Goddess series #1
------------------------------
Please allow me
Into your reality
I'll approach you, so hold on to me..
Written in bahasa
Start : Januari /26 /2021
End : Desember/14/2022
Yoana sontak menolehkan wajahnya, dan mendelik tajam pada seseorang yang dengan kurang ajarnya memanggilnya seperti itu saat ia tengah berbincang dengan salah satu atasannya usai melakukan meeting. Membahas mengenai meeting yang dilakukan beberapa hari yang lalu ketika bertugas di luar kantor.
Meeting memang seharusnya telah selesai. Namun dikarenakan sang atasan yang ingin membicarakan suatu hal dengannya. Jadilah tinggal ia dan sang atasan yang masih ada disana. Dan mungkin karena memang sudah seharusnya jam makan siang. Jadi Adrian pikir mungkin hanya tinggal Yoana seorang diri di ruang rapat-hafal dengan kebiasaan Yoana yang biasa keluar di akhir. Jadilah laki-laki itu bertingkah laku seperti tadi.
"Diam disitu. Atau nggak jadi lunch bareng." Ancam Yoana tanpa suara pada Adrian yang masih berdiri di depan pintu masuk, dan berhasil. Karena laki-laki itu kini mengangguk dan mengangkat kedua tangannya tanda menyerah, lalu menyingkir dan melangkah menjauh dari pintu dengan sangat pelan. Entahlah kemana perginya laki-laki itu.
Untung saja posisi duduk atasannya itu membelakangi pintu, dan kebetulan sekali beliau juga tengah menunduk membaca print out laporan. Jadi amanlah semuanya. Semoga saja atasannya itu mengira suara Adrian tadi berasal dari luar ruangan, dan juga menganggap kalau panggilan itu bukan ditujukan untuk dirinya. Ya, semoga saja begitu. Batin Yoana lega. Dan tanpa sadar menghela nafasnya.
"Oke. Kalau begitu meeting selanjutnya akan kita bahas saat bersama dengan tim dari BCG Minggu depan saja. Sekalian kita tanyakan bagaimana baiknya." Ujar atasannya sembari mengembalikan print out laporan yang telah selesai dibacanya kepada Yoana.
"Kalau begitu saya pamit lebih dahulu, Yoana. Selamat siang." Pamitnya.
Yoana ikut berdiri lalu membungkukkan badannya sopan, "Ya, selamat siang, Bu."
Tak lama kemudian muncullah Adrian sembari membawa tentengan kantung plastik berisi..., "Nasi Padang pesanan lo sudah datang." Ujarnya dengan senyuman lebarnya.
Sebegitu senangnya seorang Adrian karena akhirnya bisa makan siang bersama dengannya lagi setelah sekian lama?
Sebenarnya tidak lama juga, baru beberapa Minggu saja. Tapi memang pada dasarnya Adrian orang yang suka melebih-lebihkan suatu hal. Jadilah terkesan sangat lama.
"Makan di pantry aja yuk!" Sahut Yoana setelah membenahi barang-barangnya.
"Oh, oke deh. Kebetulan tadi pantry lagi sepi."
"Na?" Panggil Adrian setelah meneguk air minumnya hingga tandas.
"Hmm," jawab Yoana sekenanya, karena masih dalam upaya menghabiskan seporsi nasi padang dengan lauk rendang daging kesukaannya.
"Gue mau pamer."
Yoana menautkan kedua alisnya, "Pamer apa? Pacar baru? Kalo iya gue ikut senang. Bearti usaha Mama lo selama ini nggak sia-sia."
Adrian berdecak, "Nggak usah mengejek gue terus. Setelah pulang dari rumah sakit, Mama gue udah nggak berminat untuk menjodoh-jodohkan gue dengan anak temannya lagi."
"Oh, kenapa?"
"Nggak tau. Dapat pencerahan dari seseorang mungkin."
"Baguslah. Gue nggak perlu mendengar curhatan lo tentang blind date lo itu lagi." Balas Yoana dengan kekehan kecil, kemudian bangkit dari duduknya untuk membuang bungkus bekas nasi padangnya ketempat sampah. Lalu melangkah kearah dispenser untuk mengisi gelasnya dengan air minum.
"Jadi lo sebenarnya mau pamer apa?" Tanyanya sembari mengamati Adrian yang sedari tadi bersandar pada meja memperhatikan gerak-geriknya-menunggunya menghabiskan air minumnya.
"Gue kemarin mengobrol dengan Dirga."
Yoana mengerutkan dahinya, "Ya, terus?"
"Gue bilang ke dia, kalau gara-gara dia gue jadi nggak pernah lunch lagi dengan lo."
Satu pukulan seketika mendarat pada lengan Adrian. Walaupun ia tau itu hanyalah gurauan Adrian saja. "Heh! Jangan asal menuduh orang."
"Kenyataannya begitu." Balas Adrian tanpa merasa bersalah.
"Gue lunch dengan Dirga baru sekali-
"Iya lunch nya sekali. Terus dinner di pembukaan restorannya Calvin sekali. Diantar pulang sekali. Dan sekali apa lagi yang lo lakukan dengan Dirga, Na?" Tanya Adrian yang tiba-tiba memotong kalimatnya.
Yoana sempat terdiam sejenak. Sedikit terkejut dengan apa yang diucapkan oleh Adrian padanya. Mencerna sedang dalam mode apa laki-laki itu saat ini. Seriuskah, atau tengah bercanda?
Namun sesaat kemudian ia tidak dapat menehan kekehan gelinya, "I smell some jealousy here. Are you?"
"What if I say yes."
"Kenapa lo harus cemburu?"
"Listen! Harusnya Dirga yang cemburu dengan lo. Karena lo yang lebih dulu mengenal gue. Lo yang lebih dulu dekat dengan gue. Bukankah lo harusnya merasa spesial dengan itu?" Tanya Yoana sembari menaikkan sebelah alisnya.
Adrian tidak berniat menjawabnya, ia merasa ia telah salah mengambil moment membahas ini sekarang. Disaat Yoana masih sepenuhnya beku. Perempuan itu belum menyadari tentang akan kemana perasaannya. Yang artinya percuma saja.
Apalagi belum tentu juga kalau Yoana menyukai Dirga kan? Siapa tau hanya laki-laki itu saja yang menyukai sahabatnya ini. Sedangkan Yoana sendiri, entahlah. Hanya Tuhan dan Yoana yang tau.
"Ya, gue merasa spesial."
Yoana mengangguk, "Lo sih ada ada aja. Seperti anak kecil yang merajuk karena temannya memiliki teman baru."
Adrian mendengus, "Ya, terus aja ejek gue terus."
- Heyyo!! Mau ngasih tau aja yang kemarin aku mau bikin cerita dengan cast NCT udah aku publish ya. Akhirnya aku milih genre survive/adventure, science fiction, fantasi dan lil bit romance-so itu pasti. Jadi leggo!! Let's check this out!! Ada Yoona dan Sehun juga disana, Mingyu, and many more.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.