BAB 37

6.6K 581 22
                                    

Terdengar samar Dope lovers milik DPR Ian di telinga Dirga ketika baru saja memasuki club. Kelap-kelip lampu berwarna seketika membuat matanya menyipit.

Ramai, CL's club, club milik Calvin memang tidak pernah sepi pengunjung. Apalagi ditambah saat ini memang sedang diadakan party atas suksesnya peluncuran brand mode terbaru dari perusahaan Calvin.

Tamu yang datang pun kini di dominasi oleh para model juga staf. Dan diantaranya, seorang perempuan dengan silky dress berwarna hitam yang memperlihatkan punggungnya itu melangkah menghampirinya.

"You look more handsome than the last time I saw you, Dirga." Bisiknya sembari memberikan pelukan sapaan pada Dirga.

Dirga terkekeh, "Thanks. Also you, you're look so gorgeous tonight."

"Wanna dance?" Tanya perempuan yang Dirga kenal bernama Ariela, model yang sedang naik daun akhir-akhir ini. Juga diketahuinya sebagai salah satu mantan kekasih, atau hanya pengisi daftar panjang koleksi milik Nico. Entahlah, Nico dan dunianya.

"Maybe next time, Ariela. Gue sedang ada urusan dengan-

"Nico, right?" Tanya Ariela memotong kalimat Dirga.

"Ehm, yeah."

Model cantik kelahiran New York itu mengangguk, "Dia sudah di tempat biasa, sudut billiard favorite kalian."

"Oh, tadi lo sempat bertemu Nico?"

Ariela menyisir rambut dirty blonde nya itu dengan jemari, lalu tersenyum, "Di luar pekerjaan gue nggak akan mau lagi bertemu dengan sahabat brengsek lo yang...sialnya gue akui semakin hari semakin hot itu." ujar Ariela, kemudian meneguk tequila nya.

Dirga terkekeh, "Seorang Ariela Sophia gagal move on? Apa gue nggak salah dengar."

Ariela ikut terkekeh, "Fuck you, Dirga."

"I can't fuck myself. By the way, enjoy your party. Gue ke Nico dulu," pamitnya kemudian.

"Oh yea, salam buat Nico. Tell him that I hate him so much."

"Akan gue sampaikan ke Nico. And I really sure that he's really miss you too." Godanya.

Ariela berdecak, "Kalian nggak ada bedanya."

"I'll take it as a compliment. See ya, Ariela."

Sebelum menemui Nico, Dirga melangkahkan kakinya menuju bar terlebih dahulu, memesan satu kaleng soda, yang membuat Ramon mengerutkan dahinya keheranan.

"Lambung gue sedang butuh istirahat." Tutur Dirga menjelaskan tanpa diminta.

"Ah, jadi yang Calvin bilang kalau lo sakit itu memang benar?"

"Lo pikir gue bukan manusia."

Ramon terkekeh, "Bentar, Dir. Meskipun lo sahabatnya bos gue, tapi lo tetap harus mengantre."

"Hmm."

Sembari menunggu Ramon yang kini tengah menyiapkan pesanan, Dirga memutar kursi yang didudukinya menghadap dance floor. Namun tak lama kemudian seseorang menepuk pundaknya, membuat Dirga menolehkan kepalanya, lalu menautkan kedua alisnya saat melihat orang dihadapannya itu sangatlah tidak familiar. Laki-laki dengan postur tubuh yang mungkin sedikit lebih tinggi darinya, mengenakan topi, hoodie serta celana ripped jeans serba hitam juga sneakers.

"Jangan bilang lo nggak mengenali gue. Uh, dude, you're so rude. You hurt me."

"Adrian?"

Oh La La LaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang