BAB 13

9.1K 726 2
                                    

"Ck!"

Yoana seketika mengalihkan perhatiannya pada Leona yang baru saja berdecak di sebelahnya—yang sedari tadi sibuk bermain game dengan ponselnya. Mungkin Leona kalah saat bermain game, hingga membuat wajahnya tertekuk setelah melemparkan ponselnya dengan asal, yang untungnya tidak jatuh ke lantai.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Nggak apa-apa. Biasa, kalah main game." Keluh Leona, lalu mengambil bantal dan meletakkannya di pangkuannya.

Sebenarnya Yoana tidak terlalu percaya, tapi ia tetap mengangguk, dan kembali memfokuskan diri pada bacaannya.

Membuka lembar demi lembar buku yang dibacanya, namun fokusnya tiba-tiba terpecah ketika Leona bangun dari posisi duduknya, merangkak ke ujung tempat tidur— mengambil kembali ponsel yang tadi sempat di lemparnya. Mengetikkan sesuatu disana sembari menggumamkan "Oke," pelan dari bibirnya.

Diam-diam Yoana mengamati gerak-gerik sahabatnya itu. 

Leona bilang ia kesal karena kalah bermain game, tapi dari apa yang Yoana lihat, Leona lebih seperti tengah memikirkan suatu hal. Dan kesal karena lain hal.

Tidak setahun dua tahun Yoana mengenal Leona, maka dari itu ia sudah sangat hafal bagaimana tingkah laku dan kebiasaan dari seorang Leona ketika perempuan itu sedang berkata jujur atau malah yang sebaliknya. Dan Yoana yakin seratus persen kalau kali ini Leona tengah menyembunyikan sesuatu darinya.

Yoana mengendikan bahunya, biarkan saja, nanti lama-kelamaan juga Leona pasti akan bercerita sendiri.

"Besok lo ada acara nggak?" Tanya Leona setelah cukup lama terdiam, memikirkan bagaimana caranya agar Yoana mau ikut pergi dengannya ke suatu tempat besok malam.

"Nggak ada. Lo mau mengajak gue kemana?"

"Refreshing. Memangnya lo nggak capek apa setelah lima hari kerja,"

"Gue nggak mau kalau ide lo pergi ke klub." Ujar Yoana setelah menutup bukunya dan meletakkannya pada nakas samping tempat tidur.

Leona mendengus, "Kali ini nggak ke klub, beneran deh." Ujarnya dengan menunjukkan dua jarinya membentuk huruf v, "I swear!"

"Terus?"

"Besok juga lo bakalan tau." Jawab Leona.

Yoana memicingkan matanya, "Terakhir kali lo bilang gitu, lo tiba-tiba bawa gue ke klubnya Calvin. Gimana gue mau percaya,"

Leona meraih kedua tangan Yoana, menggoyang-goyangkannya dan tidak lupa menunjukkan puppy eyes—sebut saja Leona sedang bernegosiasi.

"Hidup mati gue ada di tangan lo. Jadi please, mau ya?"

Seberarti itu kah acara itu sampai-sampai Leona memohon kepadanya hingga seperti ini?

"Kemana dulu?" Tanya Yoana yang semakin dibuat penasaran.

"I'll give you some clue. Crowded, dress, party."

Yoana tertawa hambar, "Ha ha ha, nice clue, babe. Itu sudah jelas menunjukkan suasana klub." Ujarnya sembari menunjukkan ekspresi datarnya.

"Nggak. Gue nggak suka ke klub."

Leona lagi-lagi berdecak, "Lo jadi seperti Calvin kalau manggil gue 'babe'."

Menghembuskan nafasnya panjang, Leona menatap penuh harap pada Yoana, "Ayolah,"

"Nggak sebelum lo kasih tau lo mau ajak gue ke mana." Kekeuh Yoana.

"Oke fine!"

"Kita bakal ke restoran, dinner. Just it. Mau ya?" Ujar Leona kembali membujuk Yoana.

"Dinner? Lo dengan siapa? Dan gue bakal menjadi obat nyamuk lo, gitu?" Tanya Yoana sedikit tidak santai, "Big no! Lebih baik malam Minggu gue cukup di apartemen menonton film."

"Yak!! Lo rela gue di pecat hanya karena gagal membujuk lo?"

Yoana menolehkan wajahnya pada Leona, menaikkan sebelah alisnya, "Wah, ada rencana apa sebenarnya?" Kemungkinan besar dalang di balik semua ini adalah Calvin. Siapa lagi yang berani mengancam akan memecat Leona kalau bukan Calvin, secara Calvin adalah bos Leona.

"Ehm....hanya undangan makan malam biasa."

Makan malam?

Dalam rangka apa?

"Calvin ulang tahun?" Tebak Yoana yang dibalas gelengan kepala oleh Leona.

"Bukan."

"Perayaan anniv pernikahan orangtuanya?" Bisa jadi kan? Biasanya orang 'kaya' biasa merayakan hal-hal semacam itu.

"Nggak juga."

Yoana semakin menautkan kedua alisnya, hingga pemikiran out of the box melintas begitu saja di kepalanya, "An engagement party? Don't tell me that

Leona mendelik, "Jangan bilang, lo pikir itu acara gue dan Calvin?"

Yoana tersenyum dan mengangguk, "Siapa tau kan. Kalian diam-diam udah punya planning sejauh itu."

"Aish! Gimana kalau ternyata itu acara lo dengan that hot guy?"

Kenapa sampai ke sana sih? Batinnya.

"Maksud lo...Dirga?"

"Ya, siapa tau malah disana lo yang tiba-tiba dilamar?"

Yoana seketika melunturkan senyumnya, andai saja Leona tau yang sebenarnya. "Well, kalau gitu gue seribu persen nggak mau menerima ajakan makan malam biasa dari lo itu." Tolak Yoana dengan sengaja menekan kalimat makan malam biasa yang Leona sampaikan.

"Hey! Kidding. Lo pokoknya harus mau. No debat!" Putus Leona final.

-

Sebenernya Leona mau ajak Yoana kemana? Ada yang tau? Sampai dia ngotot banget pengen Yoana ikut.

Hihi iya tau ini udah masuk tanggal 15 ,dan artinya udah lewat dari yang semestinya, tapi beneran nggak sengaja huhu. Aku ketiduran pas mau up😭😭

By the way tadi oknum bapak Dirga yang sesungguhnya aka oh sehun live di ig sama si mansyur loh!! Untungnya sempet nonton karena belum tidur dan baru ketiduran setelah nonton itu.

Info update atau spoiler cek,ig: _raawwrr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Info update atau spoiler cek,
ig: _raawwrr.rr

Oh La La LaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang