalik kaca matanya——yang baru kali ini Yoana lihat laki-laki itu mengenakannya——Dirga mengembangkan senyumnya. Terlihat tidak menyangka melihat Yoana berdiri disana menunggunya.
"Kok nggak ngabarin?" Tanya Dirga setelah tepat berhadapan dengan Yoana. Lalu mengelus pipi perempuan itu lembut.
"Surprise!"
"Oh, pantesan tadi nanya terus jadwal penerbangannya. Jadi karena mau jemput?"
Yoana mengangguk, "Iya, yuk! Mau langsung pulang atau mau kemana dulu?"
Dirga menyeret koper dengan salah satu tangannya, sedang yang lainnya menautkan jemarinya dengan milik Yoana.
"Langsung pulang aja."
"Nggak mampir makan dulu?" Tanya Yoana.
"Kalau gue bilang sedang ingin makan masakan lo gimana?"
Yoana mendengus, "Oke, oke...nanti gue yang masak."
"Lain kali jangan gini." Ujar Yoana setelah Dirga memasukan kopernya kedalam bagasi.
Dirga yang tidak tau kemana arah pembicaraan ini hanya menaikkan sebelah alisnya sembari mulai memakai seat belt.
"Nggak usah meminjamkan mobil ke gue."
Oh tentang itu, "Kenapa? Kan biar nggak perlu mengantar-jemput Leona, karena dia pakai mobil lo, dan lo pakai ini."

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh La La Laa
Ficción GeneralGoddess series #1 ------------------------------ Please allow me Into your reality I'll approach you, so hold on to me.. Written in bahasa Start : Januari /26 /2021 End : Desember/14/2022