BAB 41

6.2K 544 23
                                    

"Ada urusan penting apa sampai-sampai lo datang menemui gue di kantor? Gue tau lo bukan orang yang punya banyak waktu apalagi hanya sekedar untuk mampir atau berkunjung seperti sekarang ini." Ujar Calvin dengan dahi terlipat, memperhatikan Dirga yang duduk di sofa yang terdapat di ruang kerjanya.

Tidak biasanya sahabatnya itu mau meluangkan waktu hanya untuk main ke tempat kerjanya. Mengingat Dirga ialah orang yang sangat sibuk. Bisa dibilang paling sibuk setelah Elang, si dokter muda kebanggaan keluarga Pradipta. Bahkan mengalahkan dirinya yang sepertinya masih memiliki waktu bersantai dari penatnya mengurus bertumpuk file dan menghadiri berbagai meeting, juga mengurus beberapa anak perusahaan, plus, CL's club yang papanya sengaja meminta Calvin untuk mengelolanya. 

Pasti ada suatu hal yang membawa laki-laki itu kemari.

"Gue membutuhkan bantuan lo untuk  mencarikan informasi tentang seseorang."  Dirga tetaplah Dirga, berbicara langsung ke intinya sudah menjadi ciri khasnya.

Calvin menyipitkan matanya, menatap penuh selidik wajah sahabatnya yang ia pikir otaknya sedang bermasalah.

"Sejak kapan lo suka memata-matai seseorang? Bukannya selama ini lo hanya tertarik mengurus strategi keuangan, membahas isu-isu keuangan global, mencari solusi untuk memecahkan permasalahan investasi, dan akhir-akhir ini tertarik dengan semua hal yang berhubungan dengan... Yoana?"

"Atau orang ini ada sangkut pautnya dengan Yoana?" Tambah Calvin, sambil menegakkan punggungnya yang semula bersandar pada punggung kursi.

Dirga menggelengkan kepalanya, "Orang ini sama sekali nggak ada hubungannya dengan Yoana."

"Karina. Gue pikir dulu pernah menceritakannya saat lo mengunjungi gue di Perancis."

Calvin menjentikkan jarinya, setelah beberapa saat sempat membiarkan otaknya untuk bernostalgia, "Oh! Ya, ya...gue ingat."

"Kenapa dengan Karina?"

"Teman gue melihat Karina di Singapura,"

"Ya, nggak ada yang aneh ataupun spesial dengan itu." Ujar Calvin berkomentar.

"Dengan seorang anak,"

"Anaknya? Gue belum menemukan sesuatu yang aneh."

"Berumur sekitar lima tahunan, dan Karina belum menikah."

"Uh..oh?" Calvin yang sudah menemukan kejanggalan pun menautkan kedua alisnya.

"Lo ...mengkhawatirkan kalau lo adalah ayah dari anak itu?"

Dirga menyugar kasar rambut hitam legamnya. Kenapa orang-orang selalu saja berpikiran kesana? Ia pikir, ia bukanlah laki-laki yang senakal itu. "Nggak, bukan itu masalahnya."

"Gue hanya ingin tau kabarnya setelah sekian lama. Lo tau, gue sudah menganggap dia seperti adik gue sendiri. Bayangkan aja kalau sesuatu terjadi pada Rea. Apa menurut lo gue harus diam saja?"

Calvin mengangguk-anggukkan kepalanya, "Okay, jadi lo ingin gue untuk...

"Hanya nomor telepon dan alamatnya. Itu sudah sangat membantu." Ujar Dirga memberitahu Calvin.

"Well, secepatnya akan gue sampaikan ke lo, kalau gue udah dapat informasinya."

"Thanks a lot, Vin."

Calvin terkekeh mendengarnya, "Ya, ya...tapi apa lo yakin ini nggak akan mengganggu hubungan lo dengan Yoana?"

Karina hanya temannya, apa Yoana akan mempermasalahkannya? Apa ia perlu menceritakan masalah ini pada Yoana terlebih dahulu?

Oh La La LaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang