BAB 29

7K 677 25
                                    

"Gimana, Lang?"

Elang kembali mengalungkan stetoskopnya, lalu berbalik menatap Yoana yang ikut menyusul Elang juga Dirga ke kamar usai mengurus masakannya di dapur. Ya, Dirga sudah dipindahkan ke kamar oleh Elang. Karena kalau Yoana tidak mungkin sanggup memindahkan Dirga ke kamar seorang diri.

"Biasa, kalau kebiasaan buruknya kumat lagi ya gini."

Yoana mengerutkan dahinya tidak mengerti, dan Elang menyadari itu, "Dirga itu kalau minum kopi suka keterlaluan. Sekali minum americano bisa lebih dari tiga shot."

Yoana membelalak, "Dan dugaan gue, akhir-akhir ini Dirga minum kopi sehari bisa lebih dari 3 kali." Tambahnya.

"Dia lagi hectic. Setahu gue, pulang liburan Minggu lalu, Seninnya ternyata dia ada kerjaan di Sydney. Balik dari sana pergi lagi ke Bandung. Dan baru balik hari ini." Dan Yoana baru tahu itu. Pantas saja hari Rabu lalu yang menjadi perwakilan dari BCG bukan Dirga, melainkan orang lain.

"Gue nggak apa-apa." Ujar Dirga tiba-tiba dengan mata yang masih terpejam.

Lalu tak lama, matanya terbuka perlahan, memperlihatkan sorot sayu yang langsung bertabrakan dengan obsidian milik Yoana.

"Nggak apa-apa apanya. Untung lambung lo nggak meledak." Sahut Elang

"By the way, thanks Lang."

Elang mengangguk, "Mau dibawa kerumah sakit aja?"

"Nggak perlu. Dengan lo menawarkan gue untuk ke rumah sakit atau nggak, itu berarti menurut lo gue nggak separah itu kan?"

"Hmm. Dan denger lo bisa ngomong panjang lebar seperti tadi, itu berarti lo sudah mendingan." Balas Elang tak mau kalah.

Dan ini kali pertama Yoana melihat seorang Elang terkekeh hingga sudut matanya tertarik.

"Karena sudah ada Yoana disini. Sepertinya lebih baik gue balik." Ujar Elang sembari merapikan alat-alatnya kembali dan setelahnya menaruh beberapa obat di atas nakas samping tempat tidur Dirga, "Ini jangan lupa lo minum."

"Bukan obat jantung kan?" Mengingat sebenarnya Elang merupakan seorang dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskular. Tapi bagaimana bisa Ia mendiagnosa tentang kondisi Dirga saat ini? Well, orang selain dokter pun bisa mendiagnosa apa yang terjadi pada Dirga, dari gejala yang terjadi pun sudah terlihat jelas. Apalagi bagi Elang yang bukan sehari dua hari mengenal sosok Dirga. Sahabatnya itu tidak sekali dua kali mengalami hal seperti ini sebelumnya.

"Lo mau?"

"Boleh, jantung gue berdebar nggak normal sejak tadi."

Elang berdecak dengan sudut matanya melirik Yoana, mengikuti kemana arah pandangan Dirga mengarah.

"So cringe."

"Tapi menurut gue besok lo tetap harus ke dokter." Ujar Elang lagi.

Dirga mengangguk, "Iya, dokter."

"Dir, Na, gue langsung balik ya." Pamit Elang akhirnya pada Dirga juga Yoana yang sedari tadi hanya diam menyimak pembicaraan antara dua sahabat itu.

"Gue antar kedepan." Putus Yoana setelah meminta izin pada Dirga dengan tatapannya yang dibalas senyuman oleh Dirga.

"Lo menginap di sini kan?" Tanya Elang tiba-tiba.

"Eh? Ehm..belum tau."

Ah, iya juga. Mana mungkin Yoana meninggalkan Dirga dalam keadaan seperti itu seorang diri.

Elang menghentikan langkahnya, "Atau biar Dirga gue bawa ketempat gue aja?"

"Sekalian supaya gue bisa pantau kondisinya." Tambahnya lagi.

Terdengar masuk akal, tapi melihat Elang yang terlihat sangat kelelahan saat ini, yang terjadi bukan hanya Dirga saja yang sakit tapi Elang juga akan ikut jatuh sakit. Ya, walaupun Elang adalah seorang dokter, yang tau pasti bagaimana menghandlenya. Tapi tetap saja, dokter juga manusia. Bisa sakit kalau kelelahan.

"Nggak usah, besok gue masuk siang. Jadi sepertinya nggak apa-apa kalau gue menginap disini."

"Itupun, kalau Dirga mengizinkan gue." Sambungan Yoana pelan.

Elang tersenyum tipis, "He would. Nggak ada alasan buat dia nggak mengizinkan lo."

"Oke, gue balik dulu. Kalau ada apa-apa hubungi gue aja." Ujar Elang setibanya diluar unit apartemen Dirga.

"Iya."

"Oh, tentang Calvin.." Elang menjeda kalimatnya, dilihatnya Emporio Armani di pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan  pukul setengah sebelas malam. "Gue nggak yakin dia bakalan kesini. Mungkin besok pagi."

"Ya, gue paham. Dia juga pasti butuh istirahat."

Elang mengangguk, "Well, gue duluan, Na."

"Safe drive, Lang." Yang dibalas Elang dengan anggukan kecil.

Sebelum kembali menemui Dirga, Yoana menyiapkan bubur juga air putih untuk Dirga terlebih dahulu. Setelah dirasa semuanya  sudah siap Ia segera membawanya menuju kamar Dirga.

Saat tiba di depan kamar Dirga, Yoana mengetuk pintunya yang tertutup. Hingga terdengar suara Dirga yang mempersilahkannya masuk.

"Makan ini dulu ya, sebelum lo minum obatnya." Dirga perlahan bangkit dari tidurnya, bersandar pada sandaran tempat tidur.

Yoana ikut mendudukkan dirinya di samping tempat tidur Dirga, karena dikamar Dirga tidak terdapat kursi. Ruang kerja Dirga berada terpisah dari kamarnya.

"Mau gue suapi?" Tawar Yoana.

Dirga menatap Yoana sedikit ragu, "Lo nggak keberatan?"

Yoana terkekeh kecil, "Nggak, sendoknya enteng." Dan hal tersebut berhasil membuat Dirga ikut terkekeh.

Cukup lama keduanya dilanda keheningan, hingga akhirnya bubur dalam mangkuk yang Yoana bawa sudah berhasil Dirga habiskan dengan susah payah. Dirga pun kembali membuka suaranya setelah meneguk air putih untuk menelan obatnya.

"Makasih ya, Na."

Yoana mengangguk, "Lo boleh bilang makasih kalau lo sudah sembuh."

"Gue sudah lebih baik. Berkat lo."

"Baguslah. Tapi lain kali jangan sampai seperti ini lagi." Yang Yoana maksud adalah kebiasaan buruk Dirga, "you drink triple americano three times a day, are you insane?"

Dirga terkekeh, "Gue belum ada apa-apanya dibandingkan Naka."

"Naka?"

"Sepupu gue, lain kali gue kenalkan. Dia bisa lebih dari tujuh shot. Dia minum itu hampir setiap hari. Dan nggak pernah terjadi apa-apa."

Yoana mendengus, "Jangan bandingkan lo dengan orang lain, yang tau batas akan diri lo, ya, lo sendiri."

"Yes, ma'am. Lain kali nggak lagi."

"Terserah lo juga sih."

"Ouw, karena lo bilang lo sudah lebih baik, sepertinya gue sudah nggak dibutuhkan lagi disini." Tambah Yoana.

"Siapa yang bilang?"

"Gue."

Dirga mengangguk, "Oke, tapi...

Yoana menaikan sebelah alisnya, "Tapi apa?"

"Kalau gue meminta lo untuk tetap disini, apa lo bakal turutin?"

-

Info update atau spoiler cek,
ig: _raawwrr.rr

Oh La La LaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang