Dengan tergesa Yoana melangkah memasuki lift untuk menuju lantai lima dimana ruangannya berada. Tak lupa ia juga menyapa orang-orang kenalannya yang juga berada disana setelah sebelumnya ia menekan nomor lantai tujuannya.
Akhirnya ia bisa menghembuskan napasnya lega, setelah beberapa waktu yang lalu rasanya sangat sulit baginya hanya untuk meraup oksigen kedalam paru-parunya. Yoana tidak pernah terlambat datang ketempat kerja, paling lama, setengah jam sebelum jam kerja dimulai. Dan kali ini Yoana mencetak rekor barunya. Untung saja ia tidak terlambat.
Dilihatnya jam digital yang berada didalam lift. Masih tersisa lima belas menit sebelum meeting dimulai. Setidaknya cukup untuknya mengambil berkas yang ada di meja kerjanya terlebih dahulu sebelum menyusul ke ruang meeting.
Diperiksanya ulang barang-barangnya yang berada di dalam tas. Ponsel, dompet, pouch makeup, dan note book yang berisi to do list nya, serta beberapa barang penting lainnya ada disana. Syukurlah!
Ting!
Pintu lift terbuka di lantai tiga, dan bersamaan dengan itu dilihatnya Adrian juga ikut masuk bersama dengan beberapa orang lainnya. Mengetahui kalau Yoana juga berada disana, laki-laki itu segera mendekati Yoana, berdiri disampingnya, setelah sebelumnya ia sempat mengamati dari atas sampai bawah penampilan Yoana hari ini yang menurutnya sangat bukan Yoana sekali.
"You look different today." Bisiknya.
Yoana menolehkan wajahnya pada Adrian, sempat mengerutkan dahinya sejenak sebelum akhirnya ia mengangguk, "Apa bajunya terlihat nggak cocok di gue?"
Orang yang biasa melihat Yoana dengan style elegan nya, dan jangan lupakan warna warna gelap yang bisa dikatakan sudah menjadi ciri khasnya, dengan tiba-tiba hari ini terlihat mengenakan pakaian berwarna cerah. Bukankah hal tersebut merupakan momen yang sangat langka? Bahkan Adrian sendiri pun masih mempertanyakan alasan dibalik perubahan tiba-tiba dari sang sahabat.
"Nggak, lo cocok pakai baju apapun. Karena basicnya lo sudah cantik."
"Lo tadi memuji gue?"
"Menurut lo?"
"Makasih kalau gitu."
"But I like this one. Lo terlihat lebih ceria." Sambungnya lagi masih dengan berbisik.
"Memang biasanya gue terlihat seperti apa?" Tanya Yoana.
Adrian menarik sebelah sudut bibirnya, lalu kembali mendekatkan bibirnya pada telinga Yoana, "Biasanya lo terlihat...sexy."
Baru saja Yoana akan mendebatnya, namun denting lift kembali terdengar, dan dengan itu Adrian memanfaatkannya untuk segera melarikan diri keluar dari lift.
Yoana mendengus. Pikirnya laki-laki itu semakin hari semakin menyebalkan saja.
"See you at lunch." Ucap Adrian tanpa suara sebelum pintu lift benar-benar tertutup, yang dibalas Yoana dengan memutar bola matanya lalu anggukan kepala.
Mau semenyebalkan apa seorang Adrian, tapi selalu saja Yoana tidak pernah menolak ajakan yang satu itu—dengan catatan, kalau Yoana tidak ada janji atau schedule lain.
Drrttt..drrttt!!
Yoana tersentak ketika merasa ponsel yang berada digenggamannya bergetar. Dapat dilihatnya dari notifikasi bahwa ia mendapatkan sebuah panggilan tidak terjawab dan juga sebuah pesan dari....Dirga? Perasaan cemas tiba-tiba saja muncul dibenaknya. Apa laki-laki itu baik-baik saja? Apa demamnya naik lagi? Atau...
Dengan segera Yoana membuka pesan tersebut. Bagai diberi angin segar, ketika prasangka buruknya tidak benar terjadi. Rasa cemasnya seketika terganti menjadi senyuman tipis, saat dibacanya sebuah kalimat yang laki-laki itu tulis untuknya.
From : Dirga
Thanks for the breakfast, Yoana :)Drrttt... drrttt!!
Ponselnya kembali bergetar, satu pesan baru yang berasal dari pengirim yang sama kembali didapatinya.
From : Dirga
Also, that hug last night.***
"Hei..hei!! Lo nggak perlu makan terburu-buru."
"Lo bisa...
Uhuk!!!
... tersedak." Dengan sigap Adrian berpindah tempat duduk yang semula dihadapan Yoana menjadi bersampingan. Adrian segera menepuk punggung Yoana, laki-laki itu terus melakukannya hingga batuk yang Yoana alami mereda. Lalu setelahnya diangsurkannya minuman milik Yoana.
"Thanks." Ucap Yoana masih dengan mengatur napasnya.
"Lo seperti belum makan beberapa hari, Na."
"Lebih tepatnya gue belum sarapan." Jelas Yoana setelah kembali meneguk lemonade nya.
Adrian mengerutkan dahinya, "Biasanya lo nggak pernah skip sarapan."
"Takut telat."
"Bangun kesiangan?"
"Hmm."
Adrian tiba-tiba menjentikkan jarinya didepan wajah Yoana, "Ah! Nonton drama dengan Leona kan pasti?"
Yoana menggeleng sebagai balasan.
"Then?"
"Ada lah. Lo nggak perlu tau. Cepat habiskan makanan lo! Atau gue tinggal."
"Ck! Iya, iya."
-
Part ini pendek dulu nggak apa-apa kan ya? Ehe. Part depan diusahakan lebih panjang kok.
By the way, selamat hari raya idul Adha bagi kalian yang merayakan. Gimana, masih kuat makan daging ga? Aku yakin sih, kalian udah pada kobam sate. Ya kan?😏😏
Info update atau spoiler cek,
ig: _raawwrr.rr

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh La La Laa
General FictionGoddess series #1 ------------------------------ Please allow me Into your reality I'll approach you, so hold on to me.. Written in bahasa Start : Januari /26 /2021 End : Desember/14/2022