BAB 11

8.9K 808 21
                                    

"Selamat bergabung dalam projek baru kali ini Pak Audirga."

Dirga mengangguk, menjabat tangan salah satu petinggi dari perusahaan yang baru saja menjalin kerjasama dengan perusahaannya.

"Ya, terimakasih."

Dirga kemudian segera mengalihkan perhatian pada seorang perempuan yang berdiri tepat disebelah petinggi perusahaan tersebut, mengulurkan tangannya.

"We meet again, Yoana." Tak lupa melemparkan senyum terbaiknya.

Yoana terkekeh kecil kemudian menerima uluran tangan Dirga padanya, "Jakarta semakin menyempit." Guraunya.

"Already have a planning for lunch?" Tanya Dirga setelah dirasa ruang rapat sudah tampak sepi, hanya tinggal beberapa orang saja yang tak berbeda seperti Yoana dan Dirga sekarang—tengah berbincang.

Yoana menolehkan wajahnya pada Dirga, setelah memasukan iPad nya kedalam tas. Mendapati laki-laki itu yang kini berdiri di belakangnya, dengan satu tangannya menenteng tas laptopnya.

Yoana meringis tidak enak hati, "Maaf, gue udah ada janji dengan Adrian."

Dirga mengangguk paham, "Oke, maybe next time?"

Yoana mengangguk, "Ya." Kemudian keduanya berjalan bersisian menuju lift, dengan Yoana yang sesekali membalas sapaan dari orang-orang yang berpapasan dengannya.

"Gue nggak menyangka kalau lo yang bakal mewakili BCG." Ujar Yoana setelah masuk kedalam lift.

"Gue juga nggak menyangka kalau ternyata bakal bekerja sama dengan team lo." Ujar Dirga setelah menekan tombol lift lantai yang akan ditujunya juga Yoana.

Dirga tersenyum, semesta seolah sedang memihak dirinya. Bahkan lift pun hanya ada mereka berdua didalamnya. Bukankah itu pertanda bahwa Yoana dan Dirga memang sudah di takdirkan berjodoh?

"By the way, anggota tim gue yang perempuan terpesona dengan lo." Ungkap Yoana pada Dirga. Karena memang selama rapat berlangsung, anggota timnya, terkhususnya yang perempuan tidak pernah berhenti melontarkan pujiannya pada seorang Dirga saat laki-laki itu tengah mempresentasikan materi, yang katanya sudah seperti visual nyata seorang CEO dalam novel-novel.

Sangat tampan, cerdas, berkarisma, memiliki proporsi tubuh yang bagus, bahkan suaranya sangat manly. Seperti tidak memiliki kekurangan sama sekali. Ya, kurang lebih seperti itulah ucapan rekan satu timnya.

Tidak hanya yang perempuan, bahkan yang laki-laki pun merasa cemburu dengan apa yang ada pada diri Dirga. Kata mereka, Dirga adalah gambaran sempurna dari istilah idaman para wanita dan para ibu mertua.

Dirga menaikkan sebelah alisnya, "Oh, iyakah?"

Yoana mengangguk, "Siapa perempuan yang nggak terpesona dengan pesona seorang Audirga? Pasti nggak ada. Ya kan?"

Dirga mencebikkan bibirnya, "Nggak semuanya Yoana. Ada seseorang yang bahkan nggak bereaksi apapun padahal dengan terang-terangan gue menunjukkan rasa tertarik gue pada seseorang itu." Ujar Dirga sembari melirik Yoana dari ekor matanya. Berniat menyindirnya.

"Woah! Really?"

"Ya." Dirga tersenyum, ia gemas sendiri melihat ekspresi Yoana yang setiap kali tertawa membuat mata rusanya menjadi menyipit.

"Bagaimana dengan lo?"

"Apanya?"

"Apakah seorang Yoana juga terpesona dengan pesona seorang Audirga?" Tanyanya dengan sedikit mencondongkan wajahnya pada Yoana. Bukan bermaksud menggodanya, Dirga hanya senang melihat semburat merah pada pipi Yoana dengan lebih dekat.

Yoana tidak menghindar, ia hanya menaikkan sebelah alisnya, lalu tersenyum miring, "Bukan Yoana kalau ia terpesona pada laki-laki yang sudah memiliki kekasih,  Mr. Audirga Iqbal Diprasetya." Katanya dan kemudian mengalihkan pandangannya dari Dirga, sedangkan laki-laki disebelahnya itu tengah menautkan kedua alisnya, bingung.

"Kekasih? Siapa?"

"Audrea. She is your girlfriend, right?"

"Yoana," panggil Dirga yang seketika membuat perempuan itu kembali menolehkan wajahnya pada Dirga. Menaikkan kedua alisnya meminta Dirga untuk melanjutkan kalimatnya.

Ting!

"Yoana! Over here!" Seru seseorang sesaat ketika pintu lift baru saja terbuka.

Yoana dan Dirga sontak menoleh kearah sumber suara. Disana, seorang Adrian yang tengah berdiri tak jauh dari lift. Seperti baru akan menghubungi seseorang, namun ketika melihat kehadiran Yoana, laki-laki itu segera menyimpan kembali ponselnya kedalam kantong celananya. Mungkin Adrian baru akan menghubungi Yoana, menanyakan keberadaan perempuan itu. Namun tidak jadi, karena perempuan itu sudah menampakkan dirinya.

"Uhm,Ga. Gue duluan ya." Pamit Yoana yang dibalas Dirga dengan anggukan.

"Ya, enjoy your lunch."

"You too,"

Dirga melunturkan senyumnya ketika sudah tidak terlihat lagi punggung Yoana.

Kemudian mendengus sebal, kenapa selalu saja lift mengacaukan segalanya. Ingatkan Dirga untuk menghindari lift mulai detik ini. Kalau tidak ingin momen-momen bersama Yoana akan kembali kacau seperti tadi atau seperti saat pertama kali mereka bertemu.

-

Satu projek ternyata, hm😏




Info update atau spoiler cek,
ig: _raawwrr.rr

Oh La La LaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang