BAB 49

5.2K 513 25
                                    

Memangnya ada ya orang yang tidak menyukai seorang Dirga?

Sosok sempurna yang di idamkan banyak perempuan untuk di jadikan kekasih, atau bahkan menjadi pendamping hidup.

Tipikal menantu laki-laki yang sudah pasti disukai oleh para Ibu mertua.

Laki-laki yang enak diajak mengobrol di pagi hari dengan ditemani secangkir kopi. Membahas mulai dari isu politik terhangat yang sedang naik daun, tentang hasil pertandingan sepakbola antar klub favorit yang usai berlaga dini hari tadi, hingga pembahasan santai antara menantu laki-laki dengan ayah mertua seperti pada umumnya.

Juga, sosok laki-laki yang nantinya berpotensi menjadi ayah terbaik untuk anaknya kelak.

Yoana akui, Dirga ialah tipikal laki-laki yang tidak bisa ia hiraukan begitu saja. Mengabaikan seorang Dirga itu bagaikan seperti berpura-pura tidak melihat keberadaan seekor gajah yang ada di depan mata. Mustahil, kecuali kalau Yoana buta. Oh atau bahkan jika Yoana buta sekali pun ia masih tetap tidak akan bisa menolak pesona seorang Dirga.

Percayalah, hanya dengan mendengar suaranya saja, laki-laki bernama lengkap Audirga Iqbla Diprasetya itu masih akan tetap bisa meluluhkan hati semua orang. Terutama para kaum hawa.

Pernah dengar istilah yang mengatakan kalau kelemahan perempuan itu ada di telinganya kan?

Ya, seperti itulah.

Intinya dimana pun Dirga berada, laki-laki itu akan selalu bisa mengambil hati semua orang.

Seperti sekarang ini misalnya, Dirga terlihat sama sekali tidak kesulitan saat berbincang dengan papa juga ibunya. Laki-laki itu langsung bisa mengakrabkan diri dengan mereka. Terutama papanya. Dua laki-laki itu nampak seperti seorang anak yang tengah mengobrol dengan Papanya. Yoana saja yang tidak lain anaknya sendiri masih belum bisa seakrab itu dengan sang papa.

Yoana tersenyum. Pantaskah dirinya dengan sosok laki-laki se sempurna itu?

"Ibu kira kamu kemana, ditunggu dari tadi tapi nggak balik-balik. Ternyata sedang disini to?" Ujar Ibunya yang baru saja datang menghampirinya.

Yoana tersenyum, "Tadi habis angkat telpon dari Adrian sebentar. Dia menitip salam untuk Ibu dan Papa. Meminta maaf juga karena nggak bisa datang kesini karena ada jadwal manggung."

Ibunya mengangguk, "Waalaikumsalam, bilang juga ke Adrian kalau nggak perlu meminta maaf. Ibu maklum sesibuk apa Adrian sama bandnya itu."

"Ibu kira dia sudah berhenti ikut yang begituan. Ternyata masih suka ngeband sampai sekarang, ya?" Ibu Yoana menggelengkan kepalanya heran, "Ingatkan Adrian untuk fokus mencari pasangan juga, jangan sampai kelupaan karena kesibukannya itu."

Yoana terkekeh, "Sepertinya percuma kalau Yoana yang ngasih tau. Mamanya Adrian aja sampai angkat tangan mengingatkan perihal mencari jodoh ke Adrian."

"Ibu mau ambil minum juga?" Tanya Yoana pada ibunya, mengingat ibunya tidak mungkin kesini hanya untuk menghampirinya saja.

"Iya."

"Ngomong-ngomong, Dirga itu benar putranya Hera?"

Yoana mengangguk setelah meneguk minumannya, "Tante Hera teman Ibu dulu kan?"

"Nggak hanya teman, kami bersahabat." Ditolehnya putrinya yang sedang mengamati suami dan juga putra dari sahabatnya yang tengah mengobrol itu.

"He is a nice guy."

Yoana membalas tatapan mata ibunya, lalu tersenyum, "Ya, he is."

"Papamu juga sepertinya menyukai Dirga. Pembawaannya sangat sopan dan asik. Begitu tadi kata Papamu."

Oh La La LaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang