“Sudah berapa lama?”
Yoana yang tengah memakai krim malamnya seketika mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan Leona yang menurutnya sedikit ambigu itu.
Apanya yang sudah berapa lama? Sudah berapa lama ia mengenakan krim malam dari salah satu brand ternama Korea Selatan yang memang baru-baru ini tengah dicobanya?
Diliriknya dari cermin di depannya sosok Leona yang juga sedang memperhatikannya penuh selidik sembari memeluk bantal pada dekapannya.
Akhir-akhir ini Leona suka sekali menanyakan hal random semacam ini padanya. Tidak peduli sebelumnya mereka tengah membahas apa. Seperti saat ini misalnya, padahal sebelumnya mereka baru saja membahas mengenai Leona yang merindukan profesi terdahulunya sebagai model. Namun tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba saja Leona menanyakan hal itu begitu saja.
“Apanya yang sudah berapa lama?”
“Hubungan lo dengan Dirga. Apa lagi?”
Yoana mendengus mendengarnya, melepaskan jepit rambut dan meletakkannya keatas meja, lalu ikut bergabung dengan Leona bersiap untuk tidur. Berniat ingin mengabaikannya saja.
Sekarang ia menyesal. Kenapa tadi ia tidak membiarkan sahabatnya itu satu kamar saja dengan bosnya, kalau akan seperti ini akhirnya ia lebih memilih untuk satu kamar dengan Audrea saja. Ya, adik perempuan Dirga itu juga ikut. Ia datang bersama dengan Rendi. Yoana dan bahkan sang kakak dari perempuan itu sendiri juga terkejut, saat melihat keberadaan adiknya itu di Villa milik keluarganya—ah,keluarga mereka berdua—bersama para sahabatnya. Dan mengatakan bahwa Rendi lah yang mengajaknya.
Oh! Dan jangan lupakan bagaimana reaksi para sahabat Dirga dan juga Audrea saat mengetahui Dirga membawa Yoana bersamanya. Mereka—kecuali Calvin dan Leoan yang memang sejak awal sudah tau, terlihat tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Yoana sendiri sampai merasa heran, memangnya seaneh itu kah ia datang bersama dengan Dirga?
“Lo diam-diam udah jadian ya dengan Dirga?”
Masih tetap ingin membahasnya ternyata?
Yoana akhirnya mengalah, mendudukan kembali tubuhnya dan memilih meladeni sifat sahabatnya yang satu ini. Yoana pernah bilang kan? Mengenai Leona yang sudah penasaran dengan suatu hal maka perempuan itu harus mendapatkan jawabannya saat itu juga. Dan alasan lain, karena Yoana tidak ingin Leona terus-terusan menerornya dengan hal tersebut. Maka dari itu lebih baik ia selesaikan sekarang saja.
“Tuduhan lo nggak berdasar.”
Leona mendelik tidak terima atas tuduhan dari sahabatnya itu, “Calvin sendiri yang bilang! Dia maksa gue buat ikut, karena dia bilang teman-temannya akan mengajak pacar mereka masing-masing. Dan dia mengajak gue karena dia nggak mau dijadikan bulan-bulanan sahabatnya.”
“Gue pengecualiannya berarti. Gue kesini hanya pure ingin berlibur, selagi ada teman. Kenapa nggak?”
Yoana memicingkan matanya, “Eh,by the way…apa lo sadar, dari penjelasan lo barusan, berarti secara tidak langsung lo mengakui lo itu pacar dari bos yang selama ini lo maki-maki setiap harinya eh?”
“Love hate relationship? karma atau apa?” Tambah Yoana lalu terkekeh karena dilihatnya ekspresi Leona yang tengah menahan kejengkelan sangatlah menghiburnya.
“Gosh! Gue di paksa. Di paksa.”
Yoana masih terkekeh, “Oke, gue percaya. Ancaman apa lagi kali ini?”
***
“Sialan kalian.”
Bolehkah ia bersyukur dan berbahagia diatas penderitaan sahabatnya sendiri saat ini? Itulah yang tengah Calvin juga Dirga pikirkan sekarang.
Beruntungnya mereka berdua yang berhasil membawa seseorang bersama mereka kali ini. Ah, tidak berdua, melainkan mereka berempat. Termasuk Nico yang akan menyusul besok pagi dengan membawa…,entahlah. Nico sendiri tidak mengatakan secara gamblang pada para sahabatnya itu akan membawa siapa. Laki-laki itu hanya mengatakan tidak datang seorang diri. Hingga menyisakan Elang seorang diri yang tidak mengajak seseorang bersamanya.
“Kenapa lo nggak mengajak si penguntit itu?” tanya Calvin setelah menyesap wine nya.
“Penguntit?” tuntut Rendi.
Sedang yang bersangkutan mengendikan bahunya, meneguk sodanya lalu selanjutnya baru menanggapi pertanyaan Calvin yang ditujukan untuknya, “Orang itu akan semakin besar kepala.”
Dirga mencibir, “Kemarin bahkan lo mengakui kalau dia kekasih lo di depan media.” Ujar Dirga dengan sengaja menekan kata ‘kekasih lo’ dalam kalimatnya.
Ternyata membully sahabat sendiri itu menyenangkan juga. Pantas saja mereka sangat senang membullynya, pikir Dirga.
“Oh, jadi itu penyebabnya.” Ujar Rendi yang akhirnya mengerti apa yang saat ini tengah mereka perbincangkan.
“Penyebab?”
“She didn’t tell you anything?” Dirga mengerutkan dahinya, cukup lama. Hingga akhirnya ia paham siapa ‘dia’ yang Rendi maksud.
“Belum. Gue juga ngga mau ikut campur.”
“Damn dude! Ada apalagi nih?” tanya Calvin yang merasa tidak adil, karena sepertinya dia sendiri yang tidak mengetahui masalah apa yang Dirga dan Rendi perbincangkan.
Atau mungkin tidak,
Karena dilihatnya Elang yang sedari tadi ternyata juga sama seperti dirinya, hanya menautkan kedua alisnya sembari menyimak perbincangan dua sahabat mereka itu.
Oh, sepertinya Elang juga tidak tau?
Malam semakin larut, dan sepertinya perbincangkan empat sahabat itu belum menunjukkan tanda akan selesai. Mereka semakin asik dengan dunianya. Calvin juga sudah mulai mengeluarkan sekotak rokok andalannya. Pertanda perbincangan mereka baru saja memasuki intinya. Gelak tawa, umpatan dan makian tidak bisa terelakkan. Untung saja mereka memilih untuk berbincang di luar, karena mereka tau akan seperti ini akhirnya. Apabila mereka memilih berbincang diruang tengah mungkin mereka akan menganggu para perempuan yang tengah beristirahat.
“Gimana ceritanya Ana bisa datang dengan lo?” tanya Rendi.
“Ah, iya. Mind to explain?” timpal Calvin.
“Nggak lo paksa seperti Calvin kan?” Elang melirik Calvin yang tepat berada diseberangnya.
“Jnck! Kenapa gue?!”
Dirga menggeleng, “Nggak lah. Gue hanya menawarkan berlibur bersama. Dan secara tidak terduga dia mau.”
“Ajak ke rumah nyokap bokap lo sekalian aja. Bilang lo datang membawa calon menantu.”
“Kebanyakan omong. Lo aja sana duluan, nanti gue menyusul.” Ujarnya mencibir Calvin.
“Besok ganti plan aja gimana? Tinju aja kita. Gatel tangan gue. Sialan!”
-
Info update atau spoiler cek,
ig: _raawwrr.rr
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh La La Laa
General FictionGoddess series #1 ------------------------------ Please allow me Into your reality I'll approach you, so hold on to me.. Written in bahasa Start : Januari /26 /2021 End : Desember/14/2022