Sambil melonggarkan dasinya, Dirga mengambil gelas, lalu menuangkan salah satu wine yang diambilnya dari dalam refrigerator.
Selagi tidak ada Audrea, pikirnya. Karena kalau sampai adik perempuannya itu tau, ia bisa mati di ceramahi habis-habisan olehnya. Bisa dalam semalam penuh adiknya itu akan menjabarkan berbagai istilah medis yang tidak terlalu Dirga pahami tentang berbagai penyakit yang akan timbul kalau ia terlalu sering mengonsumsi minuman seperti itu. Ditambah kalau Audrea sampai mengadu pada mamanya. Bisa semakin runyam masalahnya.
Ya, Dirga paham mengapa dua perempuan yang paling ia sayangi di dunia ini sangat mewanti-wanti nya agar selalu hidup sehat, tapi selama Dirga masih bisa mengontrol kebiasaannya itu, Dirga pastikan ia tidak apa-apa. Toh tidak setiap hari ia meminumnya.
Dirga meletakkan gelasnya keatas meja bar, pandangannya terarah pada gemerlap lampu malam yang berasal dari gedung-gedung tinggi yang terlihat dari balik jendela apartemennya.
Kejadian hari ini sungguh diluar ekspektasinya, ia tau kalau ia akan menghandle salah satu projek yang bekerjasama dengan perusahaan tempat Yoana bekerja, tapi ia tidak sampai terpikirkan kalau ia akan satu projek, bahkan dalam satu team yang sama dengan Yoana.
Awalnya ia sudah cukup senang hanya dengan mengetahui kalau ia yang akan menghandle projek itu- karena pikirnya, nantinya ia bisa lebih sering bertemu dengan Yoana. Namun ketika tau kalau ternyata ia diberikan kesempatan yang lebih dari itu, maka ia patut untuk bersyukur sekarang. Karena secara tidak langsung semesta seakan telah memberikannya jalan.
Benar kata Yoana, Jakarta semakin menyempit, atau bahkan dunia milik Dirga sekarang memang semakin menyempit. Dimana seolah hanya berisi Dirga dan Yoana didalamnya. Karena terlalu sering terjadi kebetulan-kebetulan yang mempertemukan mereka berdua akhir akhir ini.
Dirga menggelengkan kepalanya, apa-apaan pikirnya itu.
Hingga akhirnya suara dering dari ponselnya berhasil mengambil alih seluruh atensinya.
Dirga menautkan kedua alisnya, lalu dengan segera menerima panggilan pada dering ketiga.
"Halo-
"Gue dengar lo balik lagi ke Jakarta, dan satu projek dengan Yoana. Apa gue nggak salah dengar?" Dirga mendengus, apa sepenting itukah pertanyaan itu bagi seorang Calvin, sampai tidak membiarkan dirinya menyelesaikan kalimat pembuka telepon terlebih dahulu?
"Apa lo serius menelfon karena hanya ingin menanyakan hal itu ke gue?"
"Ya! Karena gue adalah orang pertama yang menjadi pendukung lo untuk mendekati Yoana, dude."
Oh, oke?
"Dan gue terlalu gemas sendiri dengan pergerakan lo yang lambat itu."
Lambat? Ah! Ia lupa, tentu saja menurut seorang Calvin pergerakannya ini dinilai terlalu lambat. Karena Dirga memanglah berbeda dari laki-laki bermarga Hutama itu. Kalau Calvin adalah tipe yang agresif, maka Dirga adalah tipe yang perlahan namun selalu tepat sasaran.
"Lo pikir Yoana nggak akan kabur kalau gue bergerak se agresif lo?"
Bisa Dirga dengar kekehan kecil dari Calvin disana, "Halah! dulu aja lo bisa langsung sewa hotel."
Dirga mendelik, walaupun Calvin tidak bisa melihatnya, "Kolor sialan! Gue bukan lo ya!"
"Ya..ya..ya. Oh! Atau jangan-jangan lo ikut andil bagian dalam rencana agar lo bisa satu projek dengan Yoana? Let say, Is it your first move eh?"
Jabatan Dirga memang bisa dibilang lumayan tinggi, namun untuk masalah seperti yang Calvin ucapkan, Dirga tidak ingin ikut campur, "Nope. Ini sama sekali diluar perkiraan gue."
"Jadi pure ketidaksengajaan?"
"Ya." Balas Dirga sembari satu tangannya memutar-mutar gelas yang masih terisi wine setengahnya.
"I thought that was your plan."
Dirga menyugar rambutnya, "Honestly, I don't have any plan, for now. I thought she not into me? Or it's just my thought. I don't know."
"Lo menyerah hanya karena hal seperti itu?" Ujar Calvin yang Dirga dengar lebih seperti ejekan.
"Gue nggak pernah mengatakan kalau gue menyerah."
"But it's sounds like that."
Dirga meneguk sisa winenya, "Wanna hear an idea?" Tanya Calvin.
"What's that?"
-
Info update atau spoiler cek,
ig: _raawwrr.rr

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh La La Laa
Fiksi UmumGoddess series #1 ------------------------------ Please allow me Into your reality I'll approach you, so hold on to me.. Written in bahasa Start : Januari /26 /2021 End : Desember/14/2022